Pulau Hashima: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan sejarah |
menambah pranala dalam |
||
Baris 5:
== Sejarah ==
Pada sekitar tahun 1810 batu bara ditemukan di pulau ini. Sehingga sebagai fasilitas penambangan batubara di dasar laut, pulau ini mulai dihuni sejak tahun 1887 sampai 1974. Pulau ini dibeli oleh [[Mitshubishi Goshi Kaisha]] pada 1890 untuk kemudian mengekstraksi batu bara dari tambang yang ada di dasar laut sambil membangun tembok laut dan [[Reklamasi daratan|reklamasi tanah]] dengan ukuran tiga kali lipat dari ukuran pulau. Empat poros tambang utama (mencapai kedalaman hingga 1 kilometer) dibangun, dengan satu poros tambang yang menghubungkannya dengan pulau tetangga. Antara tahun 1891 dan 1974, sekitar 15,7 juta ton batu bara digali di tambang dengan suhu 30°C dan kelembapan 95%.<ref name=":0">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2015-02-16|title=Penampakan Pulau 'Hantu' Hashima di Jepang|url=https://www.liputan6.com/global/read/2176031/penampakan-pulau-hantu-hashima-di-jepang|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-09-08}}</ref>
Pada tahun 1916 mereka membangun beton besar setinggi 9 lantai yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin [[topan]]. Selama 55 tahun semakin banyak bangunan yang dibangun, termasuk apartemen, balai kota, pusat komunitas, sekolah, dan taman kanak-kanak, serta rumah sakit. Mereka juga membangun tempat hiburan seperti biskop, clubhouse, tempat pemandian umum, toko, dan sebagainya untuk para pekerja tambang dan keluarganya.<ref name=":0" />
Pada masa perang Jepang, mulai tahun 1930-an sampai akhir [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], warga sipil [[Korea]] yang wajib militer dan tawanan perang [[Tiongkok]] lainnya dipaksa bekerja dan diperlakukan secara kasar di fasilitas Mushubishi ini. Karena berbagai bahaya seperti kecelakaan bawah tanah, kekurangan gizi dan kelelahan akibat [[kerja paksa]], banyak pekerja yang meninggal di pulai ini. <ref>{{Cite web|last=Magnay|first=Diana|date=2013-06-11|title=Japan's 007 island still carries scars of wartime past|url=https://www.cnn.com/2013/06/11/world/asia/japan-hashima-island-magnay/index.html|website=CNN|language=en|access-date=2022-09-08}}</ref> Sebanyak 600-800 orang buruh paksa bangsa Korea bekerja sebagai pekerja tambang di pulau Hashima. 122 orang di antaranya meninggal dunia akibat kehabisan nafas, penyakit, kelaparan, bunuh diri dan lain-lain.<ref>{{Cite web|title=Jalan Bagi Kompromi dan Kerja Sama|url=http://world.kbs.co.kr/special/kfuture/indonesian/index.htm|website=world.kbs.co.kr|access-date=2019-07-29}}</ref> Hingga zaman kini, pulau ini disebut sebagai 'pulau neraka' oleh orang Korea.
Jumlah penduduk pulau ini membengkak pada tahun 1959. Kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektare untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektare untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia. Ketika [[minyak bumi]] menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali tambang di Pulau Hashima. Pada tahun 1974, Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya tepat pada 20 April 1974 penduduk mengosongkan pulau tersebut. <ref>{{Cite journal|last=Laras|first=Anggita Sembiring|date=2020|title=KERJA PAKSA WARGA KOREA DI PULAU HASHIMA PADA TAHUN 1940-1945|url=http://repository.unsada.ac.id/cgi/oai2|language=en|publisher=Universitas Darma Persada}}</ref>
|