Peristiwa Rengasdengklok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan alur cerita |
Perbaikan ulang penulisan |
||
Baris 4:
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, [[17 Agustus]] [[1945]].
Karena tidak mendapat berita dari [[Jakarta]], maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno
Keesokan harinya, tepatnya tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan [[teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang diketik oleh [[Sayuti Melik]] menggunakan mesin ketik yang "''dipinjam''" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan [[Kriegsmarine]], Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.<ref>{{Cite web|title=Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman|url=https://majalah.tempo.co/iqra/148132/proklamasi-dan-kisah-mesin-tik-jerman|website=Majalah Tempo|access-date=02 Mei 2021}}</ref>
|