Pulau Kurudu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala
Tita Maru (bicara | kontrib)
Ejaan dan pranala
Baris 97:
{{Location map|Indonesia |float = right |width=300 | caption = Posisi dari Pulau Kurudu di Indonesia. | label = Pulau Kurudu|position=right|background=white|lat=-1.8463|long=137.0169}}
 
'''Pulau Kurudu''' adalah pulau kecil di [[Kabupaten Kepulauan Yapen|Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua]]. Letaknya berada di perairan utara pulau papuaPapua paling timur dari gugusan pulau-pulau di [[Teluk Cenderawasih|teluk cenderawasih]] berderetan dengan pulau[[Pulau yapenYapen]], pulau[[Pulau biakBiak]] dan pulau-pulau lainnya membentuk menjadi dinding pembatas antara teluk[[Teluk Cenderawasih|Teluk cenderawasih]] dan [[Samudra Pasifik|samuderaSamudera Pasifik]].
 
Berdasarkan [[verifikasi]] dan [[Validasi data|validasi]] pulau-pulau kecil di provinsi Papua oleh Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi bersama Panitia Pembakuan Nama Rupa Bumi Provinsi Papua dan Kabupaten/Kota Yang Memiliki Pulau Termasuk di Danau, maka Gubernur Provinsi Papua melalui Surat Keputusan Nomor 73 tahun 2008 Tanggal 30 Juni 2008 menetapkan pulauPulau Kurudu sebagai salah satu pulau kecil di provinsi Papua yang terletak di dalam wilayah administratif [[kabupaten kepulauanKepulauan Yapen]]. Keputusan Gubernur ini menjadi dasar hukum bagi nama pulau[[Pulau Kurudu]]. Beberapa pihak menyebut nama pulau ini dengan nama yang tidak benar/salah, yaitu pulauPulau kaipuriKaipuri. Akhirnya kesalahan itu diperbaiki melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi Papua Nomor 73 Tahun 2008 menetapkan nama asli pulau Kurudu.
 
Pulau ini menjadi titik batas alam dari empat kabupaten yaitu kabupatenKabupaten kepulauanKepulauan Yapen, [[kabupaten Mamberamo Raya]], [[kabupaten Waropen]], dan [[kabupaten Biak Numfor]]. Sebagai pulau di dalam samudera Pasifik, pulau Kurudu dikelilingi oleh ombak laut yang tinggi besar dan [[arus pasang surut]] yang kencang, seolah mengisolasi penduduk pulau Kurudu untuk tidak berhubungan dengan daratan lainnya di Papua.
 
 
Baris 114:
 
SUKU KURUDU DAN KEARIFAN LOKAL
Suku Kurudu telah menghuni pulau Kurudu lebih dari 40 abad. Dalam kurun waktu amat panjang ini suku Kurudu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di pulau Kurudu. Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan [[Matoa|buah matoa]] yang disebut Sai Antaun, memancing [[ikan tenggiri]] dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.
 
PULAU PENUH MISTERI
Banyak kejadian aneh terjadi di pulau Kurudu, seperti: adanya babi jahat yang suka mencabik manusia di pulau Kurudu antara bulan septemberSeptember sampai Desember.
Beberapa kematian misterius seperti yang menimpa orang tua bernama Ajun Wapai, Alfons Maruri tidak diketahui pelakunya sampai sekarang.
 
Baris 131:
 
SEKOLAH DI PULAU KURUDU
Di pulau Kurudu terdapat lembaga pendidikan mulai dari [[PAUD]], [[Sekolah dasar|SD]],
dan [[Sekolah menengah pertama|SMP]] antara lain: PAUD PERMENAS di kampung Krimbri, PAUD PNIEL di kampung Mnukwar, SD YPK Silo Kaipuri di kampung Kaipuri, SD YPK Pniel Kurudu di kampung Mnukwar, SD Inpres Kurudu di Kampung Andesarya, dan SMP Satu Atap Negeri Kurudu di kampung Andesarya.
Dahulu di pulau Kurudu oleh pemerintah dibangun SEKOLAH GURU BANTU (SGB). Yang bersekolah di SGB KURUDU adalah anak-anak muda dari pulau Kurudu dan Pantai Lori.
Dari pulau Kurudu antara lain: Yulius Wapai, Loisa Samber, Stevanus Airori, dll. Dari Pantai Lori antara lain: Yonas Ampasoi, Hanok Ampasoi, dll. Setelah SGB KURUDU ditutup maka pemerintah membuka Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di [[Serui Kota, Yapen Selatan, Kepulauan Yapen|Serui]].
 
GEDUNG IBADAH DI PULAU KURUDU
Terdapat 3 gedung ibadah yang terdiri dari 2 gedung ibadah [[Gereja Kristen Indonesia|GKI]] dan 1 gedung ibadah Gereja Advent Masehi. Dua gedung ibadah GKI adalah GKI SILO KAIPURI di [[Doreianmini, Pulau Kurudu, Kepulauan Yapen|kampung Dorei Amini]], dan GKI PNIEL KURUDU di [[Mnukwar, Pulau Kurudu, Kepulauan Yapen|kampung Mnukwar]]. Sedangkan gedung ibadah gereja Advent Masehi terletak di kampung Andesarya.
 
PEMBAGIAN KAWASAN PULAU KURUDU
Baris 145:
Orang-orang yang berdomisili di kawasan Kruidu atau Ro mbru disebut Kruidu pe isi (artinya= orang Kurudu), orang Kurudu yang berdomisili di kawasan Ropui disebut Ropui pe isi (artinya= orang ropui), sebaliknya orang Kurudu yang berdomisili di Ropon disebut Ropon pe isi (artinya= orang Ropon); sedangkan orang-orang yang berdomisili di kawasan Mnupui disebut Mnupui pe isi (artinya = orang Mnupui). Sebutan populer terhadap orang Mnupui ialah Kaipuri (orang Kaipuri).
 
Meskipun satu suku, yaitu suku Kurudu, dan satu bahasa, yaitu bahasa Kurudu, namun orang Kurudu dan orang Kaipuri berbeda dalam [[dialek]] bahasa dan berbeda dalam beberapa [[tradisi]] pemanfaatan tumbuhan. Misalnya pada tradisi membangun rumah, orang Kaipuri membangun rumah di atas air laut menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu sebagai tiang rumah yang ditancap pada dasar pasir berlumpur, sedangkan orang Kurudu membangun rumah panggung di atas tanah kering dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu. Demikian pula, meskipun sama-sama orang Kurudu tetapi dialek orang Ropui berbeda dengan orang Ropon, bahkan sebutan nama dari beberapa jenis tumbuhan pun berbeda antara Ropui dan Ropon. Misalnya tumbuhan [[Waru|Waru (Hibiscus tilliaceus]]), oleh orang Ropui dinamakan Mbaru, sedangkan orang Ropon menamakannya Ampan, sebutan tumbuhan Kepayang atau kenari hutan (Pangium edule) oleh orang Ropui dinamakan Anaweri sedangkan orang Ropon menyebutnya Kawidon.
 
Kawasan Ropui meliputi tiga kampung, yaitu Kirimbri, Kurudu, dan Mnukwar. Kawasan Ropon meliputi dua kampung, yaitu Mnusndu dan Andesarya. Kawasan Kaipuri meliputi tiga kampung, yaitu Mansiesi, Kaipuri, dan Dorei Amini.