Kelapa sawit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
''[[Elaeis oleifera]]''
}}
'''[[Kelapa]] sawit''' adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus ''[[Elaeis guineensis|Elaeis]]'' dan ordo [[Arecaceae]]. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha [[pertanian]] komersial untuk memproduksi [[minyak sawit]]. [[Genus]] ini memiliki dua spesies anggota. Kelapa sawit ''[[Elaeis guineensis]]'' adalah spesies kelapa sawit yang paling umum dibudidayakan di dunia, terutama di [[Indonesia]], dan sumber utama minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit ''[[Elaeis oleifera]]''<ref>{{cite book |last=Gledhill |first=David |title=The Name of Plants |url=https://archive.org/details/namesplants00gled_746 |edition=4 |location=Cambridge |publisher=University Press |page=[https://archive.org/details/namesplants00gled_746/page/n288 279] |year=2008}}</ref> adalah tanaman asli [[Amerika Selatan]] dan [[Amerika Tengah|Tengah]] tropis,<ref>Collins Guide to Tropical Plants, {{ISBN|0-00-219112-1}}</ref> dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
 
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil [[minyak kelapa sawit]] terbesar di dunia. Di [[Indonesia]] penyebarannya di daerah [[Aceh]], pantai timur [[Sumatra]], Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit yaitu ''E. guineensis'' Jacq.'', E. oleifera'', dan ''E. odora''. Varietas atau tipe kelapa sawit digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan [[endokarp]] dan warna buah. Berdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang diolah menjadi minyak adalah buah.<ref>Sastrosayono, S., 2003. ''Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Agromedia Pustaka</ref>
 
== Ciri-ciri ==
Baris 68:
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies: ''E. guineensis'' dan ''E. oleifera''. Spesies pertama yang terluas dibudidayakan orang. Dari kedua spesies kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. ''E. guineensis'' memiliki produksi yang sangat tinggi dan ''E. oleifera'' memiliki tinggi tanaman yang rendah. Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan mudah dipanen. ''E. oleifera'' sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
 
Penangkar sering kali melihat spesies kelapa sawit berdasarkan ketebalan [[cangkang]], yang terdiri dari:
* ''Dura;'',
* ''Pisifera'',; dan
* ''Tenera''.
 
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya, tandan buahnya berukuran besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Baris 78:
 
=== Syarat hidup ===
Kelapa sawit biasa ditemukan di daerah semak belukar dengan berbagai jenis tipe tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Jenis tanah tersebut memengaruhi tingkat produksi kelapa sawit, di mana produktivitas kelapa sawit yang ditumbuhkan di tanah podzolik lebih tinggi dibandingkan ditumbuhkan di tanah berpasir dan gambut. Kelapa sawit kurang optimal jika ditumbuhkan di Pulau Jawa karena jenis tanahnya yang kurang sesuai dengan jenis tanah yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28&nbsp;°C dengan ketinggian 1-500 [[mdpl]] dan tingkat kelembapan 80-90%. Kecepatan angin yang optimal adalah 5–6&nbsp;km/jam, di mana kecepatan angin akan membantu proses penyerbukan bunga kelapa sawit. Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi yaitu sekitar 1500–4000&nbsp;mm per tahun. Tingkat curah hujan memengaruhi jumlah pelepah yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Kebutuhan penyinaran kelapa sawit berada pada rentang normal yaitu 5-7 jam/hari, sehingga dalam perkebunan kelapa sawit jarak tanam dibuat dengan ukuran 9x9 meter agar setiap tumbuhan mendapatkan cukup cahaya.<ref>Kiswanto. 2008. ''Teknologi Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.</ref><ref name=":0">Pahan, I., 2006. ''Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.'' Jakarta.: Penebar Swadaya</ref>
 
== Kontroversi ==
Baris 107:
 
== Lihat juga ==
* [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|Dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit]]
* [[Sejarah kelapa sawit di Indonesia]]
* [[Kelapa]]
* ''[[Attalea maripa]]'', kelapa penghasil minyak lainnya
* ''[[Jurnal Penelitian Kelapa Sawit]]''
* [[Energi dan lingkungan]]
* [[Daftar genera Arecaceae]]
* [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|Dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit]]
* [[Sejarah kelapa sawit di Indonesia]]
 
== Referensi ==