Murry: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 87:
Koes Plus merekam debut mereka di bawah label '''Melody Records''', sebuah album yang berisi antaranya lagu superkeras berjudul ''Kelelawar''. Kasmuri yang kemudian akrab dipanggil Murry, dan '''Adji Kartono''' alias '''Totok AR''' (''bass player'' perdana Koes Plus) menjadi “Plus” di antara para “Koes”. Totok yang merupakan adik kandung dua gitaris [[Dara Puspita]] ('''Titiek AR''' dan '''Lies AR''') permainan bassnya begitu mewarnai album Dheg Dheg Plas (1969). Ia mampu mengimbangi pukulan drum Murry.
 
Namun penjualan album I ini tak seperti yang mereka harapkan. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Murry sempat ngambek dan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis padakepada teman-temannya. Di sana ia bekerja di pabrik gula sambil bermain band bersama [[Gombloh]] dalam grup musik '''[[Lemon Tree's Anno '69]]'''. Tonny kemudian menyusul Murry ke Jember untuk diajaknya kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di [[RRI]], orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ''“Derita”'', ''“Kembali ke Jakarta”'', ''“Malam Ini”'', ''“Bunga di Tepi Jalan”'' hingga lagu ''“Cinta Buta”'', Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.
 
Pada album Koes Plus volume II pada tahun 1970, Tonny berhasil membujuk kembali adik laki-laki terkecilnya [[Yok Koeswoyo]] untuk bergabung dengan Koes Plus. Sejak itu Yok pun resmi bergabung menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Totok AR. Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak secara ''live'' setelah tampil membawakan lagu ''Derita'' serta ''Manis Dan Sayang'' dalam acara Jambore Band di [[Istora Senayan]] November 1970. Saat itu Koes Plus tampil bersama band [[Panbers]] dan beberapa band sohor lainnya. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia. Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung dan merajai industri musik Indonesia. Terlebih setelah Koes Plus berpindah ke label '''Remaco''' yang dipimpin '''Eugene Timothy'''. Koes Plus akhirnya menjadi mesin hits yang terus dipacu tiada henti oleh Remaco.