Arya Panangsang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arya Mataram (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Person
| name = Arya PenangsangPanangsang
| image =
| residence =
Baris 22:
 
 
'''Arya PenangsangPanangsang''' atau '''Arya Jipang''' atau '''Ji Pang Kang''' adalah adipati Jipang yang memerintah pada pertengahan abad ke-16. Riwayat mengenai Arya PenangsangPanangsang tercantum dalam beberapa serat dan babad yang ditulis ulang pada periode bahasa Jawa Baru (abad ke-19), seperti [[Babad Tanah Jawi]] dan [[Babad Demak]]. Dalam [[Babad Tanah Jawi]] dikisahkan karakter Arya PenangsangPanangsang sebagai pribadi yang mudah marah, kurang hati-hati dan kejam. Padahal Arya PenangsangPanangsang adalah murid kesayangan [[Sunan Kudus]] karenanya sama seperti Gurunya yang memiliki kepribadian tegas dan kukuh, baginya tidak ada kata kompromi dalam membela dan mempertahankan kebenaran.
 
== Silsilah ==
Menurut ''Serat dan babad'', Arya PenangsangPanangsang lahir di Lasem pada tahun 1505, merupakan putra pertama [[Pangeran Surowiyoto]] atau Raden Kikin atau sering disebut juga sebagai [[Pangeran Sekar Sedo Lepen]] putra dari [[Raden Patah]] raja Demak Bintoro. Ibu Raden Kikin adalah cucu dari Sunan Ampel bernama [[Putri Solekha]] anak dari pasangan [[P. Wironegoro]] Raja adipati Lasem dengan [[Nyi Ageng Malokha]] putri dari [[Raden Rahmat]] Sunan Ampel. Ibu Arya PenangsangPanangsang bernama [[Putri Ayu Retno Panggung]] anak dari Adipati Jipang [[Ratu Ayu Retno Kumolo]], anak dari Raja Majapahit [[Kertabhumi|Bhre Kertabhumi]], isteri dari [[Ki Hajar Windusana]], sehingga [[Arya PenangsangPanangsang]] juga mewarisi kedudukan neneknya sebagai Adipati Jipang.
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1521 suami dari anak pertama Raden Patah yang bernama Pati Unus (orang [[Portugis]] menyebutnya [[Pate Unus]], dikenal juga sebagai [[Pangeran Sabrang Lor]]) anak dari Adipati Jepara Mohammad Yunus, melakukan penyerangan ke Portugis di Malaka. Pati Unus gugur dalam perang. Dikisahkan bahwa Trenggana adik dari Pate Unus berebut takhta dengan P. Surowiyoto atau R. Kikin anak dari R. Fatah.
 
[[Pangeran Surowiyoto]] atau Raden Kikin memiliki dua orang putra yang bernama Raden Arya PenangsangPanangsang dan [[R. Arya Mataram]], sedangkan Trenggana memiliki putra pertama bernama Raden Mukmin atau yang disebut juga sebagai [[Sunan Prawoto]]. Mukmin dikisahkan membunuh Raden Kikin sepulang [[sholat Jumat]] di tepi sebuah sungai di Lasem dengan menggunakan [[keris]] [[Kyai Setan Kober]] yang membuat Trenggana menjadi Sultan Demak ketiga. Sejak saat itu, Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya "Bunga yang gugur di sungai".
 
Sepeninggal Raden Kikin, Arya PenangsangPanangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang. Saat itu usianya masih 16 tahun, sehingga pemerintahannya dibantu Patih Mat Ahun (Mentaun). Menurut [[Kitab Kapunggawan Jipang]] Jumenengan Arya PenangsangPanangsang baru di laksanakan empat tahun kemudian yakni pada tahun 1525, saat itu Arya PenangsangPanangsang berumur 20 tahun.
 
Trenggana naik takhta [[Kerajaan Demak]] tahun 1521. Pemerintahannya berakhir saat ia gugur di [[Panarukan, Situbondo]] tahun 1546 saat mencoba kembali menyerang Portugis meneruskan perjuangan [[Pati Unus]]. Raden Mukmin menggantikan sebagai raja keempat bergelar [[Sunan Prawoto]]. Ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Prawoto. Demak pada periode ini dikenal dengan sebutan [[Demak Prawoto]] (1546 - 1549).
 
Pada tahun 1549 Arya PenangsangPanangsang dikisahkan oleh ''[[Babad Tanah Jawi]]'' membalas kematian Raden Kikin dengan mengirim utusan bernama Rangkud untuk membunuh [[Sunan Prawoto]] dengan Keris Kyai Setan Kober. Rangkud sendiri tewas saling bunuh dengan korbannya itu. Setelah kematian [[Sunan Prawoto]], Arya PenangsangPanangsang menjadi Penguasa Demak sebagai Sultan Demak V, ibukota Kerajaan Demak ia pindahkan ke Jipang. Periode ini dikenal dengan sebutan [[Demak Jipang]] (1549 - 1554).
 
Pada tahun 1554 Arya PenangsangPanangsang berhasil dibunuh oleh Pasukan utusan Adipati Pajang. Dengan Gugur nya Arya PenangsangPanangsang maka roboh pulalah kekuasaan Kesultanan Demak lalu berdirilah Kerajaan Pajang.
 
== Dongeng ==
 
Dikisahkan oleh ''Babad Tanah Jawi'' dalam perjalanan pulang ke [[Pajang]], rombongan Adipati Pajang [[Jaka Tingkir]] singgah ke Gunung Danaraja tempat [[Ratu Kalinyamat]] menyendiri setelah kematian [[Sunan Prawoto]] dan suaminya [[Sultan Hadlirin|Hadlirin]].{{Sfn|de Graaf|2019|p=175}} [[Ratu Kalinyamat]] mendesak [[Jaka Tingkir]] agar segera membunuh Arya PenangsangPanangsang, dirinya yang mengaku sebagai pewaris takhta [[Sunan Prawoto]], berjanji akan menyerahkan [[Demak]] dan [[Jepara]] jika [[Jaka Tingkir]] menang.{{Sfn|de Graaf|2019|p=217}}
 
[[Jaka Tingkir]] segan memerangi Arya PenangsangPanangsang secara langsung karena merasa dirinya hanya sebagai mantu keluarga [[Demak]]. Maka diumumkanlah sayembara, barangsiapa dapat membunuh Arya PenangsangPanangsang tersebut, akan memperoleh hadiah berupa tanah [[Pati]] dan Alas Mentaok (yang akan menjadi wilayah [[Mataram]]). Orangtua angkat [[Jaka Tingkir]], yaitu [[Ki Ageng Pemanahan]] dan sahabatnya [[Ki Panjawi]] dibimbing oleh [[Ki Juru Martani]] untuk mendaftar sayembara itu. Putra kandung Ki Ageng Pemanahan yang bernama [[Sutawijaya]] juga ikut mendaftar dalam sayembara dengan bekal Tombak Kyai Plered dari [[Jaka Tingkir]].
 
Diceritakan dalam ''Babad Tanah Jawi,'' Ketika pasukan [[Pajang]] datang menyerang Kotaraja Jipang, saat itu P. Arya PenangsangPanangsang sedang akan berbuka setelah keberhasilannya berpuasa 40 hari. Surat tantangan atas nama [[Hadiwijaya]] membuatnya tidak mampu menahan emosi. Apalagi surat tantangan itu dibawa oleh ''pekatik''-nya (pemelihara kuda) yang sebelumnya sudah dipotong telinganya oleh Pemanahan dan Penjawi. Meskipun sudah disabarkan adik Arya PenangsangPanangsang ([[Arya Mataram]]), PenangsangPanangsang tetap berangkat ke medan perang menaiki kuda jantan yang bernama [[Gagak Rimang]].
 
Kuda Gagak Rimang dengan penuh nafsu mengejar Sutawijaya yang mengendarai kuda betina, melompati bengawan. Perang antara Pasukan [[Pajang]] dan Jipang terjadi di dekat Bengawan Sore. Dalam perang tersebut perut Arya PenangsangPanangsang robek terkena tombak Kyai Plered milik [[Sutawijaya]]. Meskipun demikian kesaktian yang dimiliki oleh Arya PenangsangPanangsang membuatnya tetap bertahan. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip di pinggang. Arya PenangsangPanangsang berhasil meringkus [[Sutawijaya]]. Saat mencabut keris Setan Kober untuk membunuh [[Sutawijaya]], usus Arya PenangsangPanangsang malah terpotong sehingga menyebabkan kematiannya. Dalam pertempuran itu Ki Matahun, patih Jipang tewas pula, sedangkan [[Arya Mataram]] dan isterinya serta beberapa kerabat berhasil meloloskan diri ke Palembang.
 
== Referensi ==