LRT Jabodebek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pembaruan informasi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 6:
| locale = [[Jakarta]], [[Bogor]], [[Depok]], [[Bekasi]]
| transit_type = [[Angkutan cepat]], [[Kereta api perkotaan|kereta api perkotaan]], [[transportasi umum]]
| began_operation = Juni 2023<ref>{{Cite
| lines = 3 lintas pelayanan
| stations = 18 (Fase 1)<br>51 (rencana)
Baris 23:
}}
'''Lintas Rel Terpadu Jabodebek''' atau yang disingkat '''LRT Jabodebek''' merupakan [[Lintas Rel Terpadu|lintas rel terpadu]] yang berada di daerah [[Jabodetabekpunjur|Jabodebek]]. Sesuai namanya, lintas rel terpadu ini melayani daerah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Kota Bogor|Bogor]], [[Kota Depok|Depok]], dan [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]] yang termasuk dalam DKI Jakarta dan [[Jawa Barat]]. Sistem LRT ini masih dalam proses konstruksi yang rencananya akan dioperasikan oleh [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia]].<ref name=":0">{{Cite
== Sejarah ==
=== Latar belakang ===
[[Berkas:JakartaMonorail1.JPG|jmpl|Sebagian pilar proyek [[monorel Jakarta]] yang terbengkalai yang sempat direncanakan untuk dimanfaatkan untuk LRT Jabodebek]]
Usulan sistem LRT di Jakarta muncul ketika proyek pembangunan [[Jakarta Eco Transport|Monorel Jakarta]] mangkrak. Sama seperti tujuan utama [[monorel]], LRT Jabodebek juga bertujuan untuk mengurangi [[kemacetan]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Mangkraknya pembangunan monorel disebabkan oleh [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]], [[Basuki Tjahaja Purnama]] tidak menyetujui pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Rencana depo ini ditolak agar kejadian [[Banjir Jakarta 2013]] yang disebabkan oleh jebolnya Tanggul Latuharhari tidak terulang kembali. Pada akhirnya, proyek monorel benar-benar dihentikan karena investornya tidak memenuhi persyaratan lanjutan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta.<ref>{{Cite
=== Tahap 1 ===
Peletakan batu pertama (''groundbreaking'') LRT Jabodebek dilakukan pada tanggal 9 September 2015 oleh Presiden [[Joko Widodo]]. ''Groundbreaking'' ini dilaksanakan di wilayah dekat rencana [[Stasiun LRT Taman Mini|Stasiun TMII]].<ref>{{Cite
Target pembangunan LRT Jabodebek yang dapat selesai sebelum Asian Games tidak tercapai karena beberapa kendala, seperti masalah pembebasan lahan yang belum selesai. Pada saat Asian Games diadakan, konstruksi LRT Jabodebek baru mencapai 45%.<ref>{{Cite
Pada bulan Oktober 2020, armada kereta LRT Jabodebek mulai diuji coba. Uji coba tersebut juga untuk mengecek persinyalan dan kesiapan jalur yang akan dilalui.<ref>{{Cite news|last=
== Dasar hukum ==
Pembangunan LRT Jabodebek dilandasi oleh Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/''Light Rail Transit'' Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Perpres ini mengatur bahwa pembangunan LRT Jabodebek akan dilakukan oleh [[Adhi Karya|PT Adhi Karya]]. Pembangunan tersebut termasuk lintasan konstruksi layang, stasiun, dan fasilitas operasi. Dengan ini, PT Adhi Karya menyusun dokumen teknis dan dokumen anggaran biaya rencana pembangunan yang selanjutnya akan diberikan persetujuan oleh [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]].<ref>{{Cite news|last=Permana|first=Fidel Ali|date=8 September 2015|title=Presiden Jokowi Terbitkan Perpres untuk Proyek LRT|url=https://properti.kompas.com/read/2015/09/08/16392561/Presiden.Jokowi.Terbitkan.Perpres.untuk.Proyek.LRT?page=all|work=[[Kompas.com]]|publisher=[[KG Media]]|access-date=2021-01-23|editor-last=Permana|editor-first=Fidel Ali}}</ref> Perpres ini juga mengatur adanya komite pengawas yang akan mengawasi proyek LRT yang dilakukan oleh PT Adhi Karya. Selain itu, perpres ini juga meminta kepala daerah terkait untuk menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerahnya masing-masing akan adanya proyek LRT.<ref>{{Cite news|last=
Pada tahun 2016, Perpres tersebut diubah melalui Perpres Nomor 65 Tahun 2016. Pada perubahan ini, PT Adhi Karya ditugaskan untuk membangun prasarana depo, dari yang sebelumnya hanya konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi. Metode pembangunan menggunakan pola ''design and built'' serta menggunakan lebar [[sepur standar]] (1.435 mm). Pada perpres ini juga, PT Kereta Api Indonesia ditunjuk sebagai operator LRT Jabodebek. Pembangunan LRT Jabodebek juga melibatkan BUMN lain, [[Len Industri|PT Len Industri (Persero)]], yang menggarap sistem persinyalan dan PSD (''[[pintu peron|Platform Screen Door]]'') sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek. Len Industri secara keseluruhan berperan dalam manajemen proyek, instalasi, pengujian dan pengawasan, suport engineering, serta pengadaan material lokal.<ref>{{Cite news|last=Ais|first=Lukmanudin|date=7 November 2020|title=LRT Jabodebek Keluar Kandang Lagi, Kali Ini Ngapain|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5245593/lrt-jabodebek-keluar-kandang-lagi-kali-ini-ngapain|work=[[
PT KAI ditugaskan sebagai penyelenggara sarana yang terdiri atas pengadaan sarana, pengoperasian sarana, perawatan sarana, dan pengusahaan sarana, penyelenggaraan sistem tiket otomatis dan menyelenggarakan pengoperasian dan perawatan prasarana. PT KAI juga diperbolehkan untuk bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menyelenggarakan integrasi LRT Jabodebek dengan moda lainnya.<ref>{{Cite news|last=
Pada tahun 2017, Perpres tersebut diubah kembali dengan Perpres Nomor 49 Tahun 2017. Perubahan ini mendasarkan pada perubahan skema pendanaan LRT Jabodebek. Pendanaan proyek LRT tidak lagi menggunakan APBN. PT KAI selaku operator LRT menjadi investor utama dan mencari pendanaan untuk LRT Jabodebek. Meskipun begitu, negara memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT KAI dan PT Adhi Karya sebagai bantuan pendanaan.<ref>{{Cite
== Jaringan ==
=== Tahap 1 ===
LRT Jabodebek terdiri atas tiga lintas pelayanan. Ketiganya terdiri atas lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur.<ref name=":4">{{Cite news|last=Aulia|first=Anastasia|date=27 Juli 2019|title=Panduan Lengkap LRT Jabodebek, Rute dan Stasiun|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/27/07000091/panduan-lengkap-lrt-jabodebek-rute-dan-stasiun|work=[[Kompas.com]]|publisher=[[KG Media]]|accessdate=2021-01-22|editor-last=Maullana|editor-first=Irfan}}</ref> Keseluruhan dari tahap satu memiliki panjang 42,1 kilometer.<ref name=":1" /> Sebagian besar ruas dari ketiga lintas pelayanan dalam tahap satu memiliki rute yang berada di tepi jalan tol dengan konstruksi layang.<ref name=":2">{{Cite news|last=Aliya|first=Angga|date=10 Juni 2015|title=Ini Dia Rute-rute LRT Jokowi yang akan Dibangun Adhi Karya|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2938953/ini-dia-rute-rute-lrt-jokowi-yang-akan-dibangun-adhi-karya|work=[[
==== Lintas pelayanan Cawang–Cibubur ====
{{Utama|Jalur LRT Cawang–Cibubur}}Lintas pelayanan Cawang–Cibubur merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang menghubungkan [[Stasiun LRT Harjamukti|Stasiun Harjamukti]] dengan [[Stasiun LRT Cawang|Stasiun Cawang]]. Lintas pelayanan ini memiliki lima stasiun dengan jalur sepanjang 14,89 kilometer.<ref name=":4" /> Keseluruhan jalur lintas pelayanan ini berada di sisi [[Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi|Jalan Tol Jagorawi]].<ref>{{Cite
==== Lintas pelayanan Cawang–Dukuh Atas ====
Baris 61:
== Operasi ==
[[Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|Kementerian Perhubungan]] akan mengambil alih kepemilikan LRT Jabodebek setelah konstruksi oleh PT Adhi Karya selesai. Hal ini dilakukan agar harga tiket tetap terjangkau. Pengambilalihan ini dilakukan dengan cara skema beli dan akan selesai setelah pengauditan oleh [[Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan]] (BPKP) selesai.<ref>{{Cite news|last=Sukmana|first=Yoga|date=8 September 2015|title=Harga Tiket LRT Dipatok di Kisaran Rp 10.000-Rp 15.000 per Orang|url=https://money.kompas.com/read/2015/09/08/185802326/Harga.Tiket.LRT.Dipatok.di.Kisaran.Rp.10.000-Rp.15.000.per.Orang|work=[[Kompas.com]]|publisher=[[KG Media]]|access-date=2017-07-28|editor-last=Jatmiko|editor-first=Bambang Priyo}}</ref> Pada bulan Desember 2017, PT KAI resmi menandatangani perjanjian dengan Kementerian Perhubungan. Perjanjian tersebut menunjuk PT KAI sebagai penyelenggara sarana dan operator LRT Jabodebek. Perjanjian tersebut meliputi konsesi prasarana selama 50 tahun kepada PT KAI. Nilai investasi untuk penyelenggaraan prasarana dan sarana tersebut oleh PT KAI berjumlah Rp29,9 triliun. Skema pendanaan yang tadinya berasal dari APBN juga diubah menjadi sebagian Penyertaan Modal Negara (PNM) dan sebagian oleh pinjaman bank.<ref name=":0" />
== Armada ==
{{Infobox train|name=INKA LRT Jabodebek|electricsystem=750 V [[Arus searah|DC]]|Weight=30.500 kg (MC)<br>30.500 kg (M)<br>26.000 kg (T)|Traction=[[Construcciones y Auxiliar de Ferrocarriles|CAF]] VVVF-IGBT|MaxSpeed=90 km/jam|Gauge=1.435 mm [[Sepur standar]]|CarLength=17.100 mm|CarBody=[[Aluminium paduan]]|Deceleration=1 m/s² (normal)<br>1,3 m/s² (darurat)|Acceleration=1 m/s²|coupling=AAR Tightlock Tipe H|bogies=MB-718 (motor)<br>TB-(?) (trailer)|collectionmethod=Contact Shoe Wabtec [[Faiveley Transport|Faiveley]]|hvac=[[Industri Kereta Api (perusahaan)|INKA]] I-Cond ACI-3601|manufacturer=[[Industri Kereta Api (perusahaan)|PT INKA]]|powersupply=[[Rel ketiga|Listrik Aliran Bawah (LAB)]]|poweroutput=16 x 100 kW|doors=3 pasang per sisi|floorheight=1.000 mm|height=2.991 mm (atap)<br>3.685 mm (AC)|width=2.650 mm|operator=[[Kereta Api Indonesia]]|capacity=740 (normal)<br>1480 (padat)|fleetnumbers=K1 1 19 01 - K1 1 19 42<br>K1 1 20 19 - K1 1 20 114<br>K1 1 21 01 - K1 1 21 60 (?)|formation=6 kereta per rangkaian<br>MC - M - T - T - M - MC|numberbuilt=186 unit (31 rangkaian)|yearconstruction=2019-2021|wheeldiameter=780 mm (baru)<br>700 mm (usang)|image=lrtjabodebek.png|imagesize=300px|lines={{Rint|jakarta|l1}} [[Lin Cibubur (LRT Jabodebek)|LRT Lin Cibubur]]<br>{{Rint|jakarta|l3}} [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|LRT Lin Bekasi]]}}
LRT Jabodebek menggunakan rangkaian kereta yang diproduksi oleh [[Industri Kereta Api (perusahaan)|PT INKA]]. Kontrak pembuatan rangkaian kereta ini ditandatangani tanggal 18 Januari 2018. LRT Jabodebek memesan sejumlah 31 rangkaian dengan 6 kereta di setiap rangkaiannya, sehingga total ada 186 unit kereta.<ref>{{Cite web|last=Supriyanti Rikin|first=Ari|date=15 Januari 2019|title=Kereta LRT Jabodebek Produksi INKA Siap Dikirim Juni 2019|url=https://www.beritasatu.com/megapolitan/532694/kereta-lrt-jabodebek-produksi-inka-siap-dikirim-juni-2019|work=[[BeritaSatu]]|publisher=[[BeritaSatu Media Holdings]]|access-date=2021-01-24}}</ref> Kereta LRT menggunakan lebar gandar 1.435 mm dengan sumber listrik disalurkan melalui [[rel ketiga]]. Setiap rangkaian dapat mengangkut hingga 740 penumpang ketika normal dan hingga 1.300–1.500 penumpang dalam kondisi padat.<ref>{{Cite news|last=Diah|first=Femi|date=17 November 2020|title=LRT Jabodebek Jalani Uji Sarana Menuju Beroperasi|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-5258751/lrt-jabodebek-jalani-uji-sarana-menuju-beroperasi|work=[[
Rangkaian kereta pertama tiba dikirimkan dari Pabrik [[Industri Kereta Api (perusahaan)|INKA]] [[Kota Madiun|Madiun]] pada tanggal 8 Oktober 2019 dan tiba di Jakarta tanggal 11 Oktober 2019. Pengiriman tersebut menggunakan jalur darat.<ref>{{Cite
== Rencana pengembangan ==
[[Berkas:Greater Jakarta LRT map.jpg|ka|350px|jmpl|Jalur LRT Jabodebek dalam Lampiran Perpres 98/2015]]
LRT Jabodebek direncanakan akan memiliki enam lintas pelayanan. Tiga dari lintas pelayanan tersebut sedang dalam proses konstruksi. Keseluruhan rute LRT Jabodebek telah tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Jaringan Jalur Kereta Api Pada Kawasan Jabodetabek. Pada peraturan tersebut, nama sistem LRT masih menjadi sistem monorel.<ref name=":2" /><ref name=":3">{{Cite news|last=Ariefana|first=Pebriansyah|date=9 September 2015|title=Ini Rute LRT dari Bekasi, Bogor, Depok dan Jakarta|url=https://www.suara.com/news/2015/09/09/110743/ini-rute-lrt-dari-bekasi-bogor-depok-dan-jakarta?page=all|work=Suara.com|publisher=PT. Arkadia Media Nusantara|access-date=2021-01-23|language=id}}</ref> Keenam lintas pelayanan tersebut memiliki rute sebagai berikut:
* {{Rint|jakarta|l1}} [[Lin Cibubur (LRT Jabodebek)|Cawang–Cibubur]]
Baris 82:
Pembangunan tahap satu dilaksanakan untuk lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Pembangunan tahap dua untuk lintas pelayanan Dukuh Atas–Palmerah–Senayan dan Cibubur–Bogor. Lintas pelayanan Palmerah–Grogol akan dibangun dalam tahap tiga.<ref name=":2" /><ref name=":3" />
Jalur lintas pelayanan Cibubur–Bogor direncanakan akan dibangun di atas tanah. Konsep pembangunan di atas tanah diyakini akan menghemat biaya pembangunan hingga 50%.<ref>{{Cite news|last=Fabian Thomas|first=Vincent|date=14 Oktober 2019|title=LRT Jabodebek Tahap 2 Arah Bogor Dibangun di Darat, Biaya Turun 50%|url=https://tirto.id/lrt-jabodebek-tahap-2-arah-bogor-dibangun-di-darat-biaya-turun-50-ejFj|work=[[Tirto|Tirto.id]]|access-date=2021-01-24|language=id}}</ref> Hingga saat ini, lintas pelayanan Cibubur–Bogor masih dalam proses perencanaan desain.<ref>{{Cite news|last=
== Penghargaan ==
Jembatan LRT yang terletak di persimpangan [[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jalan HR. Rasuna Said]] dan [[Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)|Jalan Gatot Subroto]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], mencatat rekor dunia dan rekor MURI. Jembatan yang membentang sepanjang 148 meter dengan panjang lengkungan 115 meter ini menjadi struktur jembatan kereta api lengkung dengan struktur beton terpanjang di dunia.<ref>{{Cite news|last=Simorangkir|first=Eduardo|date=1 November 2019|title=Rekor Dunia di LRT Jabodebek|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4767439/rekor-dunia-di-lrt-jabodebek|work=[[
[[Museum Rekor Dunia Indonesia|Rekor MURI]] diberikan kepada jembatan ini sebagai jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di [[Indonesia]] serta rekor pengujian axial statistic loading test pada fondasi bored pile dengan beban terbesar di tanah air.
Jembatan ini dibangun dengan metode balance cantilever yaitu metode pembangunan jembatan dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya sehingga struktur dapat berdiri sendiri, mendukung beratnya tanpa bantuan sokongan lain supaya tidak mengganggu aktivitas dibawahnya saat konstruksi. Jembatan ini dirancang oleh seorang insinyur indonesia, Arvila Delitriana.<ref>{{Cite news|last=
== Insiden ==
==== 25 Oktober 2021 ====
{{Utama|Tabrakan LRT Jabodebek 2021}}
Pada tanggal 25 Oktober 2021, dua rangkaian [[LRT Jabodebek]] '''bertabrakan''' di [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]], [[Ciracas, Jakarta Timur|Ciracas]], [[Jakarta Timur]]. Kecelakaan ini terjadi di petak antara [[Stasiun LRT Ciracas]] dan [[Stasiun LRT Harjamukti]] saat salah satu rangkaian LRT Jabodebek selesai melakukan uji coba. Akibatnya, 2 rangkaian yang terlibat tabrakan rusak parah. Masinis yang mengemudikan kereta mengalami luka ringan.<ref>{{Cite
== Referensi ==
|