Rajagukguk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan dan melengkapi.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Merapikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12:
 
== Asal ==
Dari perkawinannya, [[Aritonang]] memiliki 3 orang anak laki-laki yang tercatat hidup dan menuruskan keturunannya hingga saat ini. Ketiganya kini telah berkembang menjadi belahan marga Aritonang yang semi independentindependen.
 
Sesuai urutan kelahirannya, ketiga anak laki-laki Aritonang ini adalah sebagai berikut:
Baris 18:
# [[Ompusunggu]]
# Rajagukguk
# [[Simaremare|Tuan Simare]]
 
Konsentrasi marga Rajagukguk kebanyakan bermukim di daerah [[Muara, -Tapanuli TobaUtara|Muara]] yang terletak di pesisir Timur [[Danau Toba]] dan juga terdapat di [[Pulau Sibandang]], [[Danau Toba]], dan juga tersebar di Barus, [[Kabupaten Humbang Hasundutan|Humbang Hasundutan]], [[Sumatra Utara]]. Namun di luar daerah-daerah itu banyak pula ditemukan keturunan Aritonang yang telah merantau dan berkembang sejak berabad yang lalu.
 
Desa Silando, [[Huta Ginjang, Muara, Tapanuli Utara|Hutaginjang]], [[Tapian Nauli, Lintong Nihuta, Humbang Hasundutan|Tapian Nauli]] adalah desa yang banyak didiamin oleh marga [[Aritonang]], yang walaupun jauh dari Kota[[Muara, Tapanuli Utara|Muara]] tetapi hakekatnya Marga Aritonanglah yang menyatukan ketiga desa ini sehingga masuk dalam wilayah kecamatan[[Muara, Tapanuli Utara|Kecamatan Muara]].
 
Di daerah Muara yang mayoritas penduduknya adalah bermarga [[Aritonang]], umumnya mereka sudah menggunakan nama marga sesuai alur percabangan dari ketiga anak laki-laki dari Aritonang tersebut. Namun untuk di luar Muara, para keturunan Marga Aritonang yang sudah merantau beberapa abad yang lalu, lebih suka menggunakan nama Marga Aritonang sebagai satu kesatuan.
 
Karena suatu masalah dalam keluarga besar keturunan Rajagukguk pada masa lalu, telah menyebabkan salah seorang generasi keturunannya memisahkan diri. Mereka membentuk marga sendiri khusus untuk keturunannya, yakni [[Marga Haro]] (Rajagukguk). Meski tidak banyak, tetapi status marga ini juga sudah semi independentindependen dan diakui oleh kalangan marga-marga Batak lainnya.
 
Catatan: Marga Haro (Rajagukguk) ini berbeda dengan Marga Haro ([[Munthe]]), salah satu marga keturunan dari Kelompok Besar [[Nai Ambaton]] [[Parna|(PARNAParna)]] yang juga keturunan dari Si Raja Batak.
 
Karena itulah saat ini kerap ditemukan para keturunan Marga Aritonang dalam kesehariannya menggunakan nama marga yang bervariasi, yaitu:
Baris 39:
[[Berkas:Rumah Tugu Aritonang.jpg|jmpl|Ketika Cucu Aritonang berkunjung ke Rumah Tugu Aritonang Desa, [[Dolok Martumbur, Muara, Tapanuli Utara|Dolok Martumbur, Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.]]]]
 
Di beberapa tempat masih ditemukan mereka yang menggunakan nama [[Marga Haro]] (Rajagukguk) sebagai nama marganya,umumnya di jumpai di daerah Tamba,Lumban Sirait Samosir dan Laguboti, berbeda denga yang bermukim di Uluan Narumonda Porsea mereka lebih dikenal dengan Naimunte .Meski begitu pada pesta bolon tahun 1964 di Bonapasogit Muara telah disampaikan agar seluruh keturunan Rajagukguk yang memakai marga [[Marga Haro]], [[Haro Munte]], [[Munthe]], [[Dalimunthe]], [[Naimunthe]], [[Nanimunthe]], agar sepenuhnya kembali memakai marga Rajagukguk. Namun walaupun demikian masih ada yang menggunakan sebutan tersebut sehingga dalam berbagai acara adat mereka umumnya Marga Haro (Rajagukguk) ini tetap digolongkan ke dalam Rajagukguk ataupun Aritonang secara secara garis besar.
 
Di daerah Muara, ketiga belahan marga Aritonang ini telah saling menikahi. Karena di daerah Muara mayoritas penduduknya bermarga Aritonang, sehingga sulit mendapatkan jodoh yang berbeda marganya. Hal ini sudah umum terjadi dan sudah diakui secara adat. Namun khusus untuk 1 belahan anak marga yang sama, tetap tidak diperbolehkan dilakukan pernikahan. Begitu pula terhadap Marga Haro (Rajagukguk) dengan Rajagukguk tetap dianggap 1 marga, sehingga tidak diperbolehkan saling menikahi.