Zimbabwe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 51:
[[File:Battle of the Shangani.jpg|thumb|left|[[Pertempuran Shangani]] pada 25 Oktober 1893]]
Pada tahun 1895 BSAC mengadopsi nama "Rhodesia" untuk wilayah tersebut, untuk menghormati Rhodes. Pada tahun 1898 "Rhodesia Selatan" menjadi nama resmi untuk wilayah selatan Zambezi,<ref>Southern Rhodesia Order in Council of 20 October 1898, which includes at section 4 thereof: "The territory for the time being within the limits of this Order shall be known as Southern Rhodesia."</ref><ref name="adopted">{{cite journal|url= http://www.nrzam.org.uk/NRJ/V3N1/V3N1.htm|title= A Country in Search of a Name|author= Gray, J. A.|year= 1956|journal= The Northern Rhodesia Journal|volume= 3|issue= 1|page= 78|access-date= 16 May 2007|archive-date= 30 April 2009|archive-url= https://web.archive.org/web/20090430203902/http://www.nrzam.org.uk/NRJ/V3N1/V3N1.htm|url-status= dead}}</ref> yang kemudian mengadopsi nama "Zimbabwe". Wilayah di utara, yang dikelola secara terpisah, kemudian disebut Rhodesia Utara (Zambia sekarang). Tak lama setelah Jameson Raid yang disponsori Rhodes (Desember 1895 - Januari 1896) di Republik Afrika Selatan, Ndebele memberontak melawan pemerintahan kulit putih, yang dipimpin oleh pemimpin agama karismatik mereka, Mlimo. Perang Matabele Kedua tahun 1896-1897 berlangsung di Matabeleland sampai tahun 1896, ketika Mlimo dibunuh oleh penyuluh Amerika Frederick Russell Burnham. Setelah pemberontakan yang gagal, pemerintahan Rhodes menaklukkan kelompok Ndebele dan Shona dan mengorganisir tanah dengan bias yang tidak proporsional yang menguntungkan orang Eropa, sehingga menggusur banyak masyarakat adat.<ref name="sahistory.org.za">{{Cite web|url= https://www.sahistory.org.za/place/zimbabwe|title= Zimbabwe {{!}} South African History Online|website= www.sahistory.org.za|language= en|access-date= 3 February 2020|archive-url= https://web.archive.org/web/20190107164147/http://www.sahistory.org.za/place/zimbabwe|archive-date= 7 January 2019|url-status= dead}}</ref>
Britania Raya menganeksasi Rhodesia Selatan pada 12 September 1923.<ref>Southern Rhodesia (Annexation) Order in Council, 30 July 1923 which provided by section 3 thereof: "From and after the coming into operation of this Order the said territories shall be annexed to and form part of His Majesty's Dominions, and shall be known as the Colony of Southern Rhodesia."</ref><ref>Stella Madzibamuto v Desmond William Larder – Burke, Fredrick Phillip George (1969) A.C 645 – Authority for date of annexation having been 12 September 1923, being the date the Rhodesia (Annexation) Order in Council came into effect</ref><ref name="ReferenceA">''Collective Responses to Illegal Acts in International Law: United Nations Action in the Question of Southern Rhodesia'' by Vera Gowlland-Debbas</ref><ref>Stella Madzibamuto v Desmond William Larder – Burke, Fredrick Phillip George (1969) A.C 645</ref> Tak lama setelah aneksasi, pada 1 Oktober 1923, konstitusi pertama untuk Koloni baru Rhodesia Selatan mulai berlaku.<ref name="ReferenceA" /><ref>Southern Rhodesia Constitution Letters Patent, 1923</ref> Di bawah konstitusi baru, Rhodesia Selatan menjadi koloni Inggris yang berpemerintahan sendiri, setelah referendum 1922. Orang Rhodesia dari semua ras melayani atas nama Inggris selama dua Perang Dunia di awal abad ke-20. Proporsional dengan populasi kulit putih, Rhodesia Selatan memberikan kontribusi lebih baik per kapita untuk Perang Dunia Pertama dan Kedua daripada bagian lain dari kerajaan, termasuk Inggris.<ref name="moorcraft" />
==B==
|