Masjid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
k menetralkan artikel dari ujaran kebencian
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
[[File:Exterior of Sultan Ahmed I Mosque in Istanbul, Turkey 002.jpg|thumb|[[Masjid Biru]] di [[Istanbul]], [[Turki]].]]
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{Islam|culture}}
'''Masjid''' adalah tempat ibadah umat [[Islam]] atau [[Muslim]]. Masjid memiliki arti harfiah yakni 'tempat [[sujud]]'. Beberapa sebutan lain yang berkaitan dengan masjid di Indonesia di antaranya [[musala|mushalla]], [[langgar]] atau [[surau]]. Istilah-istilah tersebut diperuntukkan bagi bangunan untuk sholat yang merupai masjid, namun karena umumnya berukuran kecil, tidak digunakan untuk [[salat Jumat|sholat jumat]] dan [[iktikaf]]. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan untuk berbagai kegiatan seperti perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar [[Al-Qur'an]].
'''Masjid''' ({{IPAc-en|m|ɒ|s|k}}; dari {{lang-ar|مَسْجِد|masjid}}, {{IPA-ar|mǝsdʒid|pron}}; secara harfiah "tempat sujud"), merupakan tempat [[salat]] bagi [[Muslim|umat Islam]].<ref name="ODI">{{Cite encyclopedia|title=Mosque|editor=John L. Esposito|encyclopedia=The Oxford Dictionary of Islam|publisher=Oxford University Press|year=2014|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e1552}}</ref> Masjid biasanya tertutup bangunan, tetapi bisa menjadi tempat salat ([[sujud]]) dilakukan, termasuk halaman luar.<ref>Longhurst, Christopher E; Theology of a Mosque: The Sacred Inspiring Form, Function and Design in Islamic Architecture, Lonaard Journal. Mar 2012, Vol. 2 Issue 8, p3-13. 11p. “Since submission to God is the essence of divine worship, the place of worship is intrinsic to Islam’s self-identity. This ‘place’ is not a building per se but what is evidenced by the etymology of the word ‘mosque’ which derives from the Arabic ‘masjid’ meaning ‘a place of sujud (prostration).’</ref><ref>Colledge, R. (1999). The mosque. In: Mastering World Religions. Macmillan Master Series. Palgrave, London. https://doi.org/10.1007/978-1-349-14329-0_16 “A mosque is a building where Muslims bow before Allah to show their submission to His will. It is not necessary to have a building to do this. Muhammad said that ‘Wherever the hour of prayer overtakes you, you shall perform the prayer. That place is the mosque’. In his early days in Makkah there was no mosque, so he and his friends would pray anywhere.”</ref>
 
Masjid pertama adalah tempat salat sederhana bagi [[Muslim|umat Islam]], dan mungkin merupakan ruang terbuka daripada bangunan.{{sfn|Grabar|1969|p=34|ps=: "The main characteristic, then, of this first stage was the creation of a space which served exclusively Muslim purposes and which, in cities that were entirely Muslim, existed on two separate levels of exclusivity. The word masjid is always associated with these spaces, but it does not yet possess any formal structure nor does it have any precise function other than that of excluding non-Muslims."}} Pada tahap pertama [[arsitektur Islam]], 650-750 Masehi, masjid awal terdiri dari ruang tertutup terbuka dan tertutup yang dikelilingi oleh dinding, seringkali dengan [[menara]] tempat [[azan]] dikeluarkan.{{sfn|Grabar|1969|p=34-35|ps=: "A second stage occurred between 650 and 750. To my knowledge, twenty-seven masjids from this period are archaeologically definable… All mosques had a certain relationship between open and closed covered spaces. The problems posed by this relationship pertain primarily to the history of art, except on one point, which is the apparent tendency to consider the covered parts as the bayt al-salat, i.e. place of prayer, and the rest of the building as an overflow area for prayer. All these buildings were enclosed by walls and did not have an exterior façade. Their orderly form appeared only from the inside where the balance between open and covered spaces served, among other things, to indicate the direction of qibla. Their only outward symbol was the minaret, a feature which appeared early in mosques built in old cities with predominantly non-Muslim populations and only later in primarily Muslim ones."}} Bangunan masjid biasanya berisi ''[[mihrab]]'' dipasang di dinding yang menunjukkan arah [[Kiblat]] ke [[Makkah]],<ref name=ODI/> dan fasilitas [[wudu]].<ref name=ODI/><ref name="campo">{{Cite encyclopedia |year=2009 |title=Mosque |encyclopedia=Encyclopedia of Islam |publisher=Infobase Publishing |editor=Juan Eduardo Campo |author=Nuha N. N. Khoury}}</ref> [[Mimbar]], tempat di mana [[Khutbah (Islam)|khutbah]] [[salat Jumat]] disampaikan, dulunya adalah karakteristik masjid pusat kota, tetapi sejak itu menjadi umum di masjid-masjid kecil.<ref name=EIMW/><ref name=ODI/> Masjid biasanya memiliki ruang terpisah untuk pria dan wanita.<ref name=ODI/> Pola dasar organisasi ini mengambil bentuk yang berbeda tergantung pada wilayah, periode, dan [[mazhab]].<ref name=campo/>
Di berbagai daerah, masjid-masjid umumnya memiliki [[Pengeras suara di masjid|pengeras suara]], yang tiap-tiap masjid lazimnya memiliki dua sistem [[Pengeras suara|speaker]], yakni dalam dan luar. Pengeras suara luar terutama digunakan untuk [[Azan|adzan]] dan [[Ikamah|iqomah]], sedangkan untuk yang lainnya seperti [[Salat|sholat]], [[Khotbah|ceramah]] dan [[Mengaji|tadarus]] hanya menggunakan speaker dalam. Namun beberapa masjid diketahui tanpa memedulikan tetangga yang tinggal di dekatnya, menggunakan pengeras suara luar untuk berbagai kegiatannya selain adzan dan iqomah, yang mana hal ini menimbulkan problematika di masyarakat.<ref name=":022">{{Cite web|title=Tujuh Dalil Pengaturan Pengeras Suara pada Tempat Ibadah|url=https://islam.nu.or.id/syariah/tujuh-dalil-pengaturan-pengeras-suara-pada-tempat-ibadah-tOAhB|website=nu.or.id|language=id-id|access-date=2022-09-21}}</ref> Para ilmuwan, termasuk dari [[Universitas Harvard]] menemukan bahwa [[polusi suara]] selain dapat menyebabkan gangguan pendengaran, juga dapat menurunkan [[Kecerdasan intelektual|kecerdasan]], [[ingatan]], [[Kesehatan jiwa|kesehatan mental]], mengakibatkan gangguan [[Sistem peredaran darah|kardiovaskular]] ([[Sakit jantung|penyakit jantung]] dan [[Strok|stroke]]), [[diabetes melitus tipe 2]], dll.<ref>{{Cite web|title=The Effects of Noise on Health|url=https://hms.harvard.edu/magazine/viral-world/effects-noise-health|website=hms.harvard.edu|language=en|access-date=2022-10-30}}</ref>
 
Masjid umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, buka puasa [[Ramadan]], [[Salat jenazah|salat Jenazah]], pelaksanaan [[pernikahan]] dan bisnis, pengumpulan dan distribusi sedekah, serta tempat penampungan [[tunawisma]].<ref name=ODI/><ref name=EIMW>{{Cite encyclopedia|author=Patrick D. Gaffney|title=Masjid|editor=Richard C. Martin|encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim World|publisher=MacMillan Reference|year=2004}}</ref> Secara [[Historisisme|historis]], masjid telah berfungsi sebagai pusat komunitas, pengadilan, dan sekolah agama. Di zaman modern, mereka juga mempertahankan perannya sebagai tempat pengajaran dan debat agama.<ref name=ODI/><ref name=EIMW/> Kepentingan khusus diberikan kepada [[Masjidilharam]] (pusat haji), [[Masjid Nabawi]] di [[Madinah]] (tempat pemakaman[[Muhammad]]) dan [[Masjidilaqsa]] di [[Yerusalem]] (diyakini sebagai tempat kenaikan Muhammad ke surga).<ref name=ODI/>
Menanggapi permasalahan yang kerap ditimbulkan oleh pengeras suara masjid, [[Arab Saudi]] menerbitkan peraturan yang melarang masjid menggunakan pengeras suara luar selain untuk [[Azan|adzan]] dan [[Ikamah|iqomah]], dengan volume suara-nya tidak boleh melebihi sepertiga volume maksimal dari speaker-nya.<ref>{{Cite news|last=Permana|first=Rakhmad Hidayatulloh|title=Arab Saudi Terbitkan Aturan Pengeras Suara Masjid Hanya untuk Azan-Iqomah|url=https://news.detik.com/internasional/d-5581840/arab-saudi-terbitkan-aturan-pengeras-suara-masjid-hanya-untuk-azan-iqomah|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-09-21}}</ref>
 
Dengan [[penyebaran Islam]], masjid berlipat ganda di seluruh dunia Islam. Terkadang [[gereja]] dan kuil diubah menjadi masjid, yang memengaruhi gaya arsitektur Islam.<ref name=EIMW/> Sementara sebagian besar masjid pra-modern didanai oleh sumbangan amal,<ref name="ODI" /> peningkatan peraturan pemerintah tentang masjid besar telah diimbangi dengan munculnya masjid yang didanai swasta, banyak di antaranya berfungsi sebagai basis untuk berbagai organisasi [[Revivalisme (arsitektur)|revivalis]] [[Islam]] dan aktivitas sosial.<ref name=EIMW/> Masjid telah memainkan sejumlah peran politik. Tingkat kehadiran masjid sangat bervariasi tergantung pada wilayah.
Dalam suatu riwayat [[Shahih (disambiguasi)|shahih]], [[Umar bin Khattab]] pernah memarahi dua orang yang berasal dari [[Ta'if|Tha'if]] akibat sebelumnya mereka mengeraskan suara mereka di [[Masjid Nabawi]], Umar mengatakan bahwa bila saja mereka adalah orang [[Madinah]], Umar pasti sudah mencambuk mereka. Dalam [[Sunan Ibnu Majah]], [[Muhammad|Nabi Muhammad]] bersabda: “Siapa saja yang mengganggu orang lain maka [[Allah]] akan mengganggunya; dan siapa saja yang memberatkan orang lain maka Allah akan memberatkannya."<ref name=":0">{{Cite web|title=Tujuh Dalil Pengaturan Pengeras Suara pada Tempat Ibadah|url=https://islam.nu.or.id/syariah/tujuh-dalil-pengaturan-pengeras-suara-pada-tempat-ibadah-tOAhB|website=nu.or.id|language=id-id|access-date=2022-09-21}}</ref>
 
Beberapa [[Pemerintahan daerah|pemerintah daerah]] di Indonesia juga kerap menggunakan uang anggaran negara untuk membangun masjid-masjid yang megah. Salah satunya seperti Masjid Al-Jabbar di [[Jawa Barat]] yang menghabiskan sekitar Rp 1 Triliun uang negara, yang mana mendapatkan sejumlah kritikan dari masyarakat.<ref>{{Cite news|date=2022-09-17|title=Masjid Al Jabbar Dikritik Gara-gara Makan Duit Rp 1 Triliun, Apakah Layak Dibangun?|url=https://www.kompas.com/properti/read/2022/09/17/190000521/masjid-al-jabbar-dikritik-gara-gara-makan-duit-rp-1-triliun-apakah|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-21|editor-last=Alexander|editor-first=Hilda B|first=Suhaiela|last=Bahfein}}</ref> Rasulullah pernah bersabda, bahwa sepeninggalan beliau, sejumlah umatnya akan memegahkan masjid-masjid sebagaimana [[Orang Yahudi|orang-orang Yahudi]] memegahkan [[Sinagoge|sinagog-sinagog]] mereka, dan sebagaimana [[Umat Kristen|orang-orang Nasrani]] memegahkan [[Gereja|gereja-gereja]] mereka.<ref>{{Cite web|title=Hadits Majah No. 732 {{!}} Berbangga-bangga dengan masjid|url=http://www.hadits.id/hadits/majah/732|website=Hadits.id|access-date=2022-09-21}}</ref> Beliau juga bersabda, "Bukan termasuk golongan kami siapa yang menyerupai kaum selain kami. Janganlah kalian menyerupai Yahudi, juga Nasrani."<ref>{{Cite web|last=Pratama|first=Yhouga|date=2014-09-26|title=Fatwa Ulama: Batasan Dalam Menyerupai Orang Kafir|url=https://muslim.or.id/22750-fatwa-ulama-batasan-dalam-menyerupai-orang-kafir.html|website=Muslim.or.id|language=id-ID|access-date=2022-09-21}}</ref>
 
== Etimologi ==