Perang Diponegoro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k ~ref |
||
Baris 60:
Selain sosok Pangeran Diponegoro, diawal perang terdapat seorang bangsawan pendukung Diponegoro lain yang bernama Pangeran Serang II. Pada bulan Agustus hingga September 1825, ia menyerang posisi posisi pertahanan Belanda di Pantai Utara.<ref>{{Cite book|last=Carey|first=Peter|date=2014|url=https://perpustakaan.lkpp.go.id/perpustakaan/index.php?p=show_detail&id=1284|title=Takdir "Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)"|location=Jakarta|publisher=Kompas|isbn=978-602-412-215-7|pages=p.308|url-status=live}}</ref>
Pada 28 November 1827, adik ipar Diponegoro yang bernama Raden Tumenggung Sosrodilogo ikut memberontak di Bojonegoro.
[[Berkas:Aankomst van Dipo Negoro te Magelang.jpg|jmpl|Pencarian Diponegoro di Magelang.]]
Pada tahun [[1827]], Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada tahun [[1829]], [[Kyai Madja|Kyai Mojo]], pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran [[Mangkubumi]] dan panglima utamanya [[Sentot Prawirodirdjo|Alibasah Sentot Prawirodirjo]] menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal [[28 Maret]] [[1830]], Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke [[Manado]], kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal [[8 Januari]] [[1855]].
|