Ki Ageng Widyanto Suryo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala
Baris 23:
 
== Perjalanan Bisnis ==
Widyanto telah memulai usahakarirnya sebagai penjual bakso pikulan (asongan) sejak duduk di kelas 2 SMP pada tahun [[1966]] di Solo menjualKota bakso pikulan berkeliling kotaSolo. Setelah tamat STM 1 di Solo, Widyanto ke [[Jakartamerantau]] ke Jakarta tahun [[1971]] dengan bekal uang Rp.1.200. Di Jakarta dia berdagangmelanjutkan profesinya sebagai pedagang bakso keliling. Setiap hari keluar masuk [[gang]] memikul angkring baksodagangannya. Beberapa tahun kemudian, Widyanto mengganti angkring dengan gerobak dorong. Di siang hari, Widyanto berkeliling dari gang ke gang di kawasan [[Petamburan]], Slipi, [[Pejompongan]] dan [[Gelora Senayan]]. Lalu pada malam hari, Widyanto berjualan di kawasan Lapangan Tembak Senayan. Kemudian, di Lapangan Tembak itu, Widyanto mendapat pelanggan tetap baksonya. Maka, sejak [[1982]] Widyanto akhirnya memutuskan berjualan setiap hari di luar pagar kompleks Lapangan Tembak Senayan. Pelanggannya pun semakin banyak, di antaranya para atlet pelatnas atletik, bulu tangkis, renang, dan menembak. Hingga akhirnya, tahun [[1983]], Widyanto dipersilahkan mendorong gerobak baksonya ke dalam kompleks. Bahkan akhirnya diizinkan membuka warung kecil di lokasi parkir. Sejak itulah bakso [[Jawa]] itu dikenal masyarakat pelanggan dengan sebutan Bakso Lapangan Tembak Senayan.
 
Kemudian, Widyanto dimudahkan membuka beberapa gerai di lingkungan Senayan. Selain di halaman Gedung Bulutangkis, dia diizinkan menyewa lahan untuk buka warung bakso di Kelurahan Lapangan Tembak Senayan yang ditempatinya hingga sekarang. Sampai akhirnya, dia pun mengembangkan usaha bakso menjadi waralaba (franchise) Bakso Lapangan Tembak Senayan. Sampai Widyanto wafat pada hari [[Sabtu]] [[9 Juli]] [[2011]], usaha baksonya telah memiliki 140 cabang di seluruh Indonesia dan memecahkan rekor [[Muri]] sebagai cabang restoran bakso terbanyak.