Kartidjo Sastrodinoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 44:
* Kepala Staf Kodam VIII/Brawijaya (1959)
* Sekretaris Departemen Angkatan Darat (1963)
* [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih| Panglima Kodam Cenderawasih]] (1964)<ref name=":0">{{Cite book|last=Pour|first=Julius|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/271738233|title=Ignatius Slamet Rijadi : dari mengusir Kempeitai sampai menumpas RMS|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-3850-1|oclc=271738233}}</ref>
 
== Karier Militer ==
Djo- demikian nama panggilan akrabnya - memulai karier militernya di [[Pendudukan Jepang di Wilayah Hindia Belanda (1942–1945)|zaman Jepang]].
Djo- demikian nama panggilan akrabnya - memulai karier militernya di [[Pendudukan Jepang di Wilayah Hindia Belanda (1942–1945)|zaman Jepang]]. Selama 40 tahun menjalani masa kemiliterannya, peristiwa yang paling memiliki arti khusus baginya adalah [[Pemberontakan PKI 1948|Peristiwa Madiun]] (1948). Waktu itu sejumlah anggota Komisi Tiga Negara yang mengawasi perundingan Renville masih berada di Serangan.Kapten Kartidjo dari Resimen 34 Kediri diperintahkan menyelamatkan mereka.Celakanya, justru ia sendiri dicegat Batalyon Mustafa yang pro Merah , lalu menjadi tawanan pasukan yang dipimpin PKI. Penjagalan sudah berlangsung dimana-mana. Kartidjo sendiri dengan truk dibawa ke arah [[Kresek, Wungu, Madiun|Kresek]] di lereng [[Gunung Wilis]]. Di pagi buta Kapten Kartidjo berdiri dihadapan satu regu tembak. Djo hanya bisa berdoa dan mencari setiap kemungkinan untuk bisa meloloskan diri. Peluru pertama berdentam dan Djo segera merubuhkan diri. Ia tidak tau kena atau tidak, tetapi yang terpikirkannya hanya menerjunkan diri ke lembah sedalam lima meter, dengan gaya seolah-olah telah mati sungguhan. Untung algojo tidak curiga. Tembakan reda, ia menemukan seorang haji yang selamat. Setelaah saling membuka tali pengikat , mereka berpisah. Menyelinap ke hutan jati, lalu ia menuju ke [[Kediri]], jalan kaki dua hari dua malam.<ref>{{Cite book|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1983-1984|last=|first=|date=1984|publisher=Grafiti Pers|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
=== Peristiwa Madiun ===
Djo- demikian nama panggilan akrabnya - memulai karier militernya di [[Pendudukan Jepang di Wilayah Hindia Belanda (1942–1945)|zaman Jepang]]. Selama 40 tahun menjalani masa kemiliterannya, peristiwa yang paling memiliki arti khusus baginya adalah [[Pemberontakan PKI 1948|Peristiwa Madiun]] (1948). Waktu itu, sejumlah anggota Komisi Tiga Negara yang mengawasi perundingan Renville masih berada di Serangan. Kapten Kartidjo dari Resimen 34 Kediri diperintahkan menyelamatkan mereka.Celakanya, justru ia sendiri dicegat Batalyon Mustafa yang pro Merah , lalu menjadi tawanan pasukan yang dipimpin PKI. Penjagalan sudah berlangsung dimana-mana. Kartidjo sendiri dengan truk dibawa ke arah [[Kresek, Wungu, Madiun|Kresek]] di lereng [[Gunung Wilis]]. DiSewaktu pagi buta, Kapten Kartidjo berdiri dihadapan satu regu tembak. Djo hanya bisa berdoa dan mencari setiap kemungkinan untuk bisa meloloskan diri. Peluru pertama berdentam dan DjoIa segera merubuhkan diri. Ia tidak tau kena atau tidak, tetapi yang terpikirkannya hanya menerjunkan diri ke lembah sedalam lima meter, dengan gaya seolah-olah telah mati sungguhan. Untung algojo tidak curiga. Tembakan reda, ia menemukan seorang haji yang selamat. Setelaah saling membuka tali pengikat , mereka berpisah. Menyelinap ke hutan jati, lalu ia menuju ke [[Kediri]], jalan kaki dua hari dua malam.<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|title=APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1983-1984|last=|first=|date=1984|publisher=Grafiti Pers|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==