Legio Maria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
k fix |
||
Baris 13:
== Sejarah ==
Di awal tahun 1900an ketika Dublin, Irlandia merupakan satu wilayah di Eropa yang mengalami keterpurukan kondisi perekonomian karena banyak pengangguran dan kemiskinan, Serikat Santo Vincentius (SSV), menjadi sebuah organisasi / kelompok tumbuh hadir untuk membantu pemenuhan kebutuhan jasmani.
Duff, sebagai seorang anggota SSV, ia memiliki devosi yang mesra kepada Maria, dalam perjalanannya Duff juga membaca dan terinspirasi dari buku “Bakti Sejati kepada Maria”, karangan St Louis Marie de Montfort.
SSV terus bertumbuh dan mekar, Frank Duff menjadi ketua dan berpusat di Myra House, Dublin. Dalam setiap pertemuan bulanan selalu mengagendakan diskusi dari buku Bakti Sejati. Dalam sebuah pertemuan, anggota menceritakan kunjungan menarik saat ke Rumah Sakit di Dublin. Berawal dari kunjungan tersebut, Frank Duff dan bersama beberapa orang merasakan perlunya lanjutan untuk membahas hal tersebut dan disepakati pertemuan pada 7 September 1921, yang menjadi tonggak sejarah lahirnya Legio Maria.
Jadi Legio Maria didirikan di [[Dublin]], [[Irlandia]], oleh orang awam Katolik, Frank Duff, pada 7 September 1921.<ref>A radio documentary on the history of the Legion can heard on http://www.rte.ie/radio1/bowmansundaymorning/ from Sunday 26 June 2011</ref> Anggota pertamanya adalah Frank Duff, Pastor Micahel Toher dan 13 wanita. Tak seorang pun yang sadar bahwa hari yang mereka tentukan adalah malam menjelang Pesta Kelahiran Bunda Maria, 8 September.
Diyakini bahwa Bunda Maria sendirilah yang hadir mendahului mereka untuk menyambut mereka yang mendaftarkan diri untuk melayani dia. Mereka bukan saja datang untuk membentuk sebuah perkumpulan (organisasi) melainkan untuk menyediakan diri bagi suatu tugas pelayanan, untuk mencintai dan melayani seseorang. Pada awalnya, perkumpulan itu dinamakan Perserikatan Maria Berbelaskasih dan kemudian menjadi LEGIO MARIAE.
Dalam perkembangannya, Legio Maria mulai tersebar di beberapa belahan dunia, 1929 di Skontlandia, Inggris, India, Amerika, Australia, Selandia Baru, Afrika dan Amerika Latin, China, lalu kemudian di negara-negara Eropa daratan.
Pada awal perkembangannya, Legio Maria sempat tersendat-sendat. Namun kemudian Legio Maria dapat berkembang dengan baik. Pada tahun 1931, Paus Pius XI memuji karya kerasulan Legio Maria.
Baris 38:
'''Perluasan Legio Maria di
Di Jawa Barat, Legio Maria mulai masuk pada tahun 1956 menyebar dari Cirebon, tahun 1969 di Yogyakarta dan meluas ke Semarang dan Surakarta.
Teresa Su mendirikan Presidium lebih dahulu di Cirebon karena kereta api yang di tumpangi dari Surabaya menuju Bandung ternyata mogok di Cirebon sehingga Miss Su menginap di Cirebon dan dimanfaatkan untuk memperkenalkan legio Maria. Maka berdirilah presidium Bunda Pembantu Abadi pada bulan Maret 1956 yang menjadi presidium pertama di Jawa Barat.
Baris 46:
Legio Maria di kota Bandung juga dirintis oleh Miss Teresa Su setelah dari Cirebon. Pada waktu itu ia mengadakan ceramah di ruang kelas belakang gereja Katedral. Dalam ceramahnya Miss Su memperkenalkan kerasulan awam yang berama Legio Maria. Ceramah tersebut sebagian besar dihadiri oleh para mahasiswa termasuk Pst. H. Van Haaren yang menjabat sebagai moderator PMKRI. Setelah ceramah dan tanya jawab, Miss Su mengundang para hadirin untuk datang pada pertemuan berikutnya pada tanggal 4 April 1956. Pada pertemuan itu, miss Su membagikan tessera dan meminta pada enam orang yang menghadirinya untuk berlutut, dan doa pembukaan dimulai. Dalam rapat pertama ini langsung ditunjuk perwira-perwiranya dan Pastor Lubbers, OSC sebagai pembimbing rohaninya. Maka pada bulan april 1956 lahirlah Legio Maria yang diberi nama Presidium Santa Pembantu Abadi di Paroki Santo Petrus Katedral.
Presidium presidium ini seakan-akan lahir dalam situasi yang gelap dan serba tidak jelas. Ketidakjelasan tersebut nampak dari pemahaman tentang Legio Maria yang masih kabur kecuali yang dipahami Miss Su sendiri, buku pegangan yang hanya memakai terjemahan tidak utuh dari lembaran berbahasa inggris atau sebagian bahasa belanda. Hampir seluruh pastor yang berkarya di Bandung belum memahami Legio sehingga sangat minim dukungan dari mereka, yang ada hanyalah semangat yang belum tentu akan bertahan.
Sesuai dengan buku pegangan bahwa apabila di suatu daerah ada 2 atau lebih presidium maka hendaknya didirikan sebuah Kuria, maka tahun Oktober 1956 dibentuklah Kuria pertama di Paroki Salib Suci Bandung yang langsung dibawah Konsilium Dublin.
Perkembangan yang menggembirakan ini selain kerja keras dan doa yang tekun juga tidak terlepas dari peran beberapa tokoh diantaranya Pst. Kooyman, OSC dan Mgr. Arntz. Pastor Kooyman yang menjadi pembimbing rohani di presidium-presidium Paroki Salib Suci, Kamuning, menekankan betapa besar peranan pembimbing rohani dalam Legio Maria, sekaligus selalu menunjukkan tugas yang bermutu yang dapat dilakukan Legio Maria sehingga presidium mengalami perkembangan yang
Melihat perkembangan presidium dalam Kuria
'''Perluasan Legio Maria di Jakarta'''
Baris 125:
'''Perluasan Legio Maria di Bogor'''
Keberadaan Legio Maria di Keuskupan Bogor dirintis oleh seorang ''envoy'' (utusan) dari dewan Konsilium Morning Star Dublin, yang bernama Miss Joaquina Lucas. Hasilnya, pada tanggal 2 Februari 1963 berdiri presidium pertama di Paroki Katedral Bogor dengan nama Perawan Tersuci.
Besarnya minat umat Katolik terhadap Legio Maria, telah mendorong Pres. Perawan Tersuci untuk mengutus beberapa anggotanya menghadap Pater W. Kohler, OFM (Pastor Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari Bogor saat itu) dan meminta izin untuk mendirikan sebuah presidium di Paroki Sukasari. Setelah mendapat izin, Sdri. Maria Agnes Jannie Tjiam (Ibu Mattheus) segera mendirikan dan menjadi ketua pertama Pres. Ratu Yang Diangkat ke Surga Sukasari,
Tiga presidium pertama di Keuskupan Bogor, yakni Perawan Tersuci Katedral, Perawan Setia Katedral, dan Ratu Yang Diangkat ke Surga Sukasari menjadi kekuatan awal berdirinya dewan Kuria Bintang Timur Bogor. Kuria ini diresmikan oleh dewan Komisium Bunda Rahmat Ilahi Bandung pada tanggal 27 November 1963, dengan Sdr. Suluh Prayogo sebagai ketua Kuria dan Sdri. Sherly Simatupang sebagai sekretaris. Pada tahun 1966 Sdr. Suluh Prayoga mengundurkan diri, sehingga jabatan ketua kuria digantikan oleh Sdr. Bram Usmanij.
Pada tahun 1964, berdiri presidium keempat di Paroki Katedral Bogor, yakni Pres. Perawan Yang Amat Bijaksana, dengan ketua Sdr. Eddi Putera.
Dalam perkembangan selanjutnya, berdirilah Presidium Junior Perawan Yang Setia di Bondongan, Sukasari Bogor, pada 11 Maret 1973.
Aktivitas Legio Maria Bogor di era tahun 1963-1980 antara lain : melakukan kunjungan ke rumah-rumah, rumah sakit, rumah sakit jiwa dan penjara, serta menjual lilin pada malam Paskah.
Setiap kali para imam mendapat informasi mengenai umat yang sakit, atau bermasalah, mereka langsung meminta legioner untuk mengunjungi umat yang bermasalah tersebut.
Selain melakukan kunjungan, legio juga diminta untuk mengasuh ME (Marriage Encounter) supaya mereka bisa berkembang dengan baik.
|