Operasi Madago Raya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 19:
* {{flagdeco|Islamic State of Iraq and the Levant|20px}} [[ISIS]]
* {{flagdeco|Islamic State of Iraq and the Levant|20px}} [[Abu Sayyaf]]<ref>{{Cite news|date=2016-10-26|title=Ancaman kelompok pro-ISIS Filipina terhadap Indonesia|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-37761540|work=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-03-27}}</ref>
* {{flagicon image|Flag of Turkistan Islamic Party.svg|20px}} [[Partai Islam Turkistan]]<ref>{{Cite
* [[Jemaah Islamiyah]]
* [[Jamaah Ansharut Tauhid]]
Baris 44:
|1={{flagicon|Indonesia}} [[Gatot Nurmantyo]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Agus Sasmita]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Badrodin Haiti]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Tito Karnavian]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Idham Azis]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Hadi Tjahjanto]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Syafril Nursal]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Abdul Rakhman Baso]]<br>{{flagicon|Indonesia}} [[Syaiful Anwar]]{{KIA}}
}}
|commander2 = '''Sekarang'''<br>{{flagicon image|Flag of Eastern Indonesian Mujahideen (Mujahidin Indonesia Timur).svg|size=20px}} [[Ali Kalora]]{{KIA}}{{efn|[[Ali Kalora]] menjadi pemimpin [[Mujahidin Indonesia Timur]] menggantikan [[Santoso (teroris)|Santoso]].<ref name=CNN>{{
|framestyle=border:none; padding:0; <!--di atas-->
|title=Sebelumnya:
Baris 50:
}}
|strength1 = ± 3.000 personel
|strength2 = 40-an<br/>18<ref name=anggotajuli>{{cite web|url=http://kriminalitas.com/mabes-polri-masih-ada-18-orang-anggota-santoso-yang-berkeliaran/|title=Mabes Polri: Masih Ada 18 Orang Anggota Santoso|website=Kriminalitas.com|access-date=2015-07-23}}</ref> <small>(Juli 2016)</small><br/>14<ref name=anggotaagustus>{{
|casualties1 = 2 orang polisi tewas<ref name=wahyudi/><br/>15 orang TNI tewas<ref name="Dikebumikan"/><br/>1 helikopter jatuh
|casualties2 = 36 orang ditangkap, menyerahkan diri, maupun tewas<ref name=DPO/>
Baris 58:
Operasi ini dimulai pada tanggal 10 Januari 2016<ref name="Tinjau">{{cite web|url=http://www.voaindonesia.com/a/kapolri-tinjau-perkembangan-pelaksanaan-operasi-tinombala-2016-di-poso-sulawesi-tengah/3287085.html|title=Kapolri Tinjau Operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah|website=[[VOA|VOA Indonesia]]|access-date=15 April 2016}}</ref> dan merupakan kelanjutan dari [[Operasi Camar Maleo|Operasi Camar Maleo IV]].<ref name="terjepit">{{cite web|last=Litha|first=Yoanes|date=2016-02-11|title=TNI Polri: Kelompok Santoso dalam Posisi Terjepit Akibat Operasi Tinombala 2016|url=http://www.voaindonesia.com/a/tni-polri-kelompok-santoso-dalam-posisi-terjepit-akibat-operasi-tinombala-2016/3186380.html|website=[[VOA Indonesia]]|access-date=11 Februari 2016}}</ref> Operasi ini melibatkan sekitar 2.000 personel.<ref name="beritasatu">{{cite web|url=http://www.beritasatu.com/nasional/364179-operasi-tinombala-tnipolri-kepung-santoso-dari-segala-arah.html|title=Operasi Tinombala, TNI-Polri Kepung Santoso dari Segala Arah|website=[[BeritaSatu]]|access-date=10 Mei 2016}}</ref> Operasi Tinombala pada awalnya dijadwalkan selesai pada tanggal 9 Maret 2016, tetapi operasi ini kemudian diperpanjang selama enam bulan.<ref name="6Bulan">{{cite web|url=http://www.voaindonesia.com/a/operasi-tinombala-2016-diperpanjang-6-bulan/3228757.html|title=Operasi Tinombala 2016 Diperpanjang 6 Bulan|website=[[VOA|VOA Indonesia]]|access-date=10 Maret 2016}}</ref>
Menurut TNI dan Polri, Operasi Madago Raya berhasil membatasi ruang gerak kelompok Santoso dan membuat mereka berada dalam kondisi "terjepit dan kelaparan".<ref name="terjepit" /> Pada tanggal 18 Juli 2016, [[Santoso (teroris)|Santoso]] alias Abu Wardah tewas ditembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala setelah terjadinya baku tembak di wilayah desa [[Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso|Tambarana]].<ref name="Penyergapan">{{
== Operasi ==
Baris 68:
Pada [[20 Maret]] [[2016]], Helikopter [[Bell 412]] milik [[TNI-AD]] yang sedang dalam perjalanan menuju [[Kota Poso]] dari [[Watutau, Lore Peore, Poso|Watutau]], tersambar petir di Kelurahan [[Kasiguncu, Poso Pesisir, Poso]]. Kecelakaan ini menewaskan [[Komando resort militer 132|Danrem 132/Tadulako]] [[Syaiful Anwar|Kolonel Inf. Syaiful Anwar]] bersama 12 penumpang dan awak lainnya yang naik di Helikopter ini.<ref name="Padang Media">{{cite web|url=https://padangmedia.com/helikopter-jatuh-perwira-asal-ranah-minang-itu-gugur-dalam-tugas/|title=Helikopter Jatuh, Perwira Asal Ranah Minang Itu Gugur Dalam Tugas|website=Padang Media|access-date=25 Maret 2016}}</ref><ref name="Danrem 132">{{cite web|url=http://www.newshanter.com/?p=17293/|title=''In Memoriam'' Kolonel Inf. Syaiful Anwar, Calon Jenderal Kebanggaan Orang Kampung|website=News Hanter|access-date=25 Maret 2016}}</ref>
Kepala Pusat Penerangan TNI saat itu, [[Tatang Sulaiman|Mayjen. TNI Tatang Sulaiman]] menyatakan bahwa saat helikopter itu jatuh, cuaca dalam kondisi hujan. Keberadaan mereka di Poso untuk melaksanakan operasi bantuan kepada Polri yang sedang memberantas kelompok teroris Santoso.<ref name="Bangga">{{
Atas perintah langsung dari [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Joko Widodo]] kepada Panglima TNI, [[Gatot Nurmantyo|Jenderal TNI Gatot Nurmantyo]], seluruh korban dikebumikan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata]] (TMPN), [[Jakarta Selatan]]. Upacara militer dilakukan untuk mengiringi prajurit yang gugur saat operasi Tinombala. Dalam upacara tersebut, belasan prajurit TNI dan Polri membentuk barisan penembak salvo. Upacara pemakaman secara militer dilaksanakan sekitar pukul 12.00 [[WIB]]. Upacara pemakaman dipimpin oleh [[Muhammad Herindra|Mayjen. TNI Muhammad Herindra]] untuk yang beragama Islam, dan [[Benny Susianto|Brigjen. TNI Benny Susianto]] untuk prajurit yang beragama Kristen.<ref name="Dikebumikan">{{
Selain itu, TNI memberikan santunan kepada keluarga korban dan biaya pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi kepada anak-anak prajurit TNI yang gugur di Poso, termasuk kepada keluarga Kolonel Syaiful Anwar, yang pada akhirnya pangkatnya dinaikkan menjadi [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).<ref name="KPLB">{{
=== Kematian Santoso ===
Baris 82:
{{cquote|"Saya selaku kepala operasi menyatakan bahwa hasil kontak tembak, salah satu (korban tewas) adalah DPO yang selama ini dicari, yaitu gembong teroris Santoso dan Mukhtar yang masuk dalam daftar pencarian orang."
[[Komisaris Besar Polisi|Kombes (Pol.)]] [[Leo Bona Lubis]], [[Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah|Wakapolda Sulawesi Tengah]]<ref name=santosotewas/>}}
Penyerbuan terhadap kelompok Santoso dilakukan sekitar pukul 16.00 WITA oleh anggota satgas bersandi [[Batalyon Infanteri 515#Satgas Tinombala – Tim Alfa 29 Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha|Alfa-29]] yang terdiri atas sembilan orang prajurit [[Batalyon Infanteri 515|Yonif Raider 515/Kostrad]]. Saat melaksanakan patroli di pegunungan Desa Tambarana, mereka menemukan sebuah gubuk dan melihat beberapa orang tidak dikenal sedang mengambil sayur dan ubi untuk menutup jejak.<ref name=alfa29>{{
Mereka juga menemukan jejak di sungai dan terlihat tiga orang di sebelah sungai namun langsung menghilang. Tim satgas ini kemudian berupaya mendekati orang-orang tak dikenal itu dengan senyap. Setelah berada dalam jarak sekitar 30 meter, mereka kemudian terlibat kontak senjata sekitar 30 menit. Setelah dilakukan penyisiran seusai baku tembak, ditemukan dua jenazah dan sepucuk senjata api laras panjang. Sedangkan tiga orang lainnya berhasil kabur.<ref name=kronologi>{{cite web|url=http://news.rakyatku.com/read/13628/2016/07/20/santoso-tewas-tertembak-begini-kronologinya|title=Santoso Tewas Tertembak, Begini Kronologinya|website=Rakyatku|access-date=2016-07-20|archive-date=2016-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20160722132545/http://news.rakyatku.com/read/13628/2016/07/20/santoso-tewas-tertembak-begini-kronologinya|dead-url=yes}}</ref>
Baris 97:
Pada 19 September 2016, Satgas Operasi Tinombala Charlie 16, sedang berpatroli di wilayah [[perkebunan]] Tombua dan tiba-tiba bertemu dengan [[Sobron]], salah satu DPO. Sobron kemudian terpojok dan mengambil [[granat]] dari sakunya dan berteriak, "[[Allahu Akbar]]!" setelah dia diminta untuk menyerah. Belum sempat melempar granat tersebut, Satgas kemudian menembaknya di kepala karena dia tidak mau menyerah. Di tubuhnya ditemukan empat granat dan dua ''machete''.<ref name=DPO>{{cite web|url=http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesian-militant-suspected-to-be-from-isis-linked-terror-group-in-poso-killed|title=Indonesian Militant Suspected to be from ISIS Linked Terror Group in Poso Killed|website=[[The Straits Times]]|access-date=30 September 2016}}</ref>
Pada tanggal 10 November 2016, [[Yono Sayur]] ditembak mati oleh pasukan gabungan setelah sebelumnya mencoba melarikan diri.<ref name=METRO1>{{
=== Pergantian nama menjadi Operasi Madago Raya ===
Baris 288:
* {{flag|Indonesia}} - Pengamat kepolisian Karel Susetyo menilai ada urgensi untuk memperpanjang masa Operasi Tinombala. Menurut Karel, Presiden Jokowi harus mengevaluasi terlebih dahulu apa yang telah dilakukan oleh Polri dalam operasi tersebut. Karena hanya dengan luas hutan seluas 830 hektar, tapi Polri kesulitan menangkap sisa kelompok Santoso yang tergabung dalam kelompok kecil.<ref name=pakar>{{cite web|url=http://nasional.harianterbit.com/nasional/2016/05/10/61462/0/25/Operasi-Tinombala-Proyek-Gagal-Kepolisian|title=Operasi Tinombala Proyek Gagal Kepolisian|website=Harian Terbit|access-date=1 Oktober 2016|archive-date=2016-10-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20161003084403/http://nasional.harianterbit.com/nasional/2016/05/10/61462/0/25/Operasi-Tinombala-Proyek-Gagal-Kepolisian|dead-url=yes}}</ref>
* {{flag|Indonesia}} - Direktur [[wikisource:id:Celebes Intitute|Celebes Intitute]] Adriani Badrah menilai, Operasi Tinombala sudah tidak efektif lagi. Alasannya, pola operasi cenderung represif sehingga dia mengusulkan untuk diubah ke pola yang lebih persuasif untuk mengurangi lebih banyak korban dan pertumpahan darah.<ref name=pakar/>
* {{flag|Indonesia}} - Pengamat terorisme dari [[wikisource:id:The Community Of Ideological Islamic Analyst|The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA)]], Harits Abu Ulya, menyampaikan lima analisis terhadap kematian Santoso. Pertama, eksistensi perlawanan kelompok teroris MIT akan menurun drastis karena Santoso adalah simbol sekaligus simpul perlawanan di belantara hutan Poso selama ini. Kedua, di Indonesia ada tiga tempat seksi untuk gerilya yaitu Sulawesi, Aceh dan Papua. Ketika sosok Santoso tidak ada lagi maka perlawanan teroris di Sulawesi akan memudar, dan peluang terciptanya kedamaian di Poso pun terbuka. Ketiga, tidak ada lagi 'Santoso-Santoso' baru yang muncul karena pilihan pribadi dengan latar belakang dendam atau kreasi dari kelompok tertentu karena visi politiknya ke depan. Keempat, Operasi Tinombala harus segera dihentikan karena target utamanya di Poso telah didapatkan. Terakhir, meninggalnya Santoso menjadi pelajaran bagi [[Pemerintah Indonesia]] agar menggunakan pendekatan ''disengagement of violence'' atau menjauhkan seseorang dari aksi-aksi kekerasan dan meninggalkan metode ''enforcement'' atau penindakan.<ref name=harits>{{
=== ISIS ===
|