Perang Bubat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 42:
Beberapa ahli cukup ragu dengan beberapa teks tersebut termasuk [[Pararaton]], sejarawan Aminuddin Kusdi menyebut bahwa [[Kidung Sunda]] merupakan sumber sekunder bahkan tersier. Beberapa fakta didalamnya tidak sesuai dengan sumber lain yang lebih kredibel seperti Prasasti. Dan periode abad ke-19 yang merupakan masa penulisan [[Kidung Sunda]] dikenal sebagai masa munculnya beberapa karya sastra kontroversial.<ref name="Historia1" /> Dan menurut arkeolog Hassan Djafar, dari 30 Prasasasti Kerajaan Sunda dan 50 Prasasasti Kerajaan Majapahit tidak ada yang menyebutkan mengenai Perang Bubat, sumber hanya berasal dari naskah atau manuskrip<ref name=":0">{{Cite news|title=Drama Bubat dan Panas-Dingin Hubungan Majapahit-Sunda|url=https://historia.id/kuno/articles/drama-bubat-dan-panas-dingin-hubungan-majapahit-sunda-DnE7B/page/1}}</ref>.
 
Patut dicermati bahwa ''[[Nagarakretagama]]'' yang dikarang Mpu [[Prapanca]] pada tahun 1365, dan secara luas dipandang sebagai sumber primer sejarah Majapahit, sama sekali tidak menyinggung peristiwa ini. Oleh karena itu beberapa sejarawan mempertanyakan keaslian ''Pararaton'', serta berpendapat bahwa ''Kidung Sunda'' hanyalah sebuah novel fiksi kuno dan Perang Bubat tidak pernah terjadi.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/631196-perang-bubat-kisah-nyata-atau-rekaan|title=Perang Bubat , Kisah Nyata atau Rekaan? – VIVA|last=VIVA|first=PT. VIVA MEDIA BARU -|date=28 Mei 2015|access-date=06 Mei 2018|language=id|work=[[VIVA.co.id]]}}</ref> Demi merukunkan beragam kajian ini, penting untuk dipahami bahwa ''Nagarakretagama'' adalah sebuah ''pujasastra''.{{efn| group=lower-roman | 1=Karya sastra yang dimaksudkan sebagai penghormatan kepada Hayam Wuruk, Raja Majapahit, dan untuk menggambarkan kegemilangan daulat Majapahit.}} Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto memaparkan di dalam Sejarah Nasional Indonesia II bahwa "peristiwa ini tampaknya sengaja dikesampingkan Prapanca{{efn| group=lower-roman | 1=Kemungkinan besar insiden yang dianggap sebagai aib bagi istana Majapahit ini secara sengaja ditiadakan dan dikesampingkan Prapanca.}} karena tidak berkontribusi bagi kegemilangan Majapahit, bahkan dapat dianggap sebagai kegagalan politis [[Gajah Mada]] untuk menundukkan orang Sunda."<ref name="Historia2"/>
 
== Pinangan ==
Baris 96:
Gajah Mada menghadapi tentangan, ketidakpercayaan dan ejekan di istana Majapahit karena tindakannya yang ceroboh, yang tidak sesuai selera para bangsawan Majapahit, telah mempermalukan martabat Majapahit, dan merusak pengaruh raja Hayam Wuruk. Peristiwa malang ini juga menandai berakhirnya karir Gajah Mada, karena tidak lama setelah peristiwa ini, raja memaksa Gajah Mada untuk pensiun dini melalui pemberian perdana menteri tanah di Madakaripura (hari ini [[Probolinggo]]), sehingga diasingkan jauh dari urusan istana ibu kota.
 
Tragedi ini sangat merusak hubungan antara kedua kerajaan dan mengakibatkan permusuhan selama bertahun-tahun yang akan datang, situasi tidak pernah kembali normal.<ref name="end"/> Pangeran Niskalawastu Kancana—adik puteri Pitaloka yang semasa kecil tinggal di keraton Kawali (ibu kota Sunda Galuh) dan tidak menemani keluarganya ke Majapahit—menjadi satu-satunya pewaris Raja Sunda yang masih hidup. Kebijakannya setelah naik takhta antara lain memutuskan hubungan diplomatik Sunda dengan Majapahit, memberlakukan kebijakan isolasi terhadap Majapahit, termasuk memberlakukan undang-undang "Larangan Estri ti Luaran", yang melarang orang Sunda menikah [[orang Jawa| Jawa]]. Reaksi-reaksi ini mencerminkan kekecewaan dan kemarahan Sunda terhadap Majapahit, dan kemudian berkontribusi pada permusuhan Sunda-Jawa, yang mungkin masih berlangsung hingga saat ini.<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3670213/antropolog-dampak-perang-bubat-diwariskan-lintas-generasi/komentar|title=Antropolog: Dampak Perang Bubat Diwariskan Lintas Generasi|last=Hadi|first=Usman|work=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2018-05-06}}</ref>
 
Anehnya, meskipun [[Bali]] dikenal sebagai pewaris budaya Majapahit, pendapat [[orang Bali|Bali]] tampaknya berpihak pada Sunda dalam perselisihan ini, sebagai bukti melalui naskah mereka ''[[Kidung Sunda]]''. Penghormatan dan kekaguman orang Bali terhadap tindakan heroik Sunda dengan berani menghadapi kematian tertentu mungkin sesuai dengan kode kehormatan kasta [[kshatriya]] [[Hinduisme di Indonesia|Hindu]], bahwa kematian tertinggi dan sempurna dari seorang ksatria ada di ujung pedang; untuk mati di medan perang. Praktik unjuk rasa keberanian memiliki tandingan Bali dalam tradisi [[puputan]] mereka, pertarungan sampai mati oleh laki-laki dan diikuti dengan ritual bunuh diri massal oleh perempuan daripada menghadapi penghinaan menyerah.
Baris 106:
Pertempuran tragis diyakini telah menyebabkan sentimen buruk permusuhan Sunda-Jawa secara turun-temurun. Sebagai contoh, tidak seperti kebanyakan kota di Indonesia, sampai saat ini di [[Bandung]], ibu kota [[Jawa Barat]] yang juga merupakan pusat budaya masyarakat Sunda, tidak ada nama jalan yang bertuliskan "Gajah Mada" atau "Majapahit". Meskipun saat ini Gajah Mada dianggap sebagai salah satu [[Pahlawan Nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]], orang Sunda tetap tidak menganggapnya pantas berdasarkan perbuatan jahatnya dalam kejadian ini. Begitu pula sebaliknya, hingga saat ini belum ada jalan bertuliskan nama "Siliwangi" atau "Sunda" di Surabaya dan Yogyakarta.
 
Tragedi itu juga menyebabkan mitos berputar di sekitar orang Indonesia, yang melarang pernikahan antara orang Sunda dan orang Jawa, karena tidak berkelanjutan dan hanya membawa kesengsaraan bagi pasangan itu.<ref>{{citeCite news | title = Tragedi Perang Bubat dan mitos orang jawa dilarang kawin dengan sunda | date = 24 April 2015 | author = Hery H Winarno | url = https://www.merdeka.com/peristiwa/tragedi-perang-bubat-mitos-orang-jawa-dilarang-kawin-dengan-sunda.html | language = id| work = [[Merdeka.com]] }}</ref>
 
Pertempuran tersebut menjadi inspirasi yang subur sebagai bentuk [[tragedi]] Indonesia; termasuk pertunjukan [[wayang]] dan berbagai drama tari.<ref>{{Cite news|url=http://www.tribunnews.com/internasional/2017/11/11/kisah-tragis-dyah-pitaloka-di-perang-bubat-mengharu-biru-warga-korsel|title=Kisah Tragis Dyah Pitaloka di Perang Bubat Mengharu-biru Warga Korsel - Tribunnews.com|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2018-05-06|language=id-ID|first=Y|last=Gustaman}}</ref> Mereka kebanyakan menggambarkan kisah romansa tragis yang ditakdirkan, pertempuran dua kerajaan dan bunuh diri seorang putri cantik. Dongeng berdasarkan Pertempuran Bubat ditampilkan sebagai pertunjukan wayang ([[wayang golek]]),<ref>{{Cite web|url=https://www.sidaknews.com/pagelaran-wayang-di-purwakarta-tampilkan-kisah-perang-bubat/|title=Pagelaran Wayang di Purwakarta Tampilkan Kisah "Perang Bubat" {{!}} Sidak News|website=www.sidaknews.com|language=id-ID|access-date=2018-05-06}}</ref> drama [[sandiwara]] Sunda,<ref>{{Cite news|url=http://igsberita.com/cincin-cinta-miss-titin-eps-020/|title=Cincin Cinta Miss Titin (Eps. 020) - IGS BERITA|work=IGS BERITA|access-date=2018-05-06|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20180505213552/http://igsberita.com/cincin-cinta-miss-titin-eps-020/|archive-date=2018-05-05|url-status=dead}}</ref> dan drama tradisional Jawa ([[Ketoprak (seni budaya)|Ketoprak]]).<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/2508055/siswa-sma-gelar-drama-perang-bubat-versi-bahasa-inggris|title=Siswa SMA Gelar Drama Perang Bubat Versi Bahasa Inggris|last=Liputan6.com|work=liputan6[[Liputan6.com]]|access-date=2018-05-06|editor-last2=Ryandi|editor-first2=Eko Dimas|language=id|editor-last=Mahbub|editor-first=Harun}}</ref> Ini juga menginspirasi buku-buku novel fiksi sejarah<ref>{{Cite web|url=https://www.goodreads.com/book/show/1439781.Gajah_Mada|title=Gajah Mada (Gajah Mada, #4)|website=www.goodreads.com|access-date=2018-05-06}}</ref> dan video game strategi ''[[Age of Empires II|Age of Empires II HD: Rise of the Rajas]]'' menampilkan tragedi Pasunda Bubat sebagai salah satu kampanyenya.<ref>{{Citation|last=TheViperAOC - Age of Empires 2#HD Edition|title=AOE II: Rise of the Rajas Campaign - 1.5 Gajah Mada: The Pasunda Bubat Tragedy|date=2018-05-01|url=https://www.youtube.com/watch?v=kCF1yF-IpA4|access-date=2018-05-06}}</ref>
 
== Rekonsiliasi ==
Karena pertempuran tragis ini menjadi keluhan sejarah-budaya yang merenggangkan hubungan antar etnis antara orang Jawa dan Sunda — dua kelompok etnis terbesar di Indonesia selama berabad-abad, ada upaya bersama untuk mendamaikan hubungan, antara lain dengan mengganti nama kota. jalan-jalan. Pada 6 Maret 2018, Gubernur Jawa Timur [[Soekarwo]] bersama Gubernur Jawa Barat [[Ahmad Heryawan]] (Aher) dan Gubernur DIY Sri Sultan [[Hamengkubuwana X|Hamengkubuwono X]] menggelar Rekonsiliasi Budaya Harmoni Budaya Sunda-Jawa di Hotel Bumi Surabaya. Selasa, 6 Maret 2018. Mereka sepakat untuk mengakhiri masalah pasca-Bubat dengan mengganti nama jalan arteri di Surabaya, Yogyakarta dan Bandung.<ref name="Metro Sunda-Jawa">{{Cite news|url=http://jatim.metrotvnews.com/peristiwa/yKXVaW4b-3-gubernur-rekonsiliasi-661-tahun-masalah-budaya-sunda-jawa|title=3 Gubernur Rekonsiliasi 661 Tahun Masalah Budaya Sunda-Jawa|last=developer|first=metrotvnews|work=metrotvnews[[MetroTV|Metrotvnews.com]]|language=id|access-date=2018-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20180506105615/http://jatim.metrotvnews.com/peristiwa/yKXVaW4b-3-gubernur-rekonsiliasi-661-tahun-masalah-budaya-sunda-jawa|archive-date=2018-05-06|url-status=dead}}</ref>
 
Nama dua jalan arteri di kota Surabaya diganti dengan identitas Sunda. Jalan Gunungsari diganti dengan nama Jalan Prabu Siliwangi dan Jalan Dinoyo diganti dengan Jalan Sunda. Lewat jalan ini, Jalan Prabu Siliwangi kini akhirnya berdampingan dengan Jalan Gajah Mada, sedangkan Jalan Sunda kini berdampingan dengan Jalan Majapahit.