Cetbang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Surijeal (bicara | kontrib)
Munculnya Islam (1478–1600): Saya telah menyelidiki ini dan tidak menemukan referensi akademis yang mendukungnya. Penulisnya anonim, yang mungkin bukan WP:RS. Juga, wesi kurasani digunakan untuk keris, bukan meriam.
Baris 43:
Perlu dicatat bahwa, meskipun memiliki banyak artileri dan senjata api, senjata [[Kesultanan Melaka|kesultanan Malaka]] umumnya dan sebagian besarnya dibeli dari orang Jawa dan Gujarat, di mana orang Jawa dan Gujarat bertugas sebagai operator senjata. Pada awal abad ke-16, sebelum kedatangan Portugis, orang Melayu adalah orang-orang tanpa senjata bubuk mesiu. ''[[Sejarah Melayu]]'' menyebutkan bahwa pada tahun 1509 mereka tidak mengerti "mengapa peluru membunuh", menunjukkan ketidakbiasaan mereka menggunakan senjata api dalam pertempuran, jika tidak dalam upacara.<ref>Charney, Michael (2012). Iberians and Southeast Asians at War: the Violent First Encounter at Melaka in 1511 and After. Di ''Waffen Wissen Wandel: Anpassung und Lernen in transkulturellen Erstkonflikten''. Hamburger Edition.</ref>{{Rp|3}} Sebagaimana dicatat ''Sejarah Melayu'':<blockquote>''Setelah datang ke Melaka, maka bertemu, ditembaknya dengan meriam. Maka segala orang Melaka pun hairan, terkejut mendengar bunyi meriam itu. Katanya, "Bunyi apa ini, seperti guruh ini?". Maka meriam itu pun datanglah mengenai orang Melaka, ada yang putus lehernya, ada yang putus tangannya, ada yang panggal pahanya. Maka bertambahlah hairannya orang Melaka melihat fi'il bedil itu. Katanya: "Apa namanya senjata yang bulat itu maka dengan tajamnya maka ia membunuh?" <ref>Kheng, Cheah Boon (1998). ''Sejarah Melayu The Malay Annals MS RAFFLES No. 18 Edisi Rumi Baru/New Romanised Edition''. Academic Art & Printing Services Sdn. Bhd.</ref>{{Rp|254-255}}''</blockquote>Buku ''Asia Portuguesa'' oleh Manuel de Faria y Sousa mencatat kisah serupa, walaupun tidak se-spektakuler yang digambarkan dalam ''Sejarah Melayu''.<ref>{{Cite journal|last=Koek|first=E.|date=1886|title=Portuguese History of Malacca|url=https://archive.org/details/portuguese-history-of-malacca/page/n1/mode/2up|journal=Journal of the Straits Branch of the Royal Asiatic Society|volume=17|pages=117–149}}</ref>{{Rp|120–121}}
 
Meriam cetbang Majapahit tetap digunakan dan dilakukan improvisasi pada zaman [[Kesultanan Demak]], terutama pada [[invasi Kerajaan Demak ke Malaka]] (1513). Bahan baku besi untuk pembuatan meriam jawa tersebut diimpor dari daerah [[Provinsi Khorasan|Khurasan]] di Persia utara, terkenal dengan sebutan ''wesi kurasani''.<ref name=":4">{{Cite web|last=Anonymous|first=|date=2020|title=Cetbang, Teknologi Senjata Api Andalan Majapahit|url=https://1001indonesia.net/cetbang-teknologi-senjata-api-andalan-majapahit/?__cf_chl_jschl_tk__=de99139c4e7b73c4829ff10ef1415757cc4b2ff5-1584884077-0-Ad9PCvUMxHWnQtRVRnsFTVdW0FmIQKnYO727Al5pWjEVh4fkG4tSXfgUSGNDabAasQldm9zxkq5SIp3l2aJ7P0PyRQNpwmi-zfZWRYbJ21Lf86vUrmaxjQQmo-34_kjlF7zPE0yhT7t2EeJ2Hc6QxZk5ExJJF2LiQtBlhtaOZVHlmnR38fShbHabpotL9P9mtD5U8mj0Mu52QpL7K6jFmXxpP1cTA3KzCBvMxFFFilw75UwbPgcAjibB0kOOdx617xZOJxs9iXWtyw5D8sDZh765HhXg-eSdtlLZFVJe1yPMGx8QmfycDhPIchHkqi3lVUOeq_Fq0htxIvzYFq3y2Nc|url-status=live|archive-url=|archive-date=|access-date=22 March 2020|website=1001 Indonesia}}</ref> Saat [[Portugal|Portugis]] datang ke wilayah Nusantara, mereka menyebutnya sebagai ''berço'' (dibaca: berso), istlah yang juga digunakan untuk menyebut meriam putar isian belakang (''breech-loading swivel gun'') buatan manapun, sedangkan orang [[Spanyol]] menyebutnya sebagai ''Verso''.<ref name=":0" />{{rp|151}}
 
=== Masa kolonial (1600–1945) ===