Skadron Udara 14: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
Baris 47:
Tahun 1950 - 1960 Lanud Maospati, tidak banyak mengalami perubahan. Lanud ini memiliki kondisi yang sama ketika ditinggalkan oleh Jepang pada tahun 1945. Operasi penerbangan hanya dilakukan oleh pesawat lain yang singgah disana. Kondisi landasan juga buruk dan tidak terawat. Ukuran landasan masih sama seperti saat dibangun pertama kali oleh Belanda. Mulai September 1957, AURI mengadakan program pembuatan landasan baru yang terkait dengan persiapan [[Operasi Trikora]]. Dimana AURI akan menempatkan pesawat [[Tu-16 Badger|Tu-16]], [[Tu-16 Badger|Tu-16 KS]] dan [[MiG-21]] di pangkalan ini. Pembangunan dilaksanakan oleh ''John Building Company'' (JBC), sebuah perusahaan nasional yang berpusat di Jakarta. Pekerjaannya mengalami banyak kendala sehingga proses pembangunannya dibekukan oleh AURI. Selanjutnya pekerjaan dilakukan sendiri oleh AURI bekerjasama dengan kontraktor lokal di Madiun dan selesai pada tahun 1960.{{Sfn|Sutisna|2002|p=9}}
 
Pembangunan yang berhasil dilakukan adalah perpanjangan landasan menjadi 2.350 X 60 meter, dimanadi mana di kedua ujung landasan terbuat dari beton dengan ukuran 60 X 60 meter. Pembangunan yang lainnya adalah ''taxiway'' berukuran 3.300 X 23 meter dan pembangunan ''platform'' berukuran 200 X 100 meter. Dalam pembangunan ini juga dibangun saluran air sepanjang 12 Km.{{Sfn|Sutisna|2002|p=9}}
 
Peristiwa yang terkait dengan pembentukan skadron ini adalah [[Operasi Trikora]]. Dalam operasi ini Indonesia berusaha merebut lagi [[Irian Barat]] dari tangan penjajah Belanda. Hal ini didasarkan bahwa Irian Barat termasuk jajahan Belanda dan sejak kemerdekaan RI diproklamirkan, maka semua jajahan Belanda harus diserahkan ke Indonesia, tidak terkecuali Irian Barat. Namun pihak Belanda tidak mengindahkannya, malahan menyatakan daerah itu sebagai bagian wilayah Belanda. Hal ini membuat Presiden RI [[Soekarno]] mencanangkan Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat setelah pelbagai upaya diplomasi melalui [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] dan [[Gerakan Non-Blok]] menemui hasil buntu.{{Sfn|Sutisna|2002|p=15}}