Sangiran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MelancholieBot (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
Tahun [[1934]] [[antropolog]] [[Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald]] memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan [[fosil]] dari nenek moyang manusia pertama, ''[[Pithecanthropus erectus]]'' ("Manusia Jawa"). Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil [[Meganthropus palaeojavanicus]] telah ditemukan di situs tersebut.
 
Di [[museumMuseum Fosil Sangiran|Museum Sangiran]], yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan sejarah manusia purba sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak yang terlengkap di [[Asia]]. Selain itu juga dapat ditemukan [[fosil]] hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut serta alat-alat batu.
 
Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan ''Kubah Sangiran''. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses [[erosi]] sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.