Ibnu Tumart: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
menambahkan konten dan referensi
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Duanz (bicara | kontrib)
Baris 50:
 
Ibnu Tumart kemudian mendirikan [[Muwahhidun|Dinasti Muwahhidun]].<ref>{{Cite book|last=Zaghrut|first=Fathi|title=Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam: Runtuhnya Baghdad, Andalusia, Turki Utsmani dan Baitul Maqdis|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-979-6|editor-last=Artawijaya|pages=605|translator-last=Irham, M., dan Supar, M.|url-status=live}}</ref> Awalnya. Muwahhidun hanya didirikan sebagai gerakan reformasi keagamaan yang menentang pemikiran Dinasti Murabithun.<ref>{{Cite book|last=Subarman|first=Munir|date=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Kelahiran_Perkembangan_dan_Masa/4X6ODwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ibnu+Tumart&pg=PA218&printsec=frontcover|title=Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-280-205-1|pages=218|url-status=live}}</ref> Ia mendasarkan pendirian dinastinya pada literalisme Ibnu Hazm. Ia melakukan rekonstruksi terhadap pemikiran epistemologinya.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=96}} Dinasti Muwahhidun yang didirikan oleh Ibnu Tumart hanya mencakup wilayah Afrika Utara yang sebelumnya dikuasai oleh Dinasti Murabithun.<ref>{{Cite book|last=Qoyum, A., dkk.|date=2021|url=https://knks.go.id/storage/upload/1627876504-Sejarah%20Pemikiran%20Ekonomi%20Islam%2030072021.pdf|title=Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam|location=Jakarta|publisher=Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia|isbn=978-602-60042-8-4|pages=292|url-status=live}}</ref>  
 
Ad Dzahabi menulis dalam siyar alam an nubala :
 
"Alyasa’ bin Hazm berkata, “Ibnu Tumart menamakan kelompok Al Murabithun sebagai Al Mujassimun. Penduduk Magribi hanya beragama dengan menyucikan Allah dari sifat yang tidak wajib bagi-Nya, menetapkan sifat yang wajib bagi-Nya dan tidak membahas sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh akal.” Hingga Alyasa’ berkata, “Lalu Ibnu Tumart mengafirkan mereka kerana tidak tahu makna aradh (zat sifat) dan jauhar. Barangsiapa yang tidak tahu keduanya, maka dia tidak tahu antara makhluk dan Pencipta (Al Khaliq). Barangsiapa tidak hijrah dan berperang bersamanya, maka halal darahnya kerana marahnya Ibnu Tumart adalah kerana Allah.”
 
Pada 1125M, serangan Tentera Muwahhidun gagal daalam serangannya keatas Magribi. Kemudian pada tahun 1129M, dengan kekuatan 40,000 dibawakn panglima Abu Muhammad Al-Basyir Al-Wansyarisi, Kaum Asya’irah ini melancarkan perang yang disebut “Perang Buhairah”, tetapi mereka sekali lagi tewas.
 
Siri peperangan antara pemberontak dengan Kerajaan Murabitun berlanjutan sehinggalah pada tahun 1145 M menyaksikan jatuhnya Andalusia kepada kaum pemberontak ini. Selang beberapa tahun iaitu tepatnya pada 1147 M, seluruh kerajaan Murabitun tewas dan hancur. Dalam satu siri serangan Ibnu Tumart membunuh 70 ribu orang muslim yang tidak menjadi pengikut beliau.
 
== Pemikiran-pemikiran ==