Asmu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 8:
Pada akhir 1940-an dan awal 1950-an, bersama [[Sakirman]], Asmu memimpin [[Partai Buruh Indonesia]].<ref>{{cite book |last1=Hindley |first1=Donald |title=The Communist Party of Indonesia, 1951-1963 |date=1964 |publisher=University of California Press |location=Berkeley |isbn=9780520005617 |page=22}}</ref><ref>{{cite news |title=Stijgende spanning te Delanggoe |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMNIOD04:000095168:mpeg21:a0018 |work=Nieuwe courant |date=1948-07-15 |language=nl}}</ref> Pada waktu yang hampir bersamaan, setelah [[Peristiwa Madiun]], muncul generasi baru pemimpin-pemimpin muda yang naik pangkat dari Partai Komunis, dipimpin oleh [[D.N. Aidit]], dan Asmu menjadi anggota dari faksi pemimpin yang baru itu.<ref name="Van der Kroef 55" /> Asmu juga sempat terlibat dalam [[Front Demokrasi Rakyat]], sebuah koalisi kiri berumur pendek, sebagai wakil dari Laskar Boeroeh Indonesia.<ref>{{cite book |last1=Drooglever |first1=P. J. |last2=Schouten |first2=M. J. B. |title=Officiële bescheiden betreffende de Nederlands-Indonesische betrekkingen 1945-1950 |date=1988 |publisher=Nijhoff |isbn=978-90-6890-215-0 |page=366 |language=nl}}</ref> Pada tahun 1952 Asmu dan Subekti menjadi utusan PKI pada [[Kongres Partai Komunis Uni Soviet XIX]].<ref>{{cite journal |last1=Efimova |first1=Larisa M. |last2=McVey |first2=Ruth T. |title=Stalin and the New Program for the Communist Party of Indonesia |journal=Indonesia |date=2011 |issue=91 |pages=144 |doi=10.5728/indonesia.91.0131 |jstor=10.5728/indonesia.91.0131 |url=https://www.jstor.org/stable/10.5728/indonesia.91.0131 |issn=0019-7289}}</ref>
Pada pergantian tahun 1960-an, sebagai pakar pertanian PKI, ia prihatin bahwa kepemilikan tanah semakin terkonsentrasi di tangan yang semakin sedikit, dan menganjurkan nasionalisasi kepemilikan tanah asing dan menghapuskan hak-hak istimewa tanah yang diberikan kepada kepala desa.<ref name="Rakhmanto" /><ref>{{cite journal |last1=Van Der Kroef |first1=Justus M. |title=Peasant and Land Reform in Indonesian Communism |journal=Journal of Southeast Asian History |date=1963 |volume=4 |issue=1 |pages=62–6 |jstor=20067420 |url=https://www.jstor.org/stable/20067420 |issn=0217-7811}}</ref> Dalam studinya yang diterbitkan, ia berusaha membuktikan bahwa, di banyak desa, di bawah sepuluh persen keluarga "[[Feodalisme|Feodal]]" memiliki lebih dari separuh tanah.<ref>{{cite book |last1=Törnquist |first1=Olle |title=Dilemmas of Third World communism : the destruction of the PKI in Indonesia |date=1984 |publisher=Zed Books |location=London |isbn=0862322790 |pages=188–9}}</ref> Ia berusaha mengkomunikasikan temuannya kepada publik dan anggota PKI; ia menjalankan kolom tanya jawab di surat kabar partai ''[[Harian Rakyat|Harian Rakjat]]'' mulai tahun 1961, beberapa di antaranya kemudian diterbitkan sebagai salah satu bukunya yang lebih terkenal, ''Masalah-masalah Landreform''.<ref name="Rakhmanto">{{cite journal |last1=Rakhmanto |first1=Bambang |title=Harian Rakjat "Mengangkat" Suara Dari Bawah: Rubrik Asmu Menjawab Dalam Memberitakan Suara Petani Terkait Kasus Landreform 1961-1965 |journal=Indonesian Historical Studies |date=2018-09-28 |volume=2 |issue=1 |pages=46–60 |doi=10.14710/ihis.v2i1.3201 |url=https://doi.org/10.14710/ihis.v2i1.3201 |language=en |issn=2579-4213|doi-access=free }}</ref><ref>{{cite book |last1=Mortimer |first1=Rex |title=Indonesian communism under Sukarno : ideology and politics, 1959-1965 |date=2006 |publisher=Equinox Pub |location=Jakarta |isbn=9789793780290 |page=291 |edition=1st Equinox}}</ref> (
Pada tahun 1965, ia menjadi anggota [[Politbiro]] PKI.<ref>{{cite book |last1=Roosa |first1=John |title=Pretext for mass murder : the September 30th Movement and Suharto's coup d'état in Indonesia |date=2006 |publisher=University of Wisconsin Press |location=Madison, Wis. |isbn=9780299220334 |page=147}}</ref> Pada bulan Januari 1965 ia menjadi anggota sidang [[Dewan Pertimbangan Agung]] yang diadakan oleh [[Soekarno]] dan diketuai oleh [[Albert Mangaratua Tambunan]] yang bertujuan untuk mengkaji reformasi tanah non-kekerasan di Indonesia. Pertemuan itu berharap penyelesaian yang dirundingkan dapat menemukan jalan bertahap menuju land reform dan untuk menghindari kekerasan dan tindakan sepihak PKI di pedesaan.<ref>{{cite book |last1=Achdian |first1=Andi |title=TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH: LANDREFORM PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN |date=2008 |publisher=Kekal Press |location=Bogor |pages=96–7 |edition=1 |language=id}}</ref>
Hilangnya dan kematian Asmu dalam [[pembantaian di Indonesia 1965–1966|pembantaian massal antikomunis Indonesia tahun 1965–66]] setelah [[Gerakan 30 September]] tidak didokumentasikan dengan baik. Beberapa surat kabar kemudian melaporkan bahwa
== Publikasi terpilih ==
|