Kapal jung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Samudera->Samudra
Surijeal (bicara | kontrib)
→‎Abad ke-2 (dinasti Han): Artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia
Baris 25:
{{quote|Orang-orang yang berada di luar penghalang, sesuai dengan ukuran kapalnya, terkadang memasang (sampai sebanyak) empat layar yang mereka bawa secara berurutan dari haluan ke buritan. (...) Keempat layar itu tidak menghadap ke depan secara langsung, tetapi diatur secara miring, dan diatur sedemikian rupa sehingga semuanya dapat diperbaiki ke arah yang sama, untuk menerima angin dan menumpahkannya. Layar-layar yang berada di belakang angin paling banyak menerima tekanan angin, melemparkannya dari satu ke yang lain, sehingga mereka semua mendapat keuntungan dari kekuatannya. Jika sedang badai, (para pelaut) mengurangi atau memperbesar permukaan layar sesuai dengan kondisi. Layar miring ini, yang memungkinkan layar untuk menerima angin dari satu dan lainnya, menghindarkan kecemasan yang terjadi ketika memiliki tiang tinggi. Dengan demikian kapal-kapal ini berlayar tanpa menghindari angin kencang dan ombak besar, dengan itu mereka dapat mencapai kecepatan tinggi.|Wan Chen|<ref>"''Strange Things of the South''", Wan Chen, dari Robert Temple</ref><ref name=":2" />{{rp|262}}}}
 
Kapal jung Cina Selatan didasarkan pada kapal negeri Selatan/Austronesia berpapan banyak dan berlunas (dikenal sebagai ''po'' oleh orang Cina, sebenarnya dari kata bahasa Jawa "prau" atau Melayu "perahu"—dulunya berarti kapal besar).<ref name=":3">Manguin, Pierre-Yves. 2012. “Asian ship-building traditions in the Indian Ocean at the dawn of European expansion”, in: Om Prakash and D. P. Chattopadhyaya (eds), ''History of science, philosophy, and culture in Indian Civilization'', Volume III, part 7: The trading world of the Indian Ocean, 1500-1800, pp. 597-629. Delhi, Chennai, Chandigarh: Pearson.</ref>{{rp|613}}<ref>{{Cite journal|last=Rafiek|first=M.|date=DecemberDesember 2011|title=ShipsKapal anddan BoatsPerahu indalam theHikayat Story of KingRaja Banjar: SemanticKajian StudiesSemantik|url=|journal=Borneo Research Journal|volume=5|pages=187-200|via=}}</ref>{{rp|193}}<ref>{{Cite book|last=Sunyoto|first=Agus|year=2017|url=https://archive.org/details/atlaswalisongo/page/n43/mode/2up?q=kun-lun|title=Atlas Walisongo|location=South Tangerang|publisher=Pustaka IIMaN}}</ref>{{rp|21}} Kapal jung Cina Selatan menunjukkan ciri-ciri kapal Austronesia: Lambung berbentuk V dan berujung ganda dengan lunas, dan menggunakan kayu asal daerah tropis. Ini berbeda dengan kapal jung Cina bagian utara, yang dikembangkan dari perahu-perahu sungai berlambung datar.<ref name="Pham">{{cite book |last1=Pham |first1=Charlotte Minh-Hà L. |title=Training Manual for the UNESCO Foundation Course on the Protection and Management of Underwater Cultural Heritage in Asia and the Pacificc |date=2012 |publisher=UNESCO |chapter=Unit 14: Asian Shipbuilding (Training Manual for the UNESCO Foundation Course on the protection and management of the Underwater Cultural Heritage) |isbn=978-92-9223-414-0 |url=https://www.academia.edu/10065854}}</ref>{{rp|20-21}} Kapal-kapal Cina utara memiliki dasar lambung yang rata, tidak memiliki lunas, tanpa rangka (hanya sekat kedap air), buritan dan haluan berbentuk kotak/persegi, dibuat dari kayu pinus atau cemara, dan papannya diikat dengan paku besi atau penjepit.<ref name=":2" />{{rp|613}}
 
[[Berkas:Qingming Festival Detail 6.jpg|jmpl|ka|Detail kapal di Sepanjang Sungai Selama Festival Qingming, oleh [[Zhang Zeduan]] (1085–145)]]