Revisi per 30 September 2022 16.57 sunting Devi 4340 (bicara \| kontrib) Peninjau otomatis, Pengecualian blokir IP 3.749 suntingan →Asal usul: menambah konten. Tag: VisualEditor ← Revisi sebelumnya		Revisi per 30 September 2022 17.00 sunting balikkan Devi 4340 (bicara \| kontrib) Peninjau otomatis, Pengecualian blokir IP 3.749 suntingan k →Asal usul Tag: VisualEditor Revisi selanjutnya →
Baris 10: Ketika Majapahit runtuh, Sunan Lawu berperang dalam sebuah pertempuran yang berujung membuatnya terpaksa mundur. Ia kehilangan semua pengikutnya kecuali tiga pembantunya. Ia kemudian menuju Argo Tumiling. Selain Argo Tumiling, terdapat tempat lain yang diasosiasikan dengan Sunan Lawu. Tempat itu bernama Lumbung Selayur yang berada di selatan Argo Dumilah yang dipercaya sebagai keraton atau kediaman Sunan Lawu. Selain itu, Pawonsewu yang berada di sebelah baratnya juga dipercaya sebagai dapurnya.{{Sfn\|Adam\|2021\|p=46-47}} Kepercayaan pada Sunan Lawu juga hidup di sisi utara Gunung Lawu, yaitu di wilayah Ngrambe, yang masuk wilayah [[Kabupaten Ngawi]]. Kisah-kisah rakyat masih mengatakan bahwa sebelum Sunan lawu menghuni puncak gunung, para dewa telah tinggal di sana. Mereka menyebut ~~nam~~nama-nama [[Batara Guru\|Batoro Guru]] dan [[Narada]]. Orang-orang juga mengetahui bahwa kepercayaan ini muncul dari pihak [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat\|Surakarta]]. Selain itu, di sana terdapat tempat suci Pringgodani atau Pringgosari, yang merupakan kediaman [[Gatotkaca\|Raden Gatotkaca]] atau yang di sana disebut sebagai Raden Koconagoro karena Gatotkaca pantang disebutkan.{{Sfn\|Adam\|2021\|p=49}} == Referensi ==

Sunan Lawu: Perbedaan antara revisi