Saat Musa dewasa, berusia 40 tahun menurut Alkitab,<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 7:23}}</ref> dia bertemu seorang bangsa Mesir (disebut bangsa Qibthi dalam literatur Muslim) yang menyiksa seorang Banibangsa Israel (bangsaorang Ibrani). Musa kemudian membunuh orang Mesir tersebut. Pada kesempatan berikutnya, Musa kembali melihat dua orang Banibangsa Israel sedang berkelahi. Saat Musa berusaha memperingatkannya, salah satu orang Israel itu justru menanyakan apakah Musa hendak membunuhnya juga seperti Musa telah membunuh orang Mesir kemarin.<ref>Al-Qashash (28): 14-19</ref><ref>{{Alkitab|Keluaran 2:11-14}}; {{Alkitab|Kisah Para Rasul 7:24-28}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=436-439}} Terkait peristiwa ini, Al-Qur'an menggambarkan bahwa Musa sangat menyesal telah membunuh orang Mesir tersebut dan merasa sangat takut setelahnya.<ref>Al-Qashash (28): 15-17</ref> Alkitab menyebutkan bahwa dengan membunuh orang Mesir tersebut Musa mengira banibangsa Israel tahun bahwa Allah akan menyelamatkan mereka melalui Musa, tetapi banibangsa Israel tidak memahami maksud perbuatan Musa.<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 7:25}}</ref>
Setelah mengetahui perbuatan Musa, Fir'aun bermaksud membunuh Musa. Musa kemudian melarikan diri ke [[MadyanMidian]] ([[MidianMadyan]]). Saat sampai di sumber air MadyanMidian, terdapat beberapa perempuan yang kesulitan memberi minum ternak-ternak mereka dan Musa membantu mereka. Setelahnya, ayah dari para perempuan tersebut meminta putrinya untuk mengundang Musa ke kediaman mereka. Musa kemudian bekerja menjadi penggembala pada lelaki tersebut dan menikahi putrinya.<ref>Al-Qashash (28): 20-28</ref><ref>{{Alkitab|Keluaran 2:14-22}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=439-443}}
Al-Qur'an memberikan keterangan bahwa Musa keluar dari Mesir lantaran ada seseorang yang memperingatkannya bahwa para pembesar berencana membunuhnya.<ref>Al-Qashash (28): 20</ref> Terkait lelaki di MadyanMidian yang kemudian menjadi mertua Musa, Al-Qur'an tidak menyebutkan jati diri lelaki tersebut selain bahwa dia adalah seorang yang usianya sudah sangat lanjut.<ref>Al-Qashash (28): 23</ref> Banyak literatur Muslim menyebutkan bahwa mertua Musa adalah [[Syu'aib]], meski keterangan ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Alkitab menyebutkan bahwa dia adalah seorang imam (pendeta), namanya [[Rehuel]]<ref>{{Alkitab|Keluaran 2:18}}</ref> atau [[Yitro]].<ref>{{Alkitab|Keluaran 3: 1}}</ref> Al-Qur'an menyebutkan bahwa putri lelaki tua tersebut yang ditemui Musa di sumber air berjumlah dua orang,<ref>Al-Qashash (28): 23</ref> sementara Alkitab menyebutkan bahwa Rehuel atau Yitro memiliki tujuh putri.<ref>{{Alkitab|Keluaran 2:16}}</ref> Ibnu Katsir menyebutkan bahwa bisa jadi lelaki tersebut memiliki tujuh putri, tetapi yang sedang meminumkan ternak saat itu dua orang.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=440}} Al-Qur'an menyebutkan bahwa lelaki tua itu akan menikahkan Musa dengan putrinya jika Musa mau bekerja padanya selama delapan tahun atau digenapkan sepuluh tahun.<ref>Al-Qashash (28): 27-28</ref> Alkitab menyebutkan bahwa putri Rehuel atau Yitro yang dinikahkan dengan Musa bernama [[Zipora]]. Mereka dikaruniai dua putra,<ref>{{Alkitab|Kisah Para Rasul 7: 29}}</ref> bernama [[Gersom]]<ref name=gersom/> dan [[Eliezer]].<ref name=eliezer/> Sumber Alkitab juga menyebutkan bahwa Fir'aunFiraun yang ingin membunuh Musa kemudian wafat, sehingga Fir'aunFiraun berikutnya merupakan orang yang berbeda.<ref>{{Alkitab|Keluaran 2:23}}</ref>