Kesehatan Jiwa di Afrika Tenggara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan diksi
Beatrixliezy (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan.
 
Baris 13:
Beberapa penyakit jiwa sering dikaitkan dengan adanya ketidakseimbangan zat kimia di otak yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini membantu sel-[[sel saraf]] di otak untuk mengirim sinyal atau pesan dari sel saraf ke sel target. Jika zat kimia tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, akan mengakibatkan sinyal atau pesan tidak terkirim dengan baik, yang dapat menyebabkan gejala penyakit jiwa. Selain itu, cacat pada otak atau ''Traumatic Brain Injury'' (TBI) juga dikaitkan dengan beberapa kondisi jiwa.
 
Penyakit jiwa juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain, di antaranya stresor psikososial dan sosial ekonomi,<ref>{{Cite journal|last=Monteiro|first=Nicole M.|title=Addresing Mental Illness in Africa: Global Health Challenges and Local Opportunities|url=https://core.ac.uk/download/pdf/41169331.pdf|journal=Community Psychology in Global Perspective|volume=1|issue=2|pages=78-95}}</ref> seperti kerusuhan politik, kekerasan, kemiskinan, migrasi, konflik keluarga dan segala jenis kecanduan. Faktor tersebut kemungkinan berpengaruh terhadap tingginya jumlah penyakit jiwa di Afrika Tenggara. Perawatan yang memadai kemungkinan tidak tersedia, selama stigma di masyarakat terhadap penderita penyakit jiwa masih kuat. Pembalikan stigma ini disebabkan kurangnya sumber daya pendidikan seperti adanya fasilitas laboratorium.<ref name=":0" /> Di Afrika Tenggara, banyak orang mengidap [[gangguan stres pascatrauma]] yang berkaitan dengan [[genosida]], perang saudara, bentrokan suku, pengungsian, dan kemiskinan.<ref>{{Cite journal|last=Njenga|first=Frank G|last2=Nguithi|first2=Anna N|last3=Kang'ethe|first3=Rachel N|date=2006|title=War and mental disorders in Africa|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1472262/|journal=World Psychiatry|volume=5|issue=1|pages=38–39|issn=1723-8617|pmc=1472262|pmid=16757994}}</ref> Di [[Rwanda]] dan Uganda, gangguan stres pasca-trauma mempengaruhi sejumlah besar penduduk, karena konflik baru-baru ini seperti genosida, dan [[Kejahatan kemanusiaan|kejahatan terhadap kemanusiaan]].<ref>{{Cite journal|last=Pham|first=Phuong N.|last2=Weinstein|first2=Harvey M.|last3=Longman|first3=Timothy|date=2004-08-04|title=Trauma and PTSD Symptoms in RwandaImplications for Attitudes Toward Justice and Reconciliation|url=https://doi.org/10.1001/jama.292.5.602|journal=JAMA|volume=292|issue=5|pages=602–612|doi=10.1001/jama.292.5.602|issn=0098-7484}}</ref>
 
== Referensi ==