Ova Emilia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Emsyarifuddin (bicara | kontrib)
k Referensi
Baris 45:
Ia maju sebagai calon Rektor Universitas Gadjah Mada periode 2022-2027 dengan dukungan dari beberapa rekan seperti beberapa dekan meskipun maju pada saat masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.<ref name=":5" />
 
Ia terpilih sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada periode 2022-2027 menggantikan Prof. Panut Mulyono dengan mengalahkan dua calon dari Fakultas Teknik yaitu Prof. Bambang Agus Kironoto dan Prof. Deendarlianto.<ref>{{Cite web|title=Profil Prof Ova Emilia Rektor Universitas Gadjah Mada - UGM|url=https://www.mediaipnu.or.id/2022/08/profil-prof-ova-emilia-rektor.html|website=MEDIA IPNU - Alternatif Pusat Publikasi|language=en-gb|access-date=2022-08-19}}</ref>
 
Salah satu program kerjanya adalah tidak ada mahasiswa yang putus kuliah akibat UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang tinggi, tidak ada kasus kekerasan seksual dalam lingkungan kampus, serta menghasilkan 1.500 ''brief policy'' yang dapat digunakan masyarakat umum sehingga Universitas Gadjah Mada tidak hanya menjadi kampus [[menara gading]] tetapi kampus yang berguna bagi masyarakat sekitar melalui penelitian atau riset yang hilirisasi ke inovasi serta menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa.<ref name=":5" /><ref>{{Cite news|last=Jogja|first=Tribun|date=2022-05-21|title=Sosok Ova Milia, Rektor Terpilih UGM, Targetkan 0 Mahasiswa Putus Kuliah Gara-gara UKT yang Tinggi|url=https://wow.tribunnews.com/2022/05/21/sosok-ova-milia-rektor-terpilih-ugm-targetkan-0-mahasiswa-putus-kuliah-gara-gara-ukt-yang-tinggi|work=Tribunnews|access-date=29 Mei 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Jadi Rektor UGM 2022-2027, Prof Ova Emilia : Tidak Pernah Kebayang, Saya Hanya Dosen Biasa|url=https://jogja.tribunnews.com/2022/05/20/jadi-rektor-ugm-2022-2027prof-ova-emilia-tidak-pernah-kebayang-saya-hanya-dosen-biasa?page=all}}</ref> Selain itu, Ia berkomitmen untuk memperkuat pendalaman dan penanaman jati diri UGM sebagai Universitas Pancasila, Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan di lingkungan internal serta menerapkannya di era modern.<ref name=":1" /><ref name=":5">{{Cite web|last=Media|first=Harian Jogja Digital|title=REKTOR UGM OVA EMILIA: Institusi pendidikan Harus Tetap Kritis, Bukan Manut Terus|url=https://news.harianjogja.com/read/2022/06/08/500/1103040/rektor-ugm-ova-emiliainstitusi-pendidikan-harus-tetap-kritis-bukan-manut-terus|website=Harianjogja.com|language=en|access-date=2022-06-28}}</ref>