Sungai Brantas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pra kemerdekaan: Penambahan info Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Pasca kemerdekaan: Perbaikan diksi Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 92:
Antara tahun 1926 hingga 1932, dibangun [[PLTA Siman]] dan [[PLTA Mendalan]] di hulu [[Kali Konto]] untuk membangkitkan listrik.<ref name="sinaro"/> Infrastruktur lain yang juga dibangun pada masa itu meliputi [[Bendung Gunungsari]] dan [[Bozem Morokrembangan]] untuk mengendalikan air yang masuk ke pusat kota Surabaya.<ref name="jica4">{{cite book| last = | first = | title = Development of the Brantas River Basin (part 4)| publisher = [[JICA]]| series = | volume = | edition = | date = 1998| location = Tokyo| pages = 40-41 | language = Inggris| url = https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/11968989_04.pdf}}</ref>
===Pasca
Pada dekade 1950-an, infrastruktur yang telah dibangun di Sungai Brantas mulai menua dan kurang terawat, karena kurangnya dana yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia pada saat itu. Banjir besar yang terjadi pada tahun 1954 dan 1955 juga makin memperburuk kondisi infrastruktur yang telah ada.<ref name="jica4"/>
Baris 102:
Tahap pertama bertujuan untuk mengendalikan banjir, karena jika banjir belum dapat dikendalikan, maka pengembangan yang lain tidak dapat dilakukan. Pengendalian banjir dilakukan dengan membangun sejumlah bendungan untuk menampung kelebihan air, perbaikan alur sungai di bagian tengah Sungai Brantas, dan pembuatan jalur pelepas banjir (''flood way''). Selain itu, disiapkan pula sistem peringatan dini banjir dan jejaring pemantauan hidrologi.
Di bagian hulu, dilakukan pembangunan [[Bendungan Karangkates]], [[Bendungan Selorejo]], dan [[Bendungan Lahor]], sementara di bagian tengah, dilakukan pembangunan kembali [[Terowongan Neyama]], sedangkan di bagian hilir, dilakukan pembangunan [[Bendung Lengkong Baru]], perbaikan [[delta]] Sungai Brantas, dan perbaikan saluran irigasi di delta Sungai Brantas.<ref name="jica10">{{cite book| last = | first = | title = Development of the Brantas River Basin (part 10)| publisher = [[JICA]]| series = | volume = | edition = | date = 1998| location = Tokyo| pages = 182-183 | language = Inggris| url = https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/11968989_10.pdf}}</ref>
Tahap ini bertujuan untuk mengurangi pasir yang mengendap di Sungai Brantas dengan cara ''"push the top and pull the toe"'' (mendorong di hulu dan menarik di hilir). Dengan adanya Bendungan Karangkates dan Bendungan Selorejo, tersedia air yang cukup banyak sepanjang tahun untuk menggelontor pasir yang mengendap di sepanjang Sungai Brantas. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir di bagian hulu, kedua bendungan tersebut juga dapat difungsikan sebagai sumber air irigasi, pembangkit listrik, dan obyek pariwisata. Untuk menambah jumlah air yang terbendung di Bendungan Karangkates, Bendungan Lahor lalu dibangun beserta sebuah terowongan untuk menghubungkan genangan dari kedua bendungan tersebut.<ref name="jica">{{cite book| last = | first = | title = Development of the Brantas River Basin (part 1)| publisher = [[JICA]]| series = | volume = | edition = | date = 1998| location = Tokyo| pages = | language = Inggris| url = https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/11968989_01.pdf}}</ref>
|