Kabupaten Dharmasraya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 43:
Nama kabupaten ini diambil dari manuskrip yang terdapat pada [[Prasasti Padang Roco]],<ref>Muljana, Slamet, (1981), ''Kuntala, Sriwijaya Dan Suwarnabhumi'', Jakarta: Yayasan Idayu, hlm. 223.</ref> di mana pada prasasti itu disebutkan Dharmasraya sebagai ibu kota dari kerajaan [[Melayu]] waktu itu. Kerajaan ini muncul setelah kejatuhan kerajaan [[Sriwijaya]] pada abad 13-14, di mana daerah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu mulai dari [[Semenanjung Malaya]] hingga [[Sumatra]]. Hal ini dapat dibuktikan dari [[Prasasti Grahi]] di [[Chaiya]], selatan [[Thailand]] serta catatan dalam naskah [[Cina]] yang berjudul ''[[Zhufan Zhi]]'' (諸蕃志) karya [[Zhao Rugua]] tahun [[1225]].<ref>Friedrich Hirth & W. W. Rockhill, (1911), ''Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi, St Petersburg.</ref> Kemudian kerajaan ini menjalin hubungan dengan [[Kerajaan Singhasari]], sebagaimana yang terpahat pada Prasasti Padang Roco.<ref>Slamet Muljana, (2006), ''Sriwijaya'', Yogyakarta: LKIS.</ref><ref>R.Pitono Hardjowardojo, (1966), ''Adityawarman, Sebuah Studi tentang Tokoh Nasional dari Abad XIV'', Bhratara, Djakarta</ref> Selain itu nama Dharmasraya juga disebutkan dalam catatan sejarah kerajaan [[Majapahit]], ''Nagarakretagama''<ref>Brandes, J.L.A., (1902), ''Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok''.</ref> sebagai salah satu daerah vasal.
Sejarawan zaman kolonial Belanda sudah banyak mempelajari sejarah tersebut, bahkan pada tahun 1930 memboyong [[arca Amoghapasa]] dan [[arca Bhairawa]] ke tempat yang sekarang disebut [[Museum Nasional Indonesia]] di Jakarta. Namun sayangnya kebanyakan masyarakat termasuk diantaranya pemuka adat Tuanku Rajo Dipati mengaku jika nama Dharmasraya sudah lama terlupakan oleh mereka. Nama Dharmasraya mencuat kembali di kalangan masyarakat saat proses pemekaran Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung dan akhirnya dipakai sebagai nama kabupaten baru.<ref>{{
Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu dari 3 kabupaten baru hasil pemekaran [[Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung]], yang dibentuk berdasarkan [[Undang-undang]] nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Dharmasraya, [[Kabupaten Solok Selatan]] dan [[Kabupaten Pasaman Barat]] di provinsi Sumatra Barat, dan diresmikan pada tanggal [[7 Januari]] [[2004]].
|