Muhammad bin Tughj al-Ikhsyid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
== Mengambil alih Mesir ==
Takin meninggal pada bulan Maret 933, dan putranya serta calon penggantinya, Muhammad, gagal membangun otoritasnya di Mesir. Ibnu Tughj ditunjuk sebagai gubernur baru pada bulan Agustus, tetapi penunjukan itu dicabut sebulan kemudian sebelum ia bisa mencapai Mesir, dan [[Ahmad bin Kayghalagh]] ditunjuk sebagai penggantinya. Waktu penarikan kembali Ibnu Tughj bertepatan dengan penangkapan ( yang kemudian diikuti dengan pembunuhan) Mu'nis oleh Khalifah [[al-Qahir]] (memerintah 932-934) pada tanggal 22 September, menunjukkan bahwa pencalonan Ibnu Tughj kemungkinan besar juga disebabkan oleh Mu'nis.{{sfn|Kennedy|2004|p=311}}{{sfn|Bacharach|1975|pp=591–592}} Fakta bahwa al-Qahir mengirim seorang kasim bernama Bushri untuk menggantikan Ibnu Tughj di Damaskus setelah jatuhnya Mu'nis memperkuat pandangan ini. Bushri mampu mengambil alih jabatan gubernur Aleppo (yang juga telah ditunjuknya), tetapi Ibnu Tughj menolak penggantinya, dan mengalahkan serta menawannya. Khalifah kemudian menugaskan Ahmad bin Kayghalagh untuk memaksa Ibnu Tughj menyerah, tetapi meskipun Ahmad maju menantang Ibnu Tughj, keduanya menghindari konfrontasi langsung. Sebaliknya, kedua pria itu bertemu dan mencapai kesepakatan untuk saling memberikan dukungan, mempertahankan status quo.{{sfn|Bacharach|1975|p=592}}
[[Berkas:CairoFustatMashhadAlTabataba1.jpg|jmpl|300x300px|
Ahmad bin Kayghalagh segera terbukti tidak mampu memulihkan tatanan di provinsi yang semakin bergejolak. Pada tahun 935, para pasukan melakukan kerusuhan karena tidak mendapat cukup upah, dan serangan-serangan dari suku Bedouin pun kembali terjadi. Pada saat yang sama, putra Takin, Muhammad, dan pengurus keuangan [[Abu Bakar Muhammad bin Ali al-Madhara'i|Abu Bakar Muhammad bin Ali al-Madhara'i—]]<nowiki/>pewaris [[Al-Madhara'i|dinasti para birokrat]] yang telah menangani keuangan provinsi sejak masa bin Tulun dan mengumpulkan kekayaan yang sangat besar{{sfn|Bianquis|1998|pp=97, 105, 111}}{{sfn|Gottschalk|1986|p=953}}—merongrong Ahmad bin Kayghalagh dan mengingini posisinya.{{sfn|Bacharach|1975|pp=592–593}} Pertikaian pecah di antara pasukan antara orang-orang Timur (Mashariqa), terutama tentara Turki, yang mendukung Muhammad bin Takin, dan orang-orang Barat (Maghariba), kemungkinan orang [[Orang Berber|Berber]] dan [[Orang kulit hitam Afrika|Afrika berkulit Hitam]], yang mendukung Ahmad bin Kayghalagh.{{sfn|Brett|2001|p=161}} Dengan dukungan kali ini dari mantan wazir dan inspektur jenderal provinsi-provinsi barat, al-Fadl bin Ja'far bin al-Furat, yang putranya menikah dengan salah satu putri Ibnu Tughj, Ibnu Tughj sekali lagi ditunjuk sebagai gubernur Mesir. Tidak mau mengambil risiko, Ibnu Tughj mengorganisir invasi ke negara itu melalui darat dan laut. Meskipun Ahmad bin Kayghalagh mampu memperlambat gerak maju tentara, armada Ibnu Tughj berhasil merebut [[Tinnis]] dan Delta Nil dan bergerak ke ibukota Fustat. Terungguli dan dikalahkan dalam pertempuran, Ahmad bin Kayghalagh melarikan diri ke Fatimiyyah. Muhammad Ibnu Tughj yang menang kemudian memasuki Fustat pada tanggal 26 Agustus 935.{{sfn|Bacharach|1975|pp=592–594}}{{sfn|Kennedy|2004|pp=311–312}}
|