'''Dekolonialitas''' (secara harfiah berarti penghilangan penjajahan) merupakan aliran pemikiran yang digaungkandiagungkan oleh gerakan sosial-politik [[Amerika Latin]] yang berfokus untuk memproduksimenghasilkan ulang gagasan keilmuan yang sering kali epistemologinyateori pengetahuannya masih sangat Eurosentriskebarat-baratan. IaAliran mengkritikini mengecam penerimaan secara universalumum akan keilmuan Barat dan juga superioritaspengunggulan budaya Baratbarat yang menghegemonimemiliki kekuasaan tertinggi sebagai dasar dari [[imperialisme]] (kepenguasaan) Barat.<ref>{{Cite journal|last=Quijano|first=Aníbal|date=2007-03-01|title=Coloniality and Modernity/Rationality|url=https://doi.org/10.1080/09502380601164353|journal=Cultural Studies|volume=21|issue=2-3|pages=168–178|doi=10.1080/09502380601164353|issn=0950-2386}}</ref>
== KonteksMaksud Keilmuan ==
Pandangan dekolonial sendiri mencakup berbagai macam bentuk teori kritis, dan dalam keilmuan akademis ia mempelajari dan menganalisis tentang disparitasperbedaan kelas, studipenelitian genderkelamin, studipenellitian etnis dan ras, serta studipenelitian wilayah. Dekolonialitas juga dianggap mempelajari aspekunsur analitikpenguraian dan praktiskebijaksanaan dari "opsipilihan-opsipilihan untuk mengonfrontasimelawan dan memutus rantai keterikatan dari [...] matriksacuan kekuatan kolonialpenjajahan<ref>{{Cite web|title=coaccess|url=https://apps.crossref.org/coaccess/coaccess.html?doi=10.1215%2F9780822394501|website=apps.crossref.org|doi=10.1215/9780822394501|access-date=2021-10-25}}</ref> atau "matriksacuan modernitaskemoderenan" yang acapkalisering kali berakar dari kolonialismepenjajahan. Pandangan dekolonialitas juga mempercayai bahwa walaupun secara formalresmi praktik kolonisasipenjajahan telah berakhir dengan [[dekolonisasi Amerika|berhentinya penjajahan di benua Amerika]] pada abad ke-18 dan ke-19, serta [[dekolonisasi|pemberhentian penjajahn]] massalbesar-besaran di negara-negara Selatan pasca [[Perang Dunia II]], [[imperialisme]] Barat dan globalisasiglobalisas masih melanggengkanmempertahankan kesenjangan antara negara-negara adidaya dan negara-negara berkembang.
Menurut Quijano, matriks kekuatan kolonialpenjajahn negara-negara Barat menciptakan kesenjangan dan marjinalisasi sosial dalam konteks ras, etnisitas, nasionalitas, sosial, serta sejarah sehingga dekolonialitas selalu sinonimsepadan dengan upaya pelepasan dari produksipenghasilan ilmu yang Eurosentriskebarat-baratan. Dekolonialitas juga merujuk pada pendekatan analitikalpenguraian terhadap faktorsebab-faktorsebab seperti praktik-praktikpelaksanaan sosioekonomi dan politik yang jauh dari praktikpelaksanaan dan pandangan Eurosentrik.
Sebagai gerakan sosial, dekolonialitas juga dipandang sebagai gerakan untuk melepaskan diri dari pemikiran, praktikpelaksanaan, normakaidah, nilai, dan etikakesusilaan yang berasal dari warisan kolonialismepenjajahan untuk mencapai sebuah masyarakat yang "terbebas dari kesenjangan, diskriminasikejahatan, eksploitasipemerasan, serta dominasipenguasaan yang jahat."