Ayat-Ayat Setan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
k Pengetik-AM memindahkan halaman Ayat-ayat setan ke Ayat-Ayat Setan: Memperbaiki kapitalisasi.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k clean up
Baris 8:
[[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Bukhari]] melaporkan di dalam kitab koleksi [[Hadits Shahih|hadits shahih]]-nya bahwa orang-orang [[Musyrikin]] ikut bersujud bersama Nabi Muhammad ketika beliau selesai membacakan [[Surah An-Najm|Surat An-Najm]]:
 
{{quote|Disampaikan Ibnu Abbas: Ketika Nabi selesai membaca Surat an-Najm, beliau bersujud, dan orang-orang Muslim, Musyrikin, Jin, dan umat manusia ikut bersujud bersama beliau.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4862 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4862|website=sunnah.com|access-date=2021-08-16}}</ref>|[https://sunnah.com/bukhari:4862 Sahih al-Bukhari 4862] }}
 
Menurut [[Ibnu Jarir ath-Thabari|ath-Thabari]] dan [[Tafsir al-Jalalain|al-Jalalain]] pada tafsir-tafsir fenomenal mereka,<ref>{{Cite web|date=2017-11-05|title=Karya-Karya ath-Thabari yang Fenomenal|url=https://republika.co.id/share/oyx1t0313|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-08-18}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-01-11|title=Di Balik Nama Tafsir Al-Jalalain, Kitab Tafsir Terpopuler|url=https://republika.co.id/share/qmr4nn320|website=Republika Online|language=id|access-date=2021-08-18}}</ref> dan berbagai sumber islam lainnya, hal ini terjadi dikarenakan pada saat Nabi Muhammad menyampaikan ayat 19-20 dari [[Surah An-Najm]] dari [[Allah]] berikut:
Baris 27:
 
=== Periode Abad Pertengahan Kemudian ===
Referensi dan tafsir mengenai ayat-ayat ini tampak dalam bagian awal periode.<ref>{{Citation|last2=Ibn Hishām|first2=ʻAbd al-Malik|last1=ibn Isḥāq ibn Yasār|first1=Muḥammad|author-link=Ibn Ishaq|title=Sīrat Rasūl Allāh}}</ref><ref>{{Citation|last=Ṭabarī|first=Ṭabarī|author-link=Muhammad ibn Jarir al-Tabari|title=Tārīkh ar-Rusul wal-Mulūk}}</ref><ref>{{Citation|last=Ṭabarānī|first=Sulaymān ibn Aḥmad|title=al-Mu'jam al-Kabīr}}</ref> Selain terdapat pada tafsir Ath-Thabari, kisah ini juga terdapat pada tafsir dari [[Muqatil_ibn_SulaymanMuqatil ibn Sulayman|Muqatil]], [[ʽAbd_alʽAbd al-Razzaq_alRazzaq al-Sanʽani|Abdur Razzaq as- San'ani]], [[Ibnu Katsir]] dan juga kitab [[Nasakh (tafsir)|naskh]]-nya Abu Ja‘far an-Nahhās, kitab [[Asbabunnuzul|Asbabun Nuzul]] dari Wahidi, dan bahkan di dalam kompilasi ''al-Durr al-Manthūr fil-Tafsīr bil-Mathūr'' tulisan [[as-Suyuti]] dari abad pertengahan akhir.
 
Penolakan terhadap insiden ini memuka pada awal dari abad ke-4 [[Kalender Hijriyah|Hijriah]], seperti di dalam buku karangannya an-Nahhās yang mana terus diangkat oleh beberapa ulama seperti Abu Bakar bin al-Arabi (w. 1157), Fakhr ad-Din Razi (1220) begitupula al-Qurtubi (1285). Argumen penolakan paling komprehensif mengenai faktualitas insiden ini datang di dalam buku karangan Qadi Iyad, ''ash-Shifa‘.''<ref name="EoQ">{{Citation|last=Ahmed|first=Shahab|year=2008|publication-date=14 August 2008|contribution=Satanic Verses|contribution-url=http://www.brillonline.nl/subscriber/entry?entry=q3_SIM-00372|editor-last=Dammen McAuliffe|editor-first=Jane|title=Encyclopaedia of the Qurʾān|location=Georgetown University, Washington DC|publisher=Brill}}{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Penolakannya terdiri atas dua basis. Pertama, bahwa kisah itu bertentangan dengan doktrin ''isma','' yang mengklaim bahwa Nabi selalu mendapat perlindungan dari Allah dari kesalahan. Yang kedua adalah dia menganggap deskripsi dari rantai sanadnya tidak shahih. Ibnu Katsir berkata pada kitab tafsirnya bahwa berbagai isnad yang tersedia untuknya hampir semua rantai sanadnya mursal, atau tanpa Sahabat Nabi, walaupun menurut Imam Syafi'i ini tidak masalah kalau yang memursalkan adalah termasuk tabi'in tua. Uri Rubin menekankan bahwa terdapat versi-versi isnad yang lengkap sampai ke Ibnu Abbas, tapi ini hanya selamat dalam beberapa sumber, namun dihapus supaya kejadian ini tidak dianggap memiliki isnad yang shahih dan didiskreditkan.<ref name="EoB-256">{{Citation|last=Rubin|first=Uri|publication-date=1995|year=1997|title=The eye of the beholder: the life of Muḥammad as viewed by the early Muslims: a textual analysis|location=Princeton, NJ|publisher=Darwin Press|page=256|isbn=0-87850-110-X}}</ref>