Perang pandan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
Baris 3:
== Sejarah ==
Masyarakat Desa Tenganan memiliki kepercayaan yang berbeda dari umumnya masyarakat Bali.<ref name="WD" /> Masyarakat di Desa Tenganan menganut [[agama Hindu]] Indra.<ref name="WD" /> Pemeluk agama Hindu Indra tidak membedakan umatnya dalam kasta.<ref name="WD" /> Mereka juga menempatkan Dewa Indra sebagai Dewa tertinggi.<ref name="WD" /> Masyarakat Tenganan percaya bahwa desa yang mereka tempati merupakan hadian dari [[Dewa Indra]].<ref name="WD" />
Jaman dahulu daerah Tenganan di pimpin oleh seorang raja yang kejam bernama [[Maya Denawa]].<ref name="WD" /> Maya Denawa menganggap dirinya sebagai seorang Dewa.<ref name="WD" /> Selain menganggap dirinya Dewa, Maya Denata juga melarang masyarakat Tenganan untuk melakukan ritual keagamaan.<ref name="WD" /> Pengakuan Maya Denata sebagai dewa membuat murka para Dewa, kemudian Dewa Indra diutus untuk melawan Maya Denata.<ref name="WD" /> Peperangan antara Maya Denata dan Dewa Indra dimenangkan oleh Dewa Indra.<ref name="KPF" /> Peperangan antara Maya Denata dan Dewa Indra tersebut kini di peringati masyarakat Desa Tenganan dengan upacara perang pandan, karena Dewa Indra adalah dewa perang.<ref name="KPF" />
Baris 25:
== Pakaian ==
Peserta perang pandan memakai pakaian adat Tenganan yang bernama kain tenun Pegringsingan.<ref name="WD" /> Masyarakat pria hanya menggunakan sarung atau disebut [[kamen]], [[selendang]] atau disebut [[saput]], dan ikat kepala atau [[udeng]].<ref name="WD" /> Pria tersebut tidak mengenakan baju alias bertelanjang dada.<ref name="WD" />
== Referensi ==
|