Perceraian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Perceraian menurut agama: Ringkasan pendek menambah refrensi |
→Islam: Menambahkan ringkasan dan juga referensi sudut pandang fositip agar mudah dipahami pembaca |
||
Baris 156:
Perceraian memang tidak dilarang dalam agama Islam, namun [[Allah]] membenci sebuah perceraian. Sebelum perceraian kita mengenal istilah talak. Menurut Kompilasi Hukum Islam, dalam Pasal 117 menyatakan bahwa talak adalah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah, talak menurut hukum adalah ikrar suami yang diucapkan di depan sidang pengadilan agama. Sedangkan apabila talak dilakukan atau diucapkan di luar pengadilan, maka perceraian sah secara hukum agama saja, tetapi belum sah secara hukum negara karena belum dilakukan di depan sidang pengadilan agama.<ref>http://pa-pulangpisau.go.id/berita/arsip-berita-pengadilan/149-artikel/1711-keharusan-perceraian-di-pengadilan-agama</ref>.
Cerai gugat atau khulu yaitu melawan suami dan hukumnya adalah haram, karena hak untuk memutuskan sakral suci pemilik akad ialah suami, apabila terputus oleh suami maka sang istri ber-status haram atau murtad dan seorang suami dipaksa kafir, padahal hatinya sang suami tetap tenang dalam beriman, ia tidak berdosa (QS. An-Nahl: 106)<ref>https://www.merdeka.com/quran/an-nahl/ayat-106</ref>. Namun bilamana pemilik akad menyatakan tidak maka gugatan pengugat ditolak oleh hakim ketua pengadilan agama sebab gugatan yang tidak memiliki dasar<ref>https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-manado/baca-artikel/13958/Putusan-NO-Niet-Ontvankelijke-Verklaard-Berbagai-Macam-Cacat-Formil-yang-Melekat-pada-Gugatan.html</ref>. Karena yang dimaksud fasakh adalah pembatalan akad pernikahan. Hal ini bukan dinamakan talak dengan tulisal lain thalaq karena tidak memiliki hitungan quru seperti talak pada umumnya yang menyebabkan putusnya hubungan suami istri. Namun fasakh ini terjadi karena sebab putusnya hakim di pengadilan agama Islam<ref>https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/pengertian-dan-sebab-fasakh-pernikahan-dalam-fiqih-perkawinan-Rrrh0</ref><ref>https://www.republika.co.id/berita/8242/quru</ref>, bagian ini terdiri dari alasan memutuskan (pertimbangan) yang biasanya dimulai dengan kata "menimbang" dan dari dasar memutuskan maka apa yang diutarakan dalam bagian 'duduk perkaranya' terdahulu yaitu keterangan tergugat dan keterangan saksi-saksi berikut dalil-dalilnya, alat-alat bukti yang diajukan harus di timbang semua secara seksama satu persatu, tidak boleh ada yang terlewatkan dari pertimbangan, diterima atau ditolak<ref>https://media.neliti.com/media/publications/240258-pertimbangan-hukum-tentang-putusan-hakim-d83a6b90.pdf</ref>.
=== Kristen/Katolik ===
|