Simbol Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 66:
Bulan sabit banyak dikaitkan dengan Islam dan dianggap sebagai simbolnya. Simbol bulan dan bintang ini digunakan paling umum dalam [[Kesultanan Utsmaniyah]] pada abad ke-19. Dengan penggunaannya di wilayah Utsmaniyah, simbol tersebut menjadi simbol Islam secara keseluruhan, terutama bagi [[Orientalis]] Barat. "Bulan sabit dan bintang" juga menjadi metafora untuk kekuasaan Islam (Utsmaniyah dan [[Dinasti Qajar]] (Persia) pada akhir abad ke-19 dalam literatur Britania.<ref>e.g. A. Locher, "With Star and Crescent: A Full and Authentic Account of a Recent Journey with a Caravan from Bombay to Constantinople"; Andrew Haggard, "Under Crescent and Star" (1895).</ref> Keterkaitan ini juga dikuatkan dengan penggunaan simbol tersebut sebagai ornamen hias di masjid dan menara di Kesultanan Utsmaniyah.<ref>"Masjid dan menara dikelilingi bulan sabit; udara bersinar di atas Tanduk Emas, seolah-olah purnama." [[Hezekiah Butterworth]], ''The Zigzag Series'' (1882), p. 481.</ref> Namun, mayoritas publikasi Islam menyebut bahwa simbol tersebut ditolak "oleh sebagian [[ulama]]".<ref name="Fazli2009">"Banyak ulama menolak menggunakan bulan sabit sebagai simbol Islam. Iman Islam secara historis tidak memiliki simbol, dan banyak yang menolak untuk menerimanya." Fiaz Fazli, ''Crescent'' magazine, [[Srinagar]], September 2009, [https://books.google.com/books?id=8oBW-sQ_dpIC&pg=PA42 p. 42].</ref> Lambang "Bulan Sabit Merah" digunakan oleh relawan [[Palang Merah dan Bulan Sabit Merah]] khususnya sejak [[Perang Rusia-Turki (1877–1878)]]; kemudian resmi digunakan pada 1929.<ref>Mohd Elfie Nieshaem Juferi, {{cite web|title=What Is The Significance Of The Crescent Moon In Islam?|url=https://www.bismikaallahuma.org/polemical-rebuttals/crescent-moon-in-islam/|website=bismikaallahuma.org|access-date=September 21, 2017}}</ref>
 
Setelah Utsmaniyah runtuh pada 1922, bulan dan bintang digunakan oleh negara penerusnya. Pada 1947, setelah Pakistan merdeka, bendera Pakistan memuat bulan bintang dengan warna hijau sebagai latar belakangnya. Bulan bintang pada bendera [[Kerajaan Libya]] (1951) banyak mengaitkan simbol tersebut dengan "kisah [[hijrah]] Nabi Muhammad"<ref>Simbolisme bulan bintang bendera [[Kerajaan Libya]] (1951-1969) dijelskan dalam buku berbahasa Inggris, ''The Libyan Flag & The National Anthem'', diterbitkan oleh Kementerian Informasi dan Penerangan Kerajaan Libya (tahun tidak diketahui, dikutip menurut Jos Poels pada [http://www.crwflags.com/fotw/Flags/ly_1951.html FOTW], 1997) sebagai berikut: "Bulan sabit adalah simbol awal menurut kalender Islam. Hal ini membawa kami kepada kisah [[hijrah]] nabi kita Muhammad dari Mekkah untuk menyebarkan Islam serta mengajarkan kebenaran dan keadilan. Bintang melambangkan senyum harapan, keindahan tujuan, cahaya keyakinan Tuhan di negara kita, serta martabat dan kehormatan yang terus menerangi jalan kita dan menyinari kegelapan."</ref> Per 1950-an, simbolisme ini jugaberperan dalam memantik [[nasionalisme Arab]] seperti usulan [[Republik Islam Arab]] (1974).<ref>Edward E. Curtis, ''Black Muslim religion in the Nation of Islam, 1960-1975'' (2006), [https://books.google.com/books?id=VdcQNcJZoSgC&pg=PA157&lpg=PA157&dq=%22Nation+of+Islam%22+crescent+flag&oi=book_result&ct=result&resnum=10#v=onepage&q=%22Nation%20of%20Islam%22%20crescent%20flag&f=false p. 157].</ref>
 
=== Rub al-Hizb ===