Saudagar Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dasimarajo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
Berkembangnya kultur dagang dalam masyarakat Minang, disebabkan adanya harta pusaka tinggi yang menjamin kepemilikan tanah dan keberlangsungannya bagi setiap kaum di Minangkabau. Dengan kepemilikan tanah tersebut, posisi masyarakat Minang tidak hanya sebagai pihak penggarap saja, melainkan juga menjadi pedagang langsung yang menjual hasil-hasilnya ke pasaran.{{citation needed}}
 
Selain itu, kultur merantau yang menanamkan budaya mandiri, menjadikan profesi berdagang sebagai pekerjaan pemula untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya menjadi pedagang kaki lima sering menjadi pekerjaan awal bagi banyak perantau Minang. {{citation needed}}Ekonomi Sumbar yang kecil dan hanya peringkat ke 13 di Indonesia membuat orang Minang merantau berbisnis mengandalkan ekonomi daerah lain.<ref>https://www.bps.go.id/indicator/52/286/1/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-.html</ref>
 
<!--Beberapa kalimat pada bagian ini banyak yang tidak tepat dan tidak relevan. Nadanya cukup tendensius
== Jaringan dan tantangan ==
Jaringan dan silaturahmi antarpedagang Minangkabau, terbangun antara lain melalui pertemuan yang dikenal dengan sebutan ''Silaturahmi Saudagar Minang'' (SSM); yang pertama kali diadakan di Padang pada tahun 2007 dan dihadiri tak kurang dari 700 pengusaha Minang dari seluruh dunia.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/73803/700-pengusaha-padang-se-dunia-bertemu-saat-lebaran "700 Pengusaha Padang se-Dunia Bertemu Saat Lebaran"] ANTARA News, 14 Agustus 2007.</ref> Tidak seperti para pendahulunya, seperti Rahman Tamin, Sidi Tando, Hasyim Ning, Djohan & Djohor, Soetan Sjahsam, dan lainnya, yang merupakan pengusaha-pengusaha Indonesia terkemuka pada masanya,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA51&lpg=PA51&dq=rahman+tamin+sidi+tando+hasyim+ning+djohan+djohor+soetan+sjahsam&source=bl&ots=sWGCsWu9qG&sig=ruwPQjihCVVoOWC5UQJqYVzfAoE&hl=en&sa=X&ved=0CCUQ6AEwAWoVChMI0POX8P2VxwIVTo-OCh2HHgVf#v=onepage&q&f=false Indonesia: The Rise of Capital] Richard Robison, ''Equinox Publishing'', 2009, ISBN 978-979-3780-65-8.</ref> pencapaian pengusaha Minangkabau dewasa ini jauh menurun.<ref>http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall</ref><ref>{{Cite web |url=http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-7/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-07-31 |archive-date=2015-07-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150727043109/http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-7/ |dead-url=yes }}</ref> Dari [[Daftar politikus terkaya di Indonesia]] terlihat sangat jarang yang orang Minang. Demikian pula, potensi kerjasama pengusaha di rantau terhadap pembangunan di Provinsi Sumatra Barat masih belum memperlihatkan hasil yang signifikan,<ref>{{cite book
Baris 34 ⟶ 35:
}}</ref> mengingat pada tahun 2017 berdasarkan [[Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2017|Indeks Pembangunan Manusia]] Sumatra Barat berada peringkat ke-9 di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |title=Salinan arsip |access-date=2015-07-31 |archive-date=2015-08-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150801023823/http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |dead-url=yes }}</ref> Tantangannya adalah
dari [[daftar provinsi Indonesia berdasarkan PDRB]], ekonomi Sumbar hanya peringkat 13 dan simpanan bank di Sumbar tidak masuk 10 terbesar sehingga pedagang Minangkabau harus merantau hidup dari ekonomi provinsi lain.<ref>https://www.bps.go.id/indicator/52/286/1/-seri-2010-produk-domestik-regional-bruto-.html</ref><ref>https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/13/dana-pihak-ketiga-paling-besar-dari-jakarta-pada-juli-2021</ref>Dari [[Peringkat universitas dunia Webometrics]], universitas di Sumbar hanya 2 yang termasuk 100 universitas terbaik Indonesia di peringkat 12 dan 42 sehingga pelajar Minangkabau harus belajar di universitas lain yang menyedot ekonomi pedagang Minangkabau.<ref>https://www.webometrics.info/en/asia/indonesia%20</ref> Dari [[Daftar provinsi Indonesia menurut simpanan perbankan]] ternyata simpanan bank di Sumbar hanya peringkat 17 membuktikan uang orang Minang di perantauan hanya sedikit yang mengalir ke daerah aslinya karena keuntungannya untuk biaya operasional di daerah perantauan.<ref>https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/sekda/default.aspx</ref>
-->
 
== Jenis usaha ==