Teuku Ben Mahmud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 33:
Pada 7 April 1901, pasukan Teuku Ben Mahmud dengan kekuatan sekitar 500 orang menyerang pasukan Belanda, sehingga membuat pasukan marsose Belanda yang dipimpin Letnan Helb kocar kacir. Dalam pertempuran tersebut, Teuku Ben Mahmud dibantu oleh panglima-panglima yang gigih dan tangguh antara lain Haji Yahya dari Aluepaku, [[Sawang, Aceh Selatan|Sawang]], Said Abbdurrahman dari [[Pasie Raja, Aceh Selatan|Pasie Raja]] dan [[Teuku Cut Ali]] dari [[Trumon]].
 
Pada tahun 1905, pasukan Teuku Ben Mahmud dengan kekuatan sekitar 200 pejuang menyerang pasukanrombongan ''controleur'' Belanda yang sedang mengutip ''blestenk'' (pajak rakyat) di [[Meukek, Aceh Selatan|Meukek]]. Penyerangan ini menyebabkan tewasnya 47 orang dari pasukan Teuku Ben Mahmud serta tertangkapnya beberapa pasukan Teuku Ben termasuk Tengku Idris salah satu panglima Teuku Ben Mahmud. Kekalahan pasukan Teuku Ben tersebut disebabkan oleh kurangnya persiapan dan taktik serta ketidakseimbangan kekuatan antara pasukan Teuku Ben Mahmud dengan pasukan Belanda. Tengku Idris (salah satu keturunan Tengku Idris adalah Mantan Menpora RI [[Abdul Gafur (politikus)|Abdul Gafur]]) dan beberapa orang lainnya akhirnya dibuang oleh Belanda ke [[Ternate]], [[Pulau Halmahera|Halmahera]], [[Maluku Utara]].
 
Pada tahun 1908, Belanda berhasil menyandera beberapa anggota keluarga dan pasukan Teuku Ben Mahmud. Atas bujukan Kapitein W.B.J. Scheppens, Teuku Ben Mahmud dan 160 orang pasukannya akhirnya terpaksa turun gunung dan menghentikan gerilyanya dengan syarat Belanda harus melepaskan sandera dan mengembalikan pejuang Aceh yang mereka buang ke luar Aceh.