Stasiun Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jalur KA Bandung - Ciroyom dibuat sepur kembar berdasarkan posisi sinyal masuknya.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Hevifauzan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 66:
Dalam buku ''Wajah Bandoeng Tempo Dulu'' (1984) karangan Haryoto Kunto, gagasan awal pembangunan Stasiun Bandung berkaitan dengan pembukaan perkebunan di Bandung sekitar tahun 1870. Stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884 pada masa pemerintahan Bupati [[Kusumahdilaga|Koesoemadilaga]]; pada waktu yang sama juga dibuka jalur kereta [[Batavia]]–Bandung melalui [[Bogor]] dan [[Cianjur]]. Pada saat itu, para tuan tanah perkebunan (''Preangerplanters'') menggunakan jalur kereta api untuk mengirimkan hasil perkebunannya ke Batavia dengan lebih cepat. Untuk menampung dan menyimpan hasil perkebunan yang akan diangkut dengan kereta, maka dibangunlah gudang-gudang penimbunan barang di beberapa tempat di dekat Stasiun Bandung, yaitu Jalan Cibangkong, Jalan Cikudapateuh, daerah [[Kosambi]], [[Kiaracondong, Bandung|Kiaracondong]], [[Braga]], [[Pasirkaliki, Cicendo, Bandung|Pasirkaliki]], [[Ciroyom, Andir, Bandung|Ciroyom]], dan [[Andir]]. Setelah peresmian jalur Bandung–Surabaya pada 1 November 1894, para pemilik pabrik dan perkebunan gula dari Jawa Tengah dan Timur (''Suikerplanters'') menyewa gerbong kereta menuju Bandung untuk mengikuti Kongres Pengusaha Perkebunan Gula yang pertama. Kongres tersebut merupakan hasil pertemuan Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (''Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters'') di Surabaya pada tahun 1896.<ref name="kompas">{{cite news|author=Gregorius Magnus Finesso|date=15 September 2010|title=Bangkitnya Tatar Sunda|url=|work=|publisher=Kompas|page=3|pages=|coauthors=}}</ref>
 
Untuk mengingat pentingnya stasiun ini, maka diresmikan sebuah monumen (tugu) di depan pintu selatan stasiun pada tanggal 6 April 1925 yang dirancang oleh arsitek E.H. de Roo, dibangun untuk memperingati 50 tahun [[Staatsspoorwegen]] (SS) berkarya di [[Jawa]]. Tugu itu diyakini sebagai hadiah dari Wali Kota Bandung kepada SS atas jasa-jasanya berhasil mempersatukan Jawa dengan kereta api. Tugu itu diterangi seribu lampu dan diresmikan dengan upacara yang dihadiri warga Bandung dan petinggi-petinggi SS.<ref>{{Cite book|title=Boekoe Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Topografische Inrichting|year=1925|isbn=|location=Weltevreden, Batavia|pages=}}</ref><ref>{{Cite journal|last=R.|date=1 September 1926|title=Het gemeentelijk geschenk van Bandoeng aan de Staatsspoor-en-Tramwegen|url=|journal=Indie: Illustreerd Tijdschrift voor Nederland en Kolonien|volume=10|issue=12|page=190|doi=|pmid=|access-date=}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.sejarahbandung.id/monumen-lampu-di-stasiun-bandung-sebuah-hadiah-untuk-ss/ |author=Hevi Abu Fauzan |title=Monumen Lampu di Stasiun Bandung, Sebuah Hadiah Untuk SS |date=4 Agustus 2022 |access-date=1 November 2022 |website=SejarahBandung.id}}</ref>
[[Berkas:KITLV A196 - Station te Bandoeng, KITLV 84035.tiff|kiri|jmpl|Bangunan sisi selatan Stasiun Bandung yang sudah menggunakan gaya ''art deco.'' Di depannya berdiri tugu peringatan 50 Tahun SS.]]
Pada tahun 1927–1928, beberapa tahun setelah peringatan lima puluh tahun SS, E.H. de Roo juga mengganti arsitektur Stasiun Bandung, salah satunya ditandai dengan hiasan kaca patri pada peron bagian selatan yang bergaya [[Art Deco]].<ref>{{Cite web|url=https://infobandung.co.id/jelajah-stasiun-bandung-tempo-doeloe/|title=Jelajah Stasiun Bandung Tempo Doeloe|last=Redaksi|date=2013-03-15|website=InfoBandung|language=en-US|access-date=2019-02-05|archive-date=2019-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20190207015626/https://infobandung.co.id/jelajah-stasiun-bandung-tempo-doeloe/|dead-url=yes}}</ref> Sebelumnya, pada tahun 1918, mulai dilaksanakan proyek pembangunan jalur baru Bandung–[[Rancaekek, Bandung|Rancaekek]]–[[Jatinangor]]–[[Tanjungsari]]–Citali, kemudian dibangun lintas Bandung–[[Citeureup]]–[[Majalaya, Bandung|Majalaya]] setahun kemudian, dan dibangun jalur Citeureup-[[Banjaran, Bandung|Banjaran]]–Pengalengan pada tahun 1921. Untuk jalur yang menuju ke perkebunan teh, maka dibangun jalur Bandung ke Kopo (Soreang) dan kemudian ke [[Ciwidey]].<ref name="kompas" />