Tigor Silaban: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k tanggal
Baris 12:
 
== Kehidupan awal ==
Tigor lahir di [[Kota Bogor|Bogor]] pada 1 April 1953. Ayahnya, [[Friedrich Silaban]], merupakan seorang arsitek terkenal yang mendesain [[Masjid Istiqlal]].<ref name="suara">{{Cite news|date=10 AugustAgustus 2021|title=Sang Pejuang Kesehatan Meninggal, 4 Janji Tulus dr Tigor Silaban Ini Bikin Haru|url=https://riau.suara.com/read/2021/08/10/114541/sang-pejuang-kesehatan-meninggal-4-janji-tulus-dr-tigor-silaban-ini-bikin-haru?page=all|work=suara.com|language=id|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref> Ia lulus dari [[Kolese Kanisius|Kolese Kanisius, Jakarta]]<ref>{{Cite news|date=7 AugustAgustus 2021|title=Sang Pejuang Kesehatan Warga Papua, Dokter Tigor Silaban Meninggal Dunia|url=https://papua.tribunnews.com/2021/08/07/sang-pejuang-kesehatan-warga-papua-dokter-tigor-silaban-meninggal-dunia|work=Tribun Papua|language=id-ID|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref> dan melanjutkan studinya di [[Universitas Indonesia|Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia]] (UI). Silaban belakangan mengaku ia hanya mendaftar di fakultas kedokteran karena permintaan ayahnya, dan sebenarnya ingin kuliah teknik. Meski enggan belajar kedokteran, ia berhasil lulus, dan karena itu ia menulis sumpah bahwa ia bekerja di wilayah pedalaman Indonesia yang jauh dari Jakarta, dan tidak bekerja sebagai dokter swasta.<ref name="legenda">{{Cite news|date=19 OctoberOktober 2015|title=Tigor Silaban: Legenda Dokter di Zona Merah Pedalaman Papua|url=https://www.suara.com/wawancara/2015/10/19/070000/tigor-silaban-legenda-dokter-di-zona-merah-pedalaman-papua|work=Suara.com|language=id|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref><ref name="kompas">{{Cite news|date=12 AugustAgustus 2021|title=Tigor Silaban, Dokter Legenda dari Tanah Papua, Janji pada Tuhan untuk Mengabdi di Pedalaman|url=https://regional.kompas.com/read/2021/08/13/060700578/tigor-silaban-dokter-legenda-dari-tanah-papua-janji-pada-tuhan-untuk|work=KOMPAS.com|language=id|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref>
 
== Karier ==
Dia mulai aktif di [[Papua]] pada tahun 1979, ketika setelah lulus dia ditugaskan di [[Pusat Kesehatan Masyarakat|puskesmas]] di [[Oksibil, Pegunungan Bintang|Oksibil]] yang saat itu termasuk wilayah [[Kabupaten Jayawijaya]]. Dia adalah satu-satunya dokter di Oksibil, dan dalam suatu wawancara dia memberikan anekdot ketika desas-desus tentang pembunuhannya hampir memicu perang suku.<ref name="legenda"/><ref name="jubi">{{Cite news|date=18 AugustAgustus 2021|title=Dokter Tigor Silaban, Dari Mapala UI Sampai Meninggal Di Papua|url=https://jubi.co.id/dokter-tigor-silaban-dari-mapala-ui-sampai-meninggal-di-papua/|work=Jubi|language=id|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref>
 
Karena lokasi kerjanya yang terpencil, bangunan puskesmas seringkali berupa hanya dibangun dari kayu sederhana dengan lantai tanah. Tigor mempersiapkan jaringan radio agar puskesmas yang tersebar dapat saling berkomunikasi.<ref name="suara"/> Meski ia merupakan [[dokter umum]], sedikitnya tenaga medis yang ada di Papua memaksanya untuk melakukan operasi yang seharusnya dilakukan dokter spesialis, karena dokter spesialis pada masa itu hanya ada di ibukota provinsi di [[Jayapura]].<ref>{{Cite news|last=Bhawono|first=Aryo|date=6 FebruaryFebruari 2018|title=Tigor Silaban, 'Dokter Barbar' di Wamena|url=https://news.detik.com/berita/d-3852519/tigor-silaban-dokter-barbar-di-wamena|work=detiknews|language=id-ID|access-date=11 AugustAgustus 2022}}</ref> Ia kemudian dijadikan [[Pamong praja|pegawai negeri]] formal dan dipindahtugaskan ke [[Wamena, Jayawijaya|Wamena]], dan ia menjabat kepala dinas kesehatan kabupaten hingga 1993. Belakangan, ia kembali ke UI studi S2 bidang [[kesehatan masyarakat]].<ref name="legenda"/>
 
Tigor kemudian ditunjuk menjadi kepala dinas kesehatan provinsi.<ref name="jubi"/> Ia mencetuskan layanan kesehatan paralel yang melatih staf non-medis seperti petugas gereja untuk menjalankan [[Kedokteran pencegahan|perawatan preventif]].<ref name="kompas"/> Ia juga membimbing dokter muda yang bekerja di Papua.<ref name="suara"/> Setelah pensiun sebagai pegawai negeri di tahun 2017, ia terus bekerja sebagai konsultan kesehatan masyarakat, dengan fokus sistem informasi perawatan kesehatan dan nutrisi anak.<ref name="legenda"/> Ia meninggal di RSUD Jayapura pada 6 Agustus 2021 karena [[Penyakit koronavirus 2019|COVID-19]].<ref name="kompas" /> Pada saat kematiannya, ia memiliki empat anak.<ref name="suara" />