Anies Baswedan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fabian Pant (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{hatnote|Tokoh dalam artikel ini dirujuk dengan nama depannya, [[Anies]], dan bukan dengan nama keluarganya, [[Keluarga Baswedan|Baswedan]].}}
{{Kotak info pemegang jabatan
| honorific-prefix =
Baris 50:
== Kehidupan pribadi ==
{{See also|Keluarga Anies Baswedan}}
[[Berkas:Aliyah Rasyid Baswedan.jpg|jmpl|Anies Baswedan, bersama saudara kandungnya, Abdillah Rasyid Baswedan, dan ibunya, Aliyah Rasyid Baswedan, 2019]]
Anies Baswedan dilahirkan di [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]], [[Jawa Barat]] pada tanggal [[7 Mei]] [[1969]]. Dalam keluarga, ia mempunyai dua saudara kandung yang menjadi adik-adiknya, diantaranya Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Dia dibesarkan di [[Yogyakarta]] dan orang tuanya bekerja sebagai [[akademisi]]. Ayahnya, Rasyid Baswedan adalah mantan dosen di Fakultas Ekonomi [[Universitas Islam Indonesia]], sedangkan ibunya, [[Aliyah Rasyid]] adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi [[Universitas Negeri Yogyakarta]]. Anies merupakan tokoh berketurunan Arab, sekaligus cucu dari [[Abdurrahman Baswedan]], seorang jurnalis, diplomat, dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baris 90 ⟶ 91:
=== Pencetus Indonesia Mengajar dan Gerakan TurunTangan ===
[[Berkas:Anies-baswedan-Dec-2010.jpg|jmpl|ka|200px|Anies Baswedan ketika menjadi pembicara pada suatu forum, 2009
[[Indonesia Mengajar]] telah dicanangkan yang awalnya ketika Anies masih menjadi seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada sekitar dekade 1990-an. Pada masa itu, ia berguru dan banyak belajar dari [[Koesnadi Hardjasoemantri]], mantan rektor Universitas Gadjah Mada periode 1986–1990. Pada 1950-an, pria yang akrab disapa "Pak Koes" pernah menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa atau PTM, yakni suatu program untuk mengisi kekurangan guru [[sekolah menengah atas]] di daerah-daerah terpencil, khususnya di luar [[Pulau Jawa]]. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan sekolah baru dan pertama di beberapa kota dan kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari delapan orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Dia berangkat ke [[Kupang]] dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak tiga siswa paling cerdas untuk kuliah di Universitas Gadjah Mada, salah satunya [[Adrianus Mooy]] yang kelak menjadi [[Gubernur Bank Indonesia]]. Dari program inilah yang menjadi sumber inspirasi dicetusnya Gerakan Indonesia Mengajar.
Baris 176 ⟶ 178:
== Pemikiran ==
{{Advert section|date=January 2017}}
Anies Baswedan memiliki perspektif dari Pembukaan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] bahwa negara ini bukan hanya sedang bercita-cita, melainkan sedang berjanji. Menurutnya, Indonesia dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan peran global pada setiap anak bangsa. Selain itu, ia berpandangan bahwa masih banyak masyarakat yang belum dilunasi janji kemerdekaannya. Baginya, pelunasan janji itu tidak hanya tanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji, yakni telah terlindungi, tersejahterakan, dan tercerdaskan.<ref>Janji Kemerdekaan. Harian ''Kompas'', 15 Agustus 2011. Hal. 6.</ref> Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, maka Anies memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan.
Salah satu janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut.▼
▲Salah satu janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies,
Dalam soal perlindungan terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh, namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.<ref>Ini Soal Tenun Kebangsaan. Harian ''Kompas'', 11 September 2012. Hal. 6.</ref>
Baris 248 ⟶ 246:
** 500 Muslim Berpengaruh di Dunia oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center — Juli 2010<ref name="shs"/>
<gallery mode="packed-hover" heights="180">
▲ == Galeri ==
Berkas:Prabowo hadir di rapat HUT Partai Gerindra bersama Anies Sandi.jpg|Prabowo, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno saat peringatan Hari Jadi Partai Gerindra, 2018
Berkas:Dubes Donovan bertemu dengan Gubernur Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta (39626565241).jpg|Anies Baswedan bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr. di Balai Kota, 2018
▲Berkas:Anies-baswedan-Dec-2010.jpg|Anies Baswedan pada 2009.
</gallery>
|