Adaro Energy Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 12:
| foundation = {{Start date and age|df=yes|2004|08|26}}
| fate =
| founder = [[Enadimsa]]<ref>{{Cite webnews|last=Rianto|first=Surya|date=12 Desember 2018|title=Kisah Adaro, Lahir dari Ekspansi BUMN Spanyol Ke Kalimantan|url=https://market.bisnis.com/read/20181212/192/868957/kisah-adaro-lahir-dari-ekspansi-bumn-spanyol-ke-kalimantan|websitework=market.bisnis[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|language=id|access-date=23 November 2020|editor-last=Rifai|editor-first=Ahmad}}</ref>
| area_served = [[Indonesia]]
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
Baris 35:
== Sejarah ==
=== 1970 - 2004 ===
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada dekade 1970-an saat pemerintah Indonesia membagi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan menjadi delapan blok batu bara. [[Enadimsa]] asal [[Spanyol]] kemudian mengajukan tawaran untuk Blok 8 yang terletak di [[Tabalong]]. Tidak ada perusahaan lain yang mengajukan tawaran untuk blok tersebut, karena saat itu blok tersebut dianggap terlalu jauh dan kualitas batu baranya rendah. Enadimsa kemudian mendirikan PT Adaro Indonesia (AI) untuk mengelola aktivitas pertambangan batu bara di blok tersebut. Nama Adaro dipilih oleh Enadimsa untuk menghormati [[keluarga Adaro]] yang berperan penting dalam kegiatan penambangan di Spanyol selama beberapa abad. Pada tahun 1982, AI pun meneken Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan Pemerintah Indonesia yang berlaku sampai 30 tahun setelah produksi batu bara dimulai.<ref>{{Cite webnews|last=Mulyana|first=Ridwan Nanda|date=2020-11-03|title=Arutmin dapat IUPK, Adaro (ADRO) segera ajukan perpanjangan operasi di tahun depan|url=https://industri.kontan.co.id/news/arutmin-dapat-iupk-adaro-adro-segera-ajukan-perpanjangan-operasi-di-tahun-depan|websitework=kontan[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2021-05-28|editor-last=Perwitasari|editor-first=Anna Suci}}</ref> AI kemudian melakukan kegiatan penambangan di blok tersebut mulai tahun 1983 hingga 1989, saat sebuah konsorsium yang beranggotakan sejumlah perusahaan asal Australia dan Indonesia membeli 80% saham Adaro Indonesia dari Enadimsa. Pada awal dekade 1990-an, Adaro mengadakan [[studi kelayakan]] untuk menetapkan dasar pengembangan penambangan. Salah satu hal yang penting adalah menentukan rute transportasi untuk mengangkut batu bara, dan akhirnya diputuskan untuk membangun jalan pengangkutan batubara sepanjang 80 km di sebelah barat [[Sungai Barito]], bukannya membangun jalan sepanjang 130 km di sebelah timur Adang Bay di pesisir [[Pulau Kalimantan]]. Produksi batubara juga diputuskan untuk dimulai dari tambang Paringin, karena memiliki nilai panas yang lebih tinggi daripada tambang Tutupan, dan tambang tersebut juga memiliki lapisan penutup yang mengandung batulumpur yang cocok digunakan untuk pembangunan jalan.
 
Pada bulan Mei 1990, AI mulai mendekati sejumlah bank untuk memperoleh pembiayaan sebesar US$28 juta. Namun semua bank yang didekati menolak memberikan pembiayaan, karena jenis batubara sub-bituminus yang ditambang oleh AI belum diperdagangkan secara internasional dengan volume yang signifikan, sementara pasar domestik saat itu masih relatif kecil. Bank juga meragukan kelayakan dari konstruksi jalan angkutan batubara, karena 27 km dari jalan tersebut melintasi rawa, sehingga cukup memakan biaya. Akhirnya para pemegang saham AI meminjamkan dana untuk pembangunan sebesar US$20 juta.
Baris 46:
 
=== 2005 - sekarang ===
Pada tahun 2005, Adaro Energy resmi mengakuisisi AI melalui [[pembelian terutang]] sebesar US$923 juta dan ekuitas sebesar US$50 juta. Pada tahun 2008, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]]. Pada tahun 2010, perusahaan ini berekspansi ke luar [[Kalimantan Selatan]] dengan mengakuisisi 25% saham proyek IndoMet Coal, suatu [[perusahaan patungan]] dengan [[BHP Billiton]] yang terletak di [[Kalimantan Tengah]] dan [[Kalimantan Timur]]. Pada tahun 2011, perusahaan ini berekspansi ke [[Sumatera Selatan]] dengan mengakuisisi dua perusahaan batu bara, yakni PT Mustika Indah Permai dan PT Bukit Enim Energi. Pada tahun 2012, perusahaan ini meneken perjanjian opsi untuk mengakuisisi hingga 90% saham PT Bhakti Energi Persada, sebuah perusahaan batu bara asal [[Kalimantan Timur]]. Pada tahun 2013, perusahaan ini mengakuisisi PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Paramitha Cipta Sarana yang konsesi tambang batu baranya berada di dekat wilayah operasional AI. Pada bulan Juni 2016, bersama [[Japan Electric Power Development]] (J-Power) dan [[Itochu]], perusahaan ini mulai membangun PLTU dengan teknologi ''ultra-supercritical'' berkapasitas 2x1000 MW di [[Batang, Jawa Tengah]]. Perusahaan inipun menanamkan investasi sebesar US$4,2 milyar pada proyek pembangunan PLTU tersebut.<ref>{{Cite webnews|last=Umah|first=Anisatul|title=Mundur Gegara Covid, PLTU Batang Beroperasi Paling Telat 2022|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20210419162513-17-239016/mundur-gegara-covid-pltu-batang-beroperasi-paling-telat-2022|websitework=market[[CNBC Indonesia]]|language=id-ID|access-date=2021-05-28}}</ref> Pada tahun 2016 juga, perusahaan ini menyelesaikan akuisisi terhadap 75% saham proyek
IndoMet Coal. Pada tahun 2018, perusahaan ini berekspansi ke luar Indonesia dengan mengakuisisi tambang batu bara Kestrel di [[Australia]]. Pada tahun 2019, melalui PT Tanjung Power Indonesia, perusahaan ini mulai mengoperasikan PLTU berkapasitas 2x100 MW di [[Tabalong]]. Pada kuartal kedua tahun 2020, untuk pertama kalinya, melalui Adaro Metcoal Companies, perusahaan ini mengirimkan batu bara kokas keras dari konsesi Maruwai ke pelanggan di [[Jepang]].<ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.adaro.com/pages/read/6/14/History|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Adaro Energy Tbk|language=id|access-date=14 Januari 2022}}</ref><ref name="annual"/>