Negara Pasundan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menyunting ejaan yang salah dan menambah pranala dalam.
menambahkan referensi
Baris 42:
|date_event2 = 11 Maret 1950
|today={{flagicon|indonesia}} [[Jawa Barat]], [[Banten]], dan [[Jakarta]], Indonesia}}
 
== Profesi ==
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-60042221, Foto- De Wali Negara van Pasoendan Rd. Arie Adipati Wiranatakoesoema op het vliegtuig veld ban Djocja, 1900-1940.jpg|jmpl|ka|250px|Presiden pertama dan terakhir dari Negara Pasundan, [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema]] berjabat tangan dengan seorang wanita dalam acara misi parlemen di Yogyakarta.]]
'''Negara Pasundan''' ([[Aksara Sunda]]: {{Sund|ᮕᮞᮥᮔ᮪ᮓᮔ᮪}}, [[Cacarakan]]: ꦤꦼꦒꦫꦥꦱꦸꦤ꧀ꦢꦤ꧀) adalah salah satu negara bagian dari negara federal [[Republik Indonesia Serikat]] ([[RIS]]) yang didirikan oleh [[Belanda]] pada tanggal 24 April 1948. Letaknya di bagian barat [[Pulau Jawa]] (sekarang [[DKI Jakarta]], [[Provinsi Jawa Barat]] dan [[Banten]]) dan beribu kota di [[Bandung]]. Presiden pertama dan terakhirnya adalah [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema]]. Berdirinya Negara ini sangat tergantung akan bantuan Belanda, tampak terlihat saat [[Musa Suria Kertalegawa|Soeria Kartalegawa]] akan memproklamasikan pendirian negara ini di Bandung tahun 1947, [[Musa Suria Kertalegawa|Soeria Kartalegawa]] menunggu terlebih dahulu Pasukan Divisi Siliwangi yang hijrah ke [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pergi.<ref>''Ensiklopedi Umum (Edisi Kedua dengan EYD)'', Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1977, hlm. 142, ISBN 978-979-413-522-8</ref>
Baris 59 ⟶ 61:
Kartalegawa menjadi nekat, melihat sikap Van Mook. Pada sebuah pertemuan, 4 Mei 1947, di Bandung, yang dihadiri oleh 5000 orang, ia memproklamasikan Negara Pasundan. Kendati dilarang oleh Van Mook, pejabat Belanda setempat tetap menyediakan truk-truk untuk mengangkut para pengikut Kartalegawa ke Bogor. Di sini mereka disambut baik oleh Kolonel Thompson dan Residen [[Statius Muller]].
 
Pada masa itu, [[Soekarno]] masih didukung oleh banyak rakyat dan Kartalegawa dianggap pembelot. Tapi ini tidak mencegah Kartalegawa melancarkan gerakan di Bogor, Mei 1947, yakni menduduki kantor-kantor dan stasiun, bahkan menawan seorang residen. Kasus PRP adalah pergolakan politik yang menggambarkan situasi pasca Agresi Militer, Juli 1947, di Tatar Sunda.<ref>{{Cite web|last=Handayani|first=Maulida Sri|title=Berakhirnya Negara Pasundan|url=https://tirto.id/berakhirnya-negara-pasundan-clgQ|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-08-24}}</ref>
 
== Negara Pasundan Republiken ==
Baris 67 ⟶ 69:
Dua sikap [[politik]] yang terjadi terkait Negara Pasundan; federalis, yaitu sikap mendukung [[Republik Indonesia Serikat|Indonesia Serikat]]. Dan republiken, yang mendukung [[Republik Indonesia]] dan menolak [[Republik Indonesia Serikat|Indonesia Serikat]]. Keterlibatan para tokoh Republiken pada Negara Pasundan, lebih merupakan strategi politik agar [[Tatar Pasundan]] tidak lepas dari [[Republik Indonesia]]. Salah satu tokoh penting dalam perjuangan tersebut adalah [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema|Wiranatakusumah]] yang diangkat menjadi Presiden Pasundan.
 
[[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema|Wiranatakusumah]] merupakanadalah figur vokal dalam memperjuangkan nasib kaum pegawai bumiputera. Dia menginginkan agar [[bupati]], selain sebagai alat birokrasi pemerintah, juga harus berpolitik untuk kepentingan kaum pribumi. Ketika menjabat sebagai [[Bupati Bandung]], untuk menjalin hubungan informasi dengan pejabat pemerintahan hingga ke tingkat desa, diaia menerbitkan majalah Obor.
 
[[Soekarno]] meminta kepada para pangreh praja yang pernah menjabat pegawai pemerintahan kolonial [[Belanda]], agar loyal kepada [[Republik Indonesia]]. [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema|Wiranatakusumah]] sangat mendukung perjuangan kaum nasionalis dan pemerintahan [[Republik Indonesia]] itu. Ketika diadakan konferensi pangreh praja, 2 September 1945, di [[Jakarta]], [[Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema|Wiranatakusumah]] menjadi tokoh penting di dalamnya.