Ekologi manusia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tiar Rahma (bicara | kontrib)
k copyedit
SallyHameeda (bicara | kontrib)
k Penggunaan kata sambung yang lebih tepat. Koreksi huruf dalam sebuah kata.
Baris 1:
{{rapikan}}{{copy edit}}
'''Ekologi manusiaManusia''' merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Artinya, terdapat keterkaitan antara manusia dengan komunitas biologis (alam), maupun dengan komunitas [[sosial]] (masyarakat). [[Ekologi]] manusia dipelopori oleh pakar ilmu sosial, [[Auguste Comte]] (1800) tentang rekonstruksi sosial. Kajian sosial tentang penyebaran manusia dalam tata wilayah dipelajari dalam konteks ekologiEkologi manusiaManusia. Ekologi manusiaManusia menekankan penyebaran manusia dan variabel sosialnya dalam tata ruang sehingga kajiannya berkaitan dengan geografi. Saat ini, semua kajian berkaitan dengan ekologiEkologi manusiaManusia, seperti [[biologi]], [[antropologi]], [[Ilmu ekonomi|ekonomi]], [[teknologi]], [[psikologi]], [[hukum]], [[pertanian]], [[pendidikan]], [[Kesehatan masyarakat|kesehatan masyarakat,]] [[filsafat]], [[agama|agama,]] dan lain-lain.
 
== Awal Mula Ekologi Makhluk Hidup ==
Dalam pengelolaan [[lingkungan]] dibutuhkan ekologi [[Makhluk Hidup|makhluk hidup]] yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya. Salah satunya adalah [[ekologi manusia]] pada bagian dari [[autekologi]], yaitu ekologi dari [[spesies]] tunggal ([[Manusia|homo sapiens)]]. Saat manusia dilihat sebagai [[makhluk sosial]], maka ekologi manusia dapat menggunakan [[Komunitas (ekologi)|sinekologi]].<ref name=" Ekologi Manusia">[http://www.averroes.or.id/ekologi-manusia-dan-kesadaran-individu-dalam-pengelolaan-lingkungan.html] Ekologi Manusia, 13 Desember 2017</ref> Ekologi manusia adalah studi yang mengkaji interaksi antara manusia dengan lingkungan. Sebagai bagian dari ekosistem, manusia merupakan makhluk hidup yang ekologi dominan, suatu istilah yang menyatakan bahwa makhluk hidup dapat mengendalikan proses dan interaksi dalam ekosistem atas kehendaknya. Hal ini dikarenakan manusia dapat berkompetensi secara baik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 
Saat manusia dilihat sebagai [[makhluk sosial]], maka ekologi manusia dapat menggunakan [[Komunitas (ekologi)|sinekologi]].<ref name="Ekologi Manusia">[http://www.averroes.or.id/ekologi-manusia-dan-kesadaran-individu-dalam-pengelolaan-lingkungan.html] Ekologi Manusia, 13 Desember 2017</ref> Ekologi Manusia adalah studi yang mengkaji interaksi antara manusia dengan lingkungan. Sebagai bagian dari ekosistem, manusia merupakan makhluk hidup yang ekologi dominan, suatu istilah yang menyatakan bahwa makhluk hidup dapat mengendalikan proses dan interaksi dalam ekosistem atas kehendaknya. Hal ini dikarenakan manusia dapat berkompetensi secara baik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara [[analitik]], lingkup ekologi [[manusia]] dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem alam dan [[sistem sosial]]. Kedua sistem tersebut saling berhubungan timbal balik secara terus-menerus dan teratur melalui aliran energi, materi, dan informasi sehingga terjadi proses seleksi dan adaptasi. Lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Rambo (1983), faktor sistem biofisik atau [[ekosistem]], yaitu berupa iklim, udara, air, tanah, tanaman, dan binatang.
 
Secara [[analitik]], lingkup ekologi [[manusia]] dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem alam dan [[sistem sosial]]. Kedua sistem tersebut saling berhubungan timbal balik secara terus-menerus dan teratur melalui aliran energi, materi, dan informasi sehingga terjadi proses seleksi dan adaptasi. Lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Rambo (1983), faktor sistem biofisik atau [[ekosistem]], yaitu berupa iklim, udara, air, tanah, tanaman, dan binatang.
 
Lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Rambo (1983), faktor sistem biofisik atau [[ekosistem]], yaitu berupa iklim, udara, air, tanah, tanaman, dan binatang.
 
Timbulnya perubahan hubungan interaksi manusia dan lingkungan sekitar disebabkan oleh faktor internal, yaitu pertumbuhan penduduk dan [[Eksternalitas|eksternal]] yang meliputi perkembangan ekonomi pasar, pembangunan, dan kebijakan pemerintah.<ref name="Ekologi Manusia" /> Ekologi manusia dipelopori oleh para ilmuwan sosial yang salah satunya adalah [[Auguste Comte]] ([[1800|1800)]] tentang rekonstruksi sosial.
Baris 11 ⟶ 15:
== Hubungan Antara Sistem Sosial dengan Ekosistem ==
[[Berkas:People eating Iftar together in Iran.jpg|jmpl|Orang-orang sedang berbuka puasa bersama. ]]
Studi [[ekologi]] diketahui memiliki keterkaitan dengan masalah [[perilaku]] manusia dengan lingkungan sosialnya, maka teori perilaku memengaruhimempengaruhi perkembangan studi ekologi manusia. Menurut Chaplin (dalam ''Wawolumaya,'' 2001), perilaku (''behavior'') merupakan suatu cara atau perbuatan yang layak bagi manusia. Menurut Sarwono (1992), perilaku pada hakikatnya merupakan tanggapan atau respons terhadap rangsangan (stimulus), dan rangsangan itulah yang memengaruhi tingkah laku.

[[Intervensi]] organisme terhadap stimulus respons dapat berupa kognisi sosial, [[persepsi]], nilai, atau konsep.<ref name=" Ekologi Manusia" /> Perilaku adalah salah satu hasil dari peristiwa atau proses belajar. Proses tersebut adalah proses alami, sebab timbulnya perilaku harus dicari pada lingkungan eksternal manusia dan bukan dari dalam diri manusia itu sendiri.
 
Sarwono (1991:3) mengatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan manusia, baik terbuka (''open behavior'') maupun yang tidak terbuka (''covert behavior''). Perilaku terbuka adalah perilaku yang langsung dapat ditangkap oleh indra misalnya menyapu, merokok, mengemudi, dan lain-lain. Perilaku yang tidak terbuka adalah tingkah laku yang tidak dapat ditangkap langsung oleh indra, misalnya motivasi, sikap, minat, dan emosi. Perilaku menyangkut hubungan antara tanggapan atau respons dengan rangsangan ([[stimulus]]). Untuk meningkatkan tanggapan atau balasan dari rangsangan, dapat dilakukan dengan memberikan suatu efek yang menyenangkan bagi subjek yang memberikan tanggapan tersebut, sehingga apa yang dilakukan akan diulang lagi.<ref name="Ekologi">[http://www.martonomily.com/knowledge-library/umum/ekologi-ekosistem]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Ekologi, 13 Desember 2017</ref> Bell Gredler dalam ''Alhadza'' menjelaskan, seseorang akan melakukan tingkah laku baru dengan model yang menarik untuk ditiru. Sedangkan menurut Koswara, tingkah laku adalah hasil kekuatan yang ada dalam diri individu dan kekuatan yang berasal dari lingkungan psikologis.<ref name=" Ekologi"/>
 
Untuk meningkatkan tanggapan atau balasan dari rangsangan, dapat dilakukan dengan memberikan suatu efek yang menyenangkan bagi subjek yang memberikan tanggapan tersebut, sehingga apa yang dilakukan akan diulang lagi.<ref name="Ekologi">[http://www.martonomily.com/knowledge-library/umum/ekologi-ekosistem]{{Pranala mati|date=Maret 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} Ekologi, 13 Desember 2017</ref> Bell Gredler dalam ''Alhadza'' menjelaskan, seseorang akan melakukan tingkah laku baru dengan model yang menarik untuk ditiru. Sedangkan menurut Koswara, tingkah laku adalah hasil kekuatan yang ada dalam diri individu dan kekuatan yang berasal dari lingkungan psikologis.<ref name="Ekologi" />
 
Lingkungan psikologi adalah seluruh fakta psikologis yang diketahui atau disadari oleh [[individu]]. Fakta [[psikologis]] tersebut membentuk keseluruhan dari pengetahuan individu dan merupakan kekuatan yang mempengaruhi tingkah laku. Pembentukan perilaku manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang bersumber dari pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan bertindak.
Sarwono (1991:3) mengatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan manusia, baik terbuka (''open behavior'') maupun yang tidak terbuka (''covert behavior''). Perilaku terbuka adalah perilaku yang langsung dapat ditangkap oleh indra misalnya menyapu, merokok, mengemudi, dan lain-lain. Perilaku yang tidak terbuka adalah tingkah laku yang tidak dapat ditangkap langsung oleh indra, misalnya motivasi, sikap, minat, dan emosi. Perilaku menyangkut hubungan antara tanggapan atau respons dengan rangsangan ([[stimulus]]). Untuk meningkatkan tanggapan atau balasan dari rangsangan, dapat dilakukan dengan memberikan suatu efek yang menyenangkan bagi subjek yang memberikan tanggapan tersebut, sehingga apa yang dilakukan akan diulang lagi.<ref name="Ekologi">[http://www.martonomily.com/knowledge-library/umum/ekologi-ekosistem]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Ekologi, 13 Desember 2017</ref> Bell Gredler dalam ''Alhadza'' menjelaskan, seseorang akan melakukan tingkah laku baru dengan model yang menarik untuk ditiru. Sedangkan menurut Koswara, tingkah laku adalah hasil kekuatan yang ada dalam diri individu dan kekuatan yang berasal dari lingkungan psikologis.<ref name=" Ekologi"/>
 
Lingkungan psikologi adalah seluruh fakta psikologis yang diketahui atau disadari oleh [[individu]]. Fakta [[psikologis]] tersebut membentuk keseluruhan dari pengetahuan individu dan merupakan kekuatan yang memengaruhi tingkah laku. Pembentukan perilaku manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang bersumber dari pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan bertindak. Oleh karena itu, tindakan manusia terhadap lingkungan dilakukan berdasarkan keputusan yang berasal dari informasi lingkungan dan dari latar belakang pengalaman serta sikap terhadap [[lingkungan]]. Pengelolaan sumber daya alam pada hakikatnya adalah pertimbangan-pertimbangan positif yang dilakukan dalam rangka membentuk dan membangun keserasian antara penduduk dan lingkungan (prawiroatmojo et al, [[1988]]: 11).
 
Dari uraian di atas (Bell, [[1978]] dan Koswara, [[1989]]) dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahapan bagaimana seseorang akan semakin baik berperilaku.
Baris 37 ⟶ 47:
Jenis fosil ''Homo Sapiens'' yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
 
# ''Homo Sapien Soloensis''.<ref name="Learn Sejarah">[http://www.learnsejarah.com/2017/10/pengertian-ekologi.html]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Learn Sejarah, 13 Desember 2017</ref> Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich dan kemudian diberi nama [[Homo sapien|Homo Sapien]] Soloensis. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di [[Sangiran]] dan Sambung Macan, [[Sragen]], lembah Sungai [[Bengawan Solo]] tahun 1931--1934.
# ''Homo Sapiens Wajakensis.'' Fosil ini ditemukan di Wajak, Tulung Agung, tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis dan kemudian diberi nama Homo Sapiens Wajakensis. Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130--210 cm, dengan berat badan antara 30–150 kg. Volume otak fosil ini mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini hidup sekitar 40.000--25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas.<ref name="Ekologi Manusia" />
 
== Fungsi Manusia ==
[[Manusia]] merupakan sosok yang memegang fungsi dan peranan penting dalam konteks [[lingkungan hidup]]<nowiki/>nya. Namun, manusia secara fisik merupakan makhluk yang lemah. Perikehidupan dan kesejahteraannya sangat bergantung kepada komponen lain. Artinya, keberhasilan manusia dalam mengelola rumah tangganya dengan baik ditentukan oleh berhasilnya manusia dalam mengelola makhluk hidup lainnya secara keseluruhan dengan baik pula. Untuk memperkuat kelemahan manusia, ia diberi kelebihan akal atau alam pikiran (''noosfer''). Dengan akal pikirannya manusia memilikimenciptakan [[budaya]] serta dengan budayanya yang disebut ''extra somatic tool'' manusia mampu menguasai dan mengalahkan makhluk yang lebih besar dan menaklukkan alam yang dahsyat.<ref name="Learn Sejarah" />
 
Masalahnya apabila ''noosfer'' dengan perilakunya digunakan untuk kepentingan kesejahteraan diri dan [[makhluk hidup]] lainnya, juga didukung oleh rasa tanggung jawab terhadap kelestarian kemampuan daya dukung lingkungannya, maka sejahteralah manusia dan makhluk hidup lainnya. Sebaliknya, dengan ''noosfer'' (''extra somatic tool'') yang dikembangkan, manusia dalam mempermudah hidup dan memenuhi kebutuhan pokok (''primery biological needs''), manusia dapatberpotensi memiliki bersifatsifat tamak, egois, dan serakah dalam mengeksploitasi [[sumber daya alam]] tanpa pertimbanganmempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Bahkan merasa dirinyalah yang paling memerlukan,menguasai dengandan memanfaatkanmemerlukan [[sumber daya alam]] itu, yangsehingga pada gilirannya justru mereka terancam hidupnya dan mengancam kehidupan [[makhluk hidup]] lain, kini, dan generasi mendatang.<ref name="Learn Sejarah"/>
 
== Referensi ==