Kosong (film): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added orphan tag |
|||
Baris 1:
{{Orphan|date=November 2022}}
{{Infobox film
| name = Kosong
Baris 8 ⟶ 10:
| released = 9 September 2020
| country = Indonesia
}}'''''Kosong''''' merupakan sebuah film dokumenter berformat animasi yang disutradarai oleh [[Chonie Prysilia]] dan [[Hizkia Subiyantoro]].<ref name=":1">{{Cite web|date=2020-09-20|title=Tidak Semua Perempuan Yang Menikah Harus Punya Anak: Film Kosong|url=https://www.konde.co/2020/09/apakah-semua-perempuan-menikah-harus.html/|website=Konde.co|language=en-US|access-date=2021-04-24}}</ref> Film ini dirilis kali pertama secara daring pada tanggal 9 September 2020. Film ini melibatkan Tim Hizart Studio. Proses pembuatan hingga perilisan film ini juga didukung oleh [[Cipta Media Ekspresi]] dari Ford Foundation dan Wikimedia.<ref name=":1" /><ref name=":0">{{Cite web|date=2020-11-05|title=kOsOng|url=https://ffd.or.id/film/k0s0ng/?lang=en|website=FFD|access-date=2021-04-24}}</ref>
Film ini terdiri dari lima cerita dari lima perempuan.<ref name=":0" /> Tema utamanya adalah tekanan yang dialami perempuan tanpa keturunan.<ref name=":2">{{Cite web|title=Luang Prabang Film Festival Sets Fully Virtual Selection|url=https://uk.movies.yahoo.com/luang-prabang-film-festival-sets-060539614.html|website=uk.movies.yahoo.com|language=en-GB|access-date=2021-04-24}}</ref> Film ini ditayangkan pada Festival Film Dokumenter 2020 dan [[Festival Film Luang Prabang 2020]] yang diadakan secara daring.<ref name=":0" />
Baris 14 ⟶ 16:
Dalam film ini ditampilkan lima narasumber perempuan. Kelima perempuan tersebut merupakan wakil perempuan dari berbagai latar belakang dan berbagai generasi. Keterkaitan cerita satu sama lain adalah kemiripan masalah yang mereka hadapi karena mereka tidak berketurunan dan ada yang enggan untuk berketurunan apabila suatu saat ia menikah. Mereka semua tinggal di Jawa, di lingkungan yang masih ketat dan kental dengan budaya patriarkinya. Lingkungan sekitar mereka juga suka ikut campur dan mengomentari kehidupan rumah tangga di sekelilingnya.<ref name=":0" />
Dari lima perempuan tersebut, salah seorang telah menikah dengan duda beranak. Ia kemudian tak berketurunan. Ia dianggap kurang sempurna sebagai perempuan. Setelah menua dan tak punya siapa-siapa, maka ia tetap berupaya tegar dan mandiri dengan mencari penghasilan sendiri.
Cerita berikutnya dari pasangan suami istri yang belum juga dikaruniai momongan. Mereka saling menguatkan diri. Ketika mendengar komentar-komentar di sekitarnya yang terasa pedih dan menyayat hati, mereka coba tanggapi dengan santai sambil tersenyum. Komentar itu juga banyak didapat dari sanak saudaranya, sehingga ia enggan untuk berkumpul bersama mereka.
Cerita lainnya dari gadis lajang yang masih muda. Ia berbeda dengan perempuan pada umumnya. Apabila suatu ketika ia menikah maka ia tak ingin segera punya anak. Ia tahu pendapatnya tidak lazim dan mengundang banyak komentar, tapi ia berupa tak memedulikannya.
== Penghargaan ==
|