Pasoeroean Stoomtram Maatschappij: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ardy RfPas (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Ardy RfPas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 55:
Menurut laporan perusahaan pada akhir [[1939]], PsSM memiliki armada lokomotif sebanyak 13 buah, jumlah yang sama persis saat diambil alih oleh Djawatan Kereta Api (DKA) dan diberi penomoran baru pasca kemerdekaan. Untuk jumlah rangakaian kereta/gerbong, pada kereta penumpang sebanyak 30 buah, kereta pengawas (''Brake Vans'') sebanyak 6 buah dan gerbong barang sebanyak 132 buah. Konsumsi bahan bakar yang dilaporkan pada tahun yang sama mencapai sekitar 26 ton untuk [[batu bara]] dan 1194 ton untuk [[kayu]]. Untuk kecepatan operasional, maksimum batas kecepatan (taspat) kereta api yang diizinkan adalah 18,6 Mil/jam atau 30 Km/jam.<ref>{{Cite web|title=Railways - Java|url=https://repository.monash.edu/items/show/38723?fbclid=IwAR2I5mqojMqjlxM0IFtbSAFLPt_IGM-cpKHRaLn0CQuUkguc_ukvw-4656s#?c=0&m=0&s=0&cv=0|website=repository.monash.edu|language=en-US|access-date=2022-08-26}}</ref>
[[Trem]] dengan [[lokomotif uap]] ini memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti [[kuda]] atau [[pedati]]. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu. Selain digunakan untuk menarik [[kereta penumpang]], lokomotif ini juga digunakan untuk menarik [[gerbong]] barang yang berisi hasil bumi untuk diangkut ke pelabuhan. Disamping itu juga, trem dengan lokomotif uap ini digunakan untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi [[gula]].
Dikarenakan lebar sepur (''gauge'') yang digunakan yaitu 3 ft 6 in (1067 mm), sama seperti milik perusahaan kereta api negara ([[Staatsspoorwegen]]/SS), maka kereta PsSM dapat terintegrasi dengan jalur milik SS serta dapat langsung dibawa ke beberapa kota lain tanpa perlu bongkar muat, atau dapat disimpan terlebih dahulu ke gudang di sebelah utara stasiun (di Jalan Maluku dan Jalan Martadinata).
== Penutupan ==
Seiring dengan perkembangan zaman, perlahan-lahan secara berkala jalan rel buatan PsSM dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya, serta sarana dan prasarana yang sudah uzur. Tetapi ada juga sudah ada yang dicabut/dinonaktifkan pada awal abad ke-20 dan semasa [[pendudukan jepang|pendudukan Jepang]]. Pada dekade tahun 1970-1980-an, pembangunan jalan raya dilakukan secara besar-besaran bersamaan dengan maraknya angkutan jalan raya. Adapun tahapan penonaktifannya adalah sebagai berikut.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref>
* Alkmaar (Purwosari)–Sengon,
* Warungdowo–Alkmaar, ditutup untuk layanan penumpang pada tahun [[1932]]/[[1933]] disaat terjadinya [[Depresi Besar]]
* Pasuruan–Boom (Pelabuhan) dicabut pekerja romusa [[Jepang]] pada tahun [[1943]]/[[1944]].
* Pasuruan—Kali Gembong dicabut pekerja romusa [[Jepang]] pada tahun [[1943]]/[[1944]].
|