Pada awalnya Ima terpaksa berhenti sekolah dan dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya, Ima menolak dan sempat kabur. Namun orang tuanya menemukannya dan akhirnya Ima tetap menikah dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya, meskipun kemudian bercerai. Karena merasa malu, Ima ingin pergi jauh dari kampungnya dan memutuskan untuk mendaftar di perusahaan tenaga kerja.<ref>{{Cite webnews|title=Ima Matul Maisaroh putus sekolah karena dipaksa menikah|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/ima-matul-maisaroh-putus-sekolah-karena-dipaksa-menikah.html|websitework=merdeka[[Merdeka.com]]|language=enid|access-date=2021-03-21|editor-last=Billiocta|editor-first=Ya'cob|first=Darmadi|last=Sasongko}}</ref> Dari sana, Ima kemudian mendapat tawaran untuk bekerja di [[Amerika Serikat|Amerika Serika]]<nowiki/>t di tahun 1997.<ref name=":0" /> Tawaran itu dia dapatkan saat hendak mencari nafkah di [[Hong Kong|Hongkong]]. Seorang perekrut tenaga kerja mengatakan semua keperluan Ima akan diurus, mulai dari paspor, visa, dan tiket. Ima dijanjikan akan diberikan gaji sebesar 150 dollar AS per bulan. Awalnya, Ima senang karena bekerja pada orang Indonesia di Los Angeles dan tidak perlu repot belajar Bahasa Inggris. Pada kenyataannya Ima tak pernah mendapatkan gajinya dan justru mengalami kekerasan fisik di tiga tahun masa kerjanya. Ima bekerja 18 jam sehari dan sering terbangun di malam hari untuk merawat bayi. Ima akhirnya mencoba mencari pertolongan dari tetangga sekitar dengan secarik kertas bertuliskan "Please help me." Meskipun sempat takut akan diadukan pada majikannya, usaha Ima akhirnya tidak sia-sia. Ada salah satu tetangganya yang menolongnya dan melaporkan kondisi Ima ke [[Coalition to Abolish Slavery and Trafficking]] (CAST). Dari CAST, Ima baru sadar telah menjadi korban perdagangan manusia.<ref name=":2">{{Cite webnews|last=Liputan6.comPrastiwi|date=2016-08-17|title=Curhat Ima Matul, Korban Perbudakan yang Jadi Penasihat Obama|url=https://www.liputan6.com/global/read/2578585/curhat-ima-matul-korban-perbudakan-yang-jadi-penasihat-obama|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2021-03-04|editor-last2=Sary|editor-first2=Hotnida Novita|first=Arie Mega|editor-last=Prastiwi|editor-first=Arie Mega}}</ref>