Kabupaten Jeneponto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Han4299 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 108:
Masyarakat Jeneponto termasuk sebagai penganut agama [[Islam]] fanatik. Meski demikian, peninggalan [[leluhur]] masih menjadi pengaruh yang kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jeneponto. Disatu sisi, masyarakat Jeneponto sangat menunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, tetapi sebagian lagi dari masyarakatnya masih memercayai kekuatan supranatural dan benda-benda serta tempat keramat.<ref name="RELIGION">{{cite web|url=https://core.ac.uk/display/322464034|title=Jeneponto Dalam Dua Dimensi Tradisi: Suatu Tinjauan Arkeologi|author=Abdul Rauf Suleiman|date=2 Juli 2017|publisher=Universitas Halu Oleo|accessdate=23 Februari 2022}}</ref>
 
Indonesia secara resmi mengakui enam agama, yakni [[Islam]], [[Kristen Protestan]], [[Katolik]], [[Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Konghucu]], sehingga dalam [[Kartu Tanda Penduduk]] (KTP) Indonesia, hanya bisa menyantumkan enam agama tersebut, sementara di luar itu tidak masuk dalam KTP, melainkan kolom agama dikosongkan apabila tidak menganut salah satu agama tersebut.<ref name="PENGHAYAT">{{citeCite webnews|url=https://news.detik.com/berita/d-4442776/menunggu-41-tahun-akhirnya-penghayat-masuk-kolom-agama-di-ktp|title=Menunggu 41 Tahun, Akhirnya Penghayat Masuk Kolom Agama di KTP|first=Andi|last=Saputra|date=25 Februari 2019|websitework=news.detik[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=23 Februari 2022}}</ref>
 
Pada tahun [[2016]], penganut agama leluhur atau penghayat kepercayaan, yakni Nggay Mehang Tana, Pagar Demanra Sirait, Arnol Purba, dan Carlim, melakukan gugatan ke [[Mahkamah Konstitusi]] terkait [[Undang-Undang]] Administrasi Kependudukan Pasal 61 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:<ref name="PENGHAYAT"/>