Rumpun dialek Arekan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k -tl |
Penambahan/pengurangan contoh kosakata. Pemindahan bagian "Perbedaan" ke dalam bagian "Penggunaan". Perbaikan penulisan. |
||
Baris 1:
{{about|rumpun dialek yang terdiri dari dua dialek, yaitu Dialek Surabaya dan Dialek Malang
{{bahasa|name=Dialek Arekan|altname=|nativename={{plainlist|
* {{lang|jv|''Arèkan''}}
Baris 32:
*** [[Genteng, Banyuwangi|Genteng]]|ethnicity=[[Suku Jawa|Jawa]]<br/>
[[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]|extinct=|era=|speakers=± 25 juta|date=|dateprefix=|ref=|refname=|speakers2=|revived=|revived-category=<!-- or revived-cat -->|familycolor=Austronesia|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Malayo-Polinesia]]|fam3=[[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]]|fam4=[[Rumpun bahasa Jawa|Jawa]]|fam5=[[Bahasa Jawa|Jawa Timuran]]|protoname=|ancestor=|ancestor2=<!-- up to ancestor8 -->|standards=|stand1=|stand2=<!-- up to stand6 -->|dialects=|listclass=|dia1=|dia2=<!-- up to dia20 -->|script=[[Alfabet Latin]]<br/>[[Aksara Jawa]]<br/>[[Abjad Pegon]]|sign=|posteriori=|nation=|minority={{flag|Indonesia}} (sebagai bahasa daerah)|agency=Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur|development_body=|iso1=|iso1comment=|iso2=|iso2b=|iso2t=|iso2comment=|iso3=|iso3comment=|lc3=|ld3=|lc2=|ld2=|lc1=|ld1=|iso6=|isoexception=|linglist=|lingname=|linglist2=<!-- up to linglist6 -->|lingname2=<!-- up to lingname6 -->|glotto=arek1234|glottorefname=Arekan|glotto2=mala1493|glottorefname2=Malang-Pasuruan|aiatsis=|aiatsisname=|aiatsis2=<!-- up to aiatsis6 -->|aiatsisname2=<!-- up to aiatsisname6 -->|guthrie=|ELP=|ELPname=|ELP2=<!-- up to ELP6 -->|ELPname2=<!-- up to ELPname6 -->|glottopedia=|lingua=|lingua_ref=|ietf=|map=|mapsize=300px|mapalt=|mapcaption=|module=|notice=IPA|glottoname=Arekan|glottoname2=Malang-Pasuruan|glotto3=sura1245|glottoname3=Surabaya|glottorefname3=Surabaya}}
'''Rumpun dialek Arekan''' ({{Lang-jv|[[Hanacaraka|aksara Jawa]]: ꦲꦫꦺꦏ꧀ꦏꦤ꧀, [[abjad
Dialek Arekan memiliki [[fonologi]] yang sedikit berbeda dari bahasa Jawa Standar. Statusnya yang bukan merupakan [[bahasa baku]] membuat dialek ini tidak banyak digunakan secara tertulis. Dialek Arekan baru aktif digunakan dalam bentuk tulisan sejak abad ke-21, terutama setelah [[media sosial]] banyak digunakan untuk sarana komunikasi dalam bahasa informal. Perbedaan yang paling mencolok antara dialek Arekan dengan bahasa Jawa Standar terletak pada imbuhan dan pemilihan kosakata. Hal ini pula yang membuat dialek ini mendapatkan namanya, Arekan, yang berasal dari penggunaan kata ''arèk'' (anak) untuk menggantikan ''bocah'' dan juga dapat berarti ''guys'' dalam bahasa Inggris.
== Persebaran ==
Dialek Arekan merupakan dialek bahasa Jawa yang umum digunakan oleh sebagian besar masyarakat Jawa Timur. Cakupan wilayah penuturan dialek Arekan diperkirakan mencapai:{{Butuh rujukan}}
* Utara
** [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kabupaten Sidoarjo|Sidoarjo]], dan [[Kabupaten Gresik|Gresik]]
Baris 48:
* Selatan
** [[Kawasan Malang Raya|Malang Raya]] dan [[Pasuruan (disambiguasi)|Pasuruan]]
Dialek Arekan yang dituturkan di wilayah Tapal Kuda dipengaruhi oleh [[bahasa Madura]], baik dalam kosakata maupun intonasi.{{Butuh rujukan}}
== Fonologi ==
Baris 55:
Pada dialek Arekan, terdapat cara pengucapan huruf vokal yang sedikit berbeda dari bahasa Jawa Standar.
[[Fonem]] {{IPA|/i/}} pada suku kata tertutup berbunyi {{IPA|[ɪ]}}{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=35}} atau {{IPA|[e]}}.{{Sfn|Krauße|2017|p=26}}{{Sfn|Yannuar|Hoogervorst|Klamer|2022|p=20}}
Fonem {{IPA|/u/}} pada suku kata tertutup berbunyi {{IPA|[ʊ]}}{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=37}} atau {{IPA|[o]}}.{{Sfn|Krauße|2017|p=26}}{{Sfn|Yannuar|Hoogervorst|Klamer|2022|p=20}}
{| class="wikitable"
!Kata
Baris 99:
|'pulang'
|}
Fonem {{IPA|/e/}} pada penultima terbuka berbunyi {{IPA|[ɛ]}}, kecuali jika kata tersebut memiliki ultima terbuka dengan vokal {{IPA|/e/}} atau {{IPA|/o/}}{{Sfn|Krauße|2017|p=27}} atau ultima tertutup dengan vokal {{IPA|/i/}} atau {{IPA|/u/}}.{{Sfn|Yannuar|Hoogervorst|Klamer|2022|p=20}}
{| class="wikitable"
!Kata
Baris 136:
|pisau
|}
Fonem {{IPA|/a/}} yang berbunyi {{IPA|[ɔ]}} umumnya tetap dibaca {{IPA|[ɔ]}} meski kata tersebut diberi akhiran, kecuali akhiran yang menyebabkan terjadinya [[Sandi (fonologi)|sandi]]. Hal ini menandakan kemungkinan proses terbentuknya fonem {{IPA|/ɔ/}} mandiri yang terpisah dari alofon {{IPA|/a/}}.{{Sfn|Krauße|2017|p=12, 26}}{{Sfn|Yannuar|Hoogervorst|Klamer|2022|p=26-28}}
{| class="wikitable"
!Kata
Baris 175:
== Sistem penulisan ==
Dialek Arekan umum ditulis menggunakan [[alfabet Latin]] tanpa mematuhi pedoman penulisan bahasa Jawa. Hal ini membuat satu kata dapat memiliki beberapa variasi cara penulisan yang berbeda. Penulisan pada dialek Arekan cenderung mengikuti bunyi pengucapan kata.{{Sfn|Krauße|2017|p=30}}
=== Vokal ===
Secara umum, diakritik tidak digunakan pada penulisan huruf vokal{{Sfn|Krauße|2017|p=29-30}}{{Sfn|Yannuar|Hoogervorst|Klamer|2022|p=20}} dan beberapa alofon direpresentasikan dengan huruf yang mendekati bunyinya. Hal ini membuat satu huruf dapat merepresentasikan beberapa fonem yang berbeda.{{Sfn|Hoogervorst|2014|p=111}}
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+
Baris 240:
=== Konsonan ===
Fonem {{IPA|/ɖ/}} dan {{IPA|/ʈ/}}, yang dalam penulisan standar ditulis dengan digraf <dh> dan <nowiki><th>,</nowiki>{{Sfn|Arifin|2006|p=3}}
:{|
|
Baris 260:
|'makan'
|}
Fonem {{IPA|/g/}} yang terletak pada akhir kata berbunyi {{IPA|[k]}},{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=62-63}}
:{|
|
Baris 280:
|'kerubung'
|}
Fonem {{IPA|/d/}} yang terletak pada akhir kata berbunyi {{IPA|[t]}},{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=52-53}}
:{|
|
Baris 433:
|''-''
|}
Awalan ''tak(-)'' dan ''mbok(-)'' biasa ditulis sebagai kata terpisah meski penggunaannya tetap sama seperti pada bahasa Jawa Standar.{{Sfn|Krauße|2017|p=35}}
=== Demonstrativa ===
Baris 488:
|sekian itu (jauh)
|}
Penggunaan huruf <nowiki><u> pada suku kata terbuka untuk menyatakan bunyi </nowiki>{{IPA|[o]}} hanya ditemui pada kata tunjuk. Hal ini menyimpang dari ketentuan bahwa vokal {{IPA|/u/}} pada suku kata terbuka dibunyikan sebagai {{IPA|[u]}}.{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=36}}
=== Imbuhan ===
Baris 540:
|'disendirikan'
|}
Akhiran ''-e'' diwujudkan dengan [[alomorf]] ''-ne'' jika dipasangkan pada kata dengan akhir vokal.{{Sfn|Wedhawati, dkk|2001|p=404-405}}
:{|
|
Baris 569:
|'belakangnya'
|}
Awalan ''sak-'' menggantikan seluruh penggunaan awalan ''sa-'' serta alomorf ''se-'', kecuali yang terdapat pada angka.{{Efn|Awalan ''sa-'' beserta alomorfnya terdapat pada angka ''sepuluh'' 'sepuluh', ''sewelas'' 'sebelas', ''selikur'' 'dua puluh satu', ''selawe'' 'dua puluh lima', ''seket'' 'lima puluh', ''suwidak'' 'enam puluh', ''satus'' 'seratus', dan ''sewu'' 'seribu'.}}
:{|
|
Baris 598:
|'serumah'
|}
Sisipan ''-u-'' digunakan untuk memberikan penekanan dengan makna ‘sangat’ pada suatu kata.{{Sfn|Krauße|2017|p=41}}
:{|
|
Baris 647:
== Penggunaan ==
Salah satu ciri khas dialek Arekan adalah tutur kata yang dianggap lugas, tegas, dan kasar, dibandingkan dengan [[Bahasa Jawa Surakarta|bahasa Jawa Standar]] yang cenderung halus, lembut, dan secara jelas [[Bahasa Jawa#Tingkat%20tutur|menunjukkan tata krama]]. Hal ini muncul dari perbedaan nada bicara dan jarangnya penggunaan kosa kata dengan tingkat tutur tinggi.{{Butuh rujukan}} Berikut ini merupakan beberapa contoh kalimat percakapan dalam dialek Arekan dan bahasa Jawa Standar:
{| class="wikitable"
!Dialek Arekan
!Bahasa Jawa Standar
!Bahasa Indonesia
|-
|''Yo'opo kabare, rek?''
|''Piyé kabaré, cah?''
|Apa kabar, kawan?
|-
|''Arek iki tambah mbois ae cok!''
|''Cah ki tambah bagus waé pèh!''
|Anak ini semakin keren saja ya!
|-
|''Rek, koen kabeh gak mbadhog a?''
|''Cah, kowé ra padha mangan ta?''
|Kawan, apa kalian tidak makan?
|-
|''Cak, njaluk tolong jukukno montor nang bengkel.''
|''Kang, njaluk tulung jupukaké montor ning bingkil.''
|Bang, minta tolong ambilkan mobil di bengkel.
|-
|''Pak, sampean kajenge teng pundi?''
|''Pak, panjenengan badhé dhateng pundi?''
|Pak, Anda hendak ke mana?
|}
Dialek Arekan juga digunakan sebagai bahasa pengantar oleh media-media lokal setempat.{{Butuh rujukan}}
== Kosakata ==
<!-- Diakritik pada tabel ini hanya sebagai petunjuk untuk menghindari abiguasi pembacaan dan beberapa diakritik bukan merupakan diakritik yang digunakan dalam penulisan latin bahasa Jawa. Huruf dengan diakritik beserta bunyinya adalah sebagai berikut: <é> untuk [e], <è> untuk [e], <ó> untuk [o], <ò> untuk [o], <ḍ> untuk [ɖ], <ṭ> untuk [ʈ], dan <ḳ> untuk [k] sebagai koda (konsonan di akhir suku kata). -->
Dialek Arekan memiliki penggunaan kosakata yang berbeda dari bahasa Jawa Standar. Perbedaan kosakata ini dapat berupa penggunaan suatu kata baku yang lebih sering dibanding sinonimnya, kata yang pengucapannya sedikit berbeda, kata yang maknanya telah bergeser atau meluas, atau kata yang khas dan tidak ada padanannya di bahasa Jawa Standar. Beberapa contoh di antaranya ada di tabel berikut:
{| class="wikitable"
!Dialek Arekan{{Efn|Penulisan huruf pada contoh kata di bawah merupakan penulisan yang umum ditemui. Pada penulisan dialek Arekan, umumnya diakritik tidak digunakan. Diakritik pada tabel ini hanya sebagai petunjuk untuk menghindari abiguasi pembacaan dan beberapa diakritik bukan merupakan diakritik yang digunakan dalam penulisan latin bahasa Jawa. Huruf dengan diakritik beserta bunyinya adalah sebagai berikut: <é> untuk [e], <è> untuk [e], <ó> untuk [o], <ò> untuk [o], <ḍ> untuk [ɖ], <ṭ> untuk [ʈ], dan <ḳ> untuk [k] sebagai koda (konsonan di akhir suku kata).}}
!Bahasa Jawa Standar
!Bahasa Indonesia<ref name=":0" />
|-
|''aé''
|''waé''
|saja
|-
|''aḍaknò'', ''ḍaḍaknò''
|''jebulé'', ''tibané''
|ternyata
|-
|''akas''
| -
|tangkas
|-
|''ambèk''
|''karo''
|dengan, bersama
|-
|''ambèkan''
|''agèkan'', ''lagiyan''
|lagi pula
|-
|''ancèn''
|''pancèn''
|memang
|-
|''aṭék'', ''athik''
|''nganggo''
|memakai (untuk melakukan sesuatu), dengan
|-
| rowspan="2" |''arèk'', ''rèk''{{Efn|Umum digunakan sebagai panggilan untuk persona ketiga jamak, 'kawan-kawan'.}}
|''bocah''
|anak
|-
|''wong''
|orang yang berasal dari suatu daerah tertentu
|-
|''awakdéwé''
|''awaké dhéwé''
|kita
|-
|''awakmu''
|''kowé''
|kamu
|-
| rowspan="3" |''bacut'', ''kebacut''
|''kebacut''
|terlambat, telanjur
|-
|''kebanjur''
|terlewat
|-
| -
|keterlaluan
|-
|''barèk''
|''karo''
|dengan, bersama
|-
|''barèkan''
|''agèkan'', ''lagiyan''
|lagi pula
|-
|''bah'', ''bahno'', ''babah'', ''babahno'', ''barno''
|''jar'', ''jarké'', ''umbarké'', ''bèn''
|masa bodoh, membiarkan
|-
|''béntó''
|''goblog''
|bodoh
|-
|''beròk''
|''bengok''
|berteriak
|-
|''biḍeg'', ''mbiḍeg''
|''meneng''
|diam, membisu
|-
|''blègèḍès'', ''mblègèḍès''
| -
|berantakan (rupa)
|-
|''bòk'', ''mbòk'', ''mòk''
|''kok'', ''tok''
|persona kedua agen kata kerja pasif, kau-
|-
|''bòncèl''
|''bocèl''
|lecet
|-
|''brai''
|''dandan''
|solek, dandan
|-
|''brasak'', ''mbrasak''
|''nembus'', ''trabas''
|menerobos
|-
|''bròsòt'', ''mbròsòt''
|''mrosot''
|merosot
|-
| rowspan="2" |''bulet'', ''mbulet''
|''bulet''
|kusut
|-
|''ruwed''
|rumit, bertele-tele
|-
|''cacak'', ''cak''
|''mas'', ''kakang''
|kakak (lelaki)
|-
|''caḳceḳ''
| -
|tangkas
|-
|''cangkruk''
|''mlangkring''
|tongkrong, menongkrong
|-
|''cangkrukan''
|''angkringan'', ''wédangan''
|tongkrongan (tempat)
|-
|''carek''
|''cedhak'', ''cerak''
|dekat
|-
|''cawé'', ''cawé-cawé''
|''mèlu-mèlu''
|ikut campur
|-
|''cawik''
|''céwok''
|cebok
|-
|''ceḍek'', ''ciḍek''
|''cedhak'', ''cerak''
|dekat
|-
|''cèk'', ''cék'', ''cékbèn''
|''supaya'', ''bèn''
|agar, supaya
|-
|''celaṭu'',{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''clathu'' memiliki arti 'berbicara'.}}
|''senèn''
|memarahi
|-
|''cèmòng''
|''cémot''
|cemong, belepotan, kotor
|-
|''còngòk{{Efn|''Congok'' berasal dari gabungan kata ''kacong'' ([[Bahasa Madura|bahasa Madura]]) dan ''goblok''}}''
|''goblog''
|bodoh
|-
| rowspan="2" |''còngòr''
|''congor'', ''moncong''
|jungur, moncong
|-
|''antem''
|pukul
|-
|''còp'', ''còpan'', ''còp-còpan''
|''kontakan''
|stopkontak
|-
|''cuklèk''
|''tugel'', ''putung''
|patah
|-
|''dè'é'', ''dè é''
|''dhèké'', ''dhèwèké''
|dia
|-
|''delok''
|''deleng''
|lihat
|-
|''dilep''
| -
|[[dismenorea]]
|-
| rowspan="2" |''dobol''
|''silit''
|dubur (kata makian)
|-
|''goblog''
|bodoh
|-
|''dulin'', ''dolén''
|''dolan''
|bermain
|-
|''ḍus'', ''ḍós''
|''kerdhus''
|kardus
|-
|''dhukur''
|''dhuwur''
|atas
|-
|''èmbòng''
|''ratan''
|jalan raya
|-
|''emòk'', ''mòk''
|''wegah'', ''gah'', ''emoh'', ''moh''
|tidak ingin
|-
| rowspan="2" |''emplòk''
|''emplok''
|memasukkan sesuatu ke mulut
|-
|''untal''
|telan
|-
|''ènḍèl'', ''kemènḍèl''
| -
|genit, centil
|-
|''engkók''
|''mengko''
|nanti
|-
|''eró'', ''eróh''
|''weruh''
|tahu, paham
|-
|''gak'', ''nggak'', ''enggak''
|''ora''
|tidak
|-
| rowspan="2" |''gaé'', ''gawé''
|''gawé''
|membuat, pekerjaan
|-
|''kanggo''
|untuk
|-
|''gaplèk'', ''gaplèki'', ''nggaplèki''
| -
|menjengkelkan
|-
|''gasak''
|''antem''
|pukul, terjang
|-
|''gaṭèl''{{Efn|''Gatèl'' berasal dari ''gathèl'' dalam bahasa Jawa Standar.}}
|''gathèl''
|penis (kata makian)
|-
|''gaṭèli'', ''nggaṭèli''
| -
|menjengkelkan (kata makian)
|-
|''gebes'', ''nggebes''
|''silir'', ''sumilir''
|sepoi
|-
|''gebrès''
|''wahing''
|bersin
|-
|''gedabrus'', ''nggedabrus''
|''gumunggung''
|membual, sok tahu, omong kosong
|-
|''gègèr''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''gègèr'' memiliki arti 'huru-hara'.}}
|''gelut''
|berkelahi
|-
|''gòcik''
| -
|penakut, pengecut
|-
|''gòmbòr''
|''kombor''
|longgar (pakaian)
|-
|''grawuk'', ''krawuk''
|''kruwek''
|mencakar
|-
|''guduk''
|''dudu''
|bukan
|-
|''gurung''
|''durung''
|belum
|-
|''isòk''
|''bisa''
|bisa
|-
| rowspan="2" |''iwak''
|''iwak''
|ikan
|-
|''lawuh''
|lauk
|-
|''jagòng'',{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''jagong'' memiliki arti 'mendatangi perayaan'.}} ''jagòngan''
|''mlangkring''
|tongkrong, menongkrong
|-
|''jambrèt''
| -
|jambret (kata makian)
|-
|''jamput'', ''damput'', ''hamput''
|''amput''
|bersetubuh (kata makian)
|-
|''[[jancok|jancók]]'', ''jancuk'', ''cók'', ''cuk''
|''ancuk''
|bersetubuh (kata makian)
|-
|''jangkrék''
|''jangkrik''
|jangkrik (kata makian)
|-
|''jarag'', ''jaraḳ'', ''njarag'', ''njaraḳ''
|''ganggu''
|jail
|-
|''jarem'', ''njarem''
|''kram''
|kram
|-
| rowspan="3" |''jebus''
|''jebus''
|tembusan (jalan)
|-
|''pungkasan''
|ujung
|-
|''jebulé''
|ternyata
|-
|''jeglèḳ'', ''njeglèḳ''
| -
|padam seketika (listrik)
|-
|''jék''
|''isih''
|masih, sedang (melakukan sesuatu hal)
|-
| rowspan="2" |''jekètèk'', ''njekètèk''
|''dumadakan''
|mendadak, tiba-tiba
|-
| -
|ternyata (konotasi negatif)
|-
|''jembek''
| -
|muak
|-
|''jèmbrèt''
| -
|belepotan
|-
|''jerih''
|''ajrih''
|takut, pengecut
|-
|''jukuk''
|''jupuk''
|ambil
|-
|''jungkrak''
| -
|mendorong hingga jatuh
|-
| rowspan="2" |''kaèt'', ''kèt''
|''kawit''
|sejak
|-
|''mentas''
|baru saja
|-
|''kancrit''
| -
|tertinggal, terbelakang
|-
|''kaplòk''
|''tempiling'', ''tapuk''
|tampar
|-
|''karèk'', ''garèk''
|''kari''
|tersisa
|-
|''katé'', ''kapé'', ''até'', ''apé''
|''arep''
|akan, hendak
|-
|''kathuken''
|''kadhemen'', ''katisen''
|kedinginan
|-
| rowspan="2" |''katok''
|''kathok''
|celana pendek
|-
|''clana''
|celana
|-
|''kebek''
|''kebak''
|penuh
|-
|''kecèk''
| -
|genangan air
|-
|''kèk''
|''wèh'', ''wènèh''
|beri
|-
|''keluyuran''
|''ngluyur'', ''kluyur-kluyur''
|berkeluyuran, bepergian tanpa tujuan
|-
| rowspan="2" |''kemalan''
|''kemalan''
|membual
|-
| -
|sok, berlagak
|-
|''kemaruk'', ''maruk''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''maruk'' memiliki arti 'bernafsu makan besar'.}}
|''srakah''
|serakah
|-
|''kemènyèk''
| -
|berlebihan, sok, berlagak
|-
| rowspan="2" |''kemu''
|''kemu''
|berkumur
|-
| -
|mengulum, menahan dalam mulut
|-
|''kenèk opo''
|''ngapa''
|mengapa, kenapa
|-
| rowspan="2" |''kerja''
|''kerja'', ''manjing''
|bekerja (profesi)
|-
|''nglakoni'', ''nindakaké''
|berkegiatan, melakukan
|-
|''kèri''
|''kari''
|tertinggal
|-
|''kètòk''
|''katon''
|terlihat
|-
|''kòn'', ''kòen''
|''kowé''
|kamu
|-
|''kòra'', ''kòra-kòra'', ''kòrah-kòrah''
|''umbah'', ''umbah-umbah''
|cuci (peralatan dapur)
|-
|''kòrèt''
| -
|sisa
|-
|''kósró'', ''kósróh''
|''kisruh''
|asal, sembarangan
|-
|''kòwa-kòwò'', ''kòwah-kòwòh''
|''plonga-plongo''
|kebingungan (ekspresi)
|-
|''kutang''
|''kotang''
|kutang, beha
|-
|''kutung''
| -
|kutang (baju tanpa lengan)
|-
|''lagèk'', ''gèk''
|''lagi''
|baru saja
|-
|''lagèkan''
|''agèkan'', ''lagiyan''
|lagi pula
|-
| rowspan="2" |''lapò''
|''lagi apa''
|sedang apa
|-
|''ngapa'', ''kenapa''
|mengapa, kenapa
|-
|''lapò'ò'', ''lapò ò''
|''ngapa'', ''kenapa''
|mengapa, kenapa
|-
|''lèk'', ''lak''
|''yèn''
|kalau, jika
|-
|''lék''
|''lik''{{Efn|Singkatan dari kata ''cilik'' dalam bahasa Jawa Standar yang berarti 'kecil'.}}
|paklik, bulik
|-
|''lèyèh''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''lèyèh'' memiliki arti 'bersandar'.}}, ''lèyèh-lèyèh''
| -
|bersantai-santai
|-
|''lugur'', ''lógór''
|''tiba''
|jatuh
|-
|''lòngòr''
|''goblog''
|bodoh
|-
| rowspan="2" |''macak''
|''dandan'', ''paès''
|solek, dandan
|-
| -
|bergaya (menyerupai sesuatu), bersikap (seolah-olah)
|-
|''maem''
|''mangan''
|makan
|-
|''maeng''
|''mau'', ''wau''
|tadi, baru saja
|-
|''mari''
|''rampung'', ''bubar'', ''bar''
|sudah, selesai
|-
|''masiò'', ''mbasiò''
|''senajan'', ''sanadyan'', ''masiya''
|meskipun
|-
|''matèk''
|''mati''
|mati
|-
|''mayak''
| -
|kurang ajar
|-
|''mèk''
|''mung''
|hanya, cuma
|-
|''mené''
|''sésuk''
|besok
|-
|''metangkring''
|''plangkring'', ''mlangkring''
|bertengger
|-
|''metantang''
| -
|membusungkan dada
|-
|''metantang-metèntèng''
| -
|berlagak
|-
|''metèntèng''
| -
|berayun
|-
|''metingkrang''
| -
|duduk dengan kaki terangkat
|-
|''metuntung''
| -
|menyembul
|-
|''mésó'', ''mésóh''
|''misuh'', ''ngipat''
|mengumpat, memaki
|-
|''mléngsé''
| -
|miring, tidak lurus
|-
|''mlété''
| -
|menjengkelkan
|-
| rowspan="3" |''muluk''
|''puluk'', ''muluk''
|makan dengan tangan kosong
|-
|''muluk'', ''muluk-muluk''
|meninggi, hal yang tinggi (tidak tercapai)
|-
| -
|mengepal
|-
| rowspan="2" |''nang'', ''néng''
|''nang'', ''ing''
|di
|-
|''nang'', ''menyang''
|ke
|-
| rowspan="2" |''nèk'', ''nak''
|''nang'', ''ing''
|di
|-
|''nang'', ''menyang''
|ke
|-
|''nèk''
|''yèn''
|kalau, jika
|-
|''ndang'', ''lang''
|''dang'', ''agé'', ''cepet''
|lekas (perintah)
|-
|''ndaniò''
| -
|apalagi jika
|-
|''nḍék'', ''nḍik'', ''ndhik''
|''ing''
|di
|-
|''ndhèk''
|''mau''
|tadi
|-
|''ngecembeng'', ''ngecembòng''
| -
|menggenang
|-
| rowspan="2" |''ngeres''
|''reged''
|kotor
|-
| -
|kotor (pikiran)
|-
|''nglamak'', ''ngamak''
| -
|kurang ajar
|-
|''nglèsòt''
|''klèsèd'', ''nglèsèd'', ''lèsèh''
|leseh, berlesehan
|-
|''ngòwòh''
|''mlongo''
|menganga
|-
|''òpò'ò'', ''òpòò''
|''ngapa''
|mengapa, kenapa
|-
|''pancet''
|''panggah''
|tetap
|-
|''patèk''
|''sepira'', ''patia''
|(tidak) seberapa
|-
|''pencét'', ''pencit''
| -
|mangga muda
|-
|''pèrèk''
|''sundel''
|sundal
|-
|''petèk''
|''pencèt''
|pencet
|-
| rowspan="2" |''pòl''
|''pol''
|batas ujung, maksimal
|-
|''men'', ''temen''
|sangat
|-
|''pòlaé''
|''marga''
|karena, sebab
|-
|''pòngòr''
|''antem''
|pukul
|-
|''rasan'', ''rasan-rasan''
|''rasanan''
|gosip, bergosip
|-
|''rèken''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''rèken'' memiliki arti 'menghargai' atau 'menyadari'.}}
| -
|gubris, peduli
|-
|''ròtuh''
|''runtuh''
|runtuh
|-
| rowspan="2" |''rusuh''
|''rusuh''
|rusuh, kotor
|-
|''ribut''
|ribut
|-
|''sak''
|''sa-'', ''se-''
|se- (bentuk terikat, awalan)
|-
|''sakper''{{Efn|''Sakper'' berasal dari gabungan kata ''sak'' dan pertandingan.}}
| -
|satu kali
|-
| rowspan="3" |''sék''
|''sik'', ''dhisik''
|terlebih dahulu
|-
|''sik'', ''mengko dhisik''
|tunggu sebentar (perintah)
|-
|''isih''
|masih
|-
|''sampèan'', ''samèn'', ''pèan''
|''sampéyan''
|kamu, Anda
|-
|''sampèk''
|''nganti''
|sampai, hingga
|-
|''santap''
| -
|hajar
|-
|''selang''
|''silih''
|pinjam
|-
|''semlóhé''
|''montok''
|seksi (tubuh)
|-
|''sèmpaḳ''
|''kathok''
|celana dalam
|-
|''senep''
|''mules''
|mulas (perut)
|-
|''séng''
|''sing'', ''kang''
|yang
|-
|''soalé''
|''marga''
|karena, sebab
|-
|''ta'', ''a''
|''ta''
| -kah (digunakan untuk mengukuhkan pertanyaan)
|-
| rowspan="2" |''temen'', ''temenan'', ''nemen''
|''temen'', ''tenan'', ''tenanan''
|benar, sungguh, sangat
|-
| -
|keterlaluan
|-
|''tèk''
|''wèk'', ''duwèk''
|milik
|-
| rowspan="2" |''tenger-tenger''
|''mlangkring''
|bertengger
|-
| -
|bersantai-santai
|-
| rowspan="2" |''tòntòk'', ''dòntòk'', ''nòntòk'', ''ndòntòk''
|''tonton''
|menonton, memerhatikan
|-
|''deleng''
|melihat
|-
| rowspan="2" |''tuwuk''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''tuwuk'' memiliki arti 'kenyang'.}}
|''kerep'', ''asring''
|acap, sering
|-
|''cukup''
|cukup, puas
|-
|''uman'', ''kuman'', ''kumanan''
|''komanan''
|kebagian
|-
|''umeḳ''
| -
|banyak bergerak, gelisah (perilaku)
|-
|''umum''{{Efn|Dalam bahasa Jawa Standar, ''umum'' memiliki arti 'umum'.}}
| -
|wajar
|-
| rowspan="2" |''waras''
|''waras''
|sehat (jasmani/rohani)
|-
|''mari''
|sembuh
|-
|''yòk òpò'', ''yò'òpò'', ''yòk nòpò''
|''kepriyé'', ''kepiyé'', ''piyé''
|bagaimana
|}
== Lihat pula ==
|