Kerajaan Patipi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 76:
== Sejarah ==
 
Awalnya beberapa tokoh Patipi pergi ke Tidore untuk "membeli agama", bisa dibilang kegiatan ini untuk mendapatkan legitimasi karena wilayah Patipi merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Rumbati. Sultan Tidore menantang para tokoh tersebut untuk menebang pohon sukun besar di dekat istana. Lalu tantangan ini dijawab oleh seorang bernama Tada Banenkin. Atas keberhasilan itu mereka diajarkan agama islamIslam selama beberapa minggu, kemudian mereka mendapatkan gelar-gelar. Untuk mendapatkan gelar tersebut mereka harus memberi upeti kepada kesultanan Tidore. Setelah itu para tokoh ini singgah di Pulau Was untuk menentukan pembagian gelar. Setelah itu mereka masih harus menentukan figur yang dianggap mahir berkomunikasi dengan dunia luar dalam konteks perdagangan. Gelar raja kemudian dibawa ''redi muda'' Tada Mbanekin Patiran (dalam sumber lain disebutkan Hrihtagmo yang merupakan panglima perang) ke Kampung Mawar karena perahu kajang yang digunakan berasal dari sana. Melalui pertanda asap mereka menemukan figur Raja Teluk Patipi dari Kampung Patipi Pulau marga Karanggusi. Tetapi terjadi perebutan dan konflik atas penetapan ini hingga akhirnya setelah terjadi kekosongan gelar raja diperoleh marga Iba dari Kampung Patipi Pasir.
 
Pengangkatan Abdulrachim sebagai raja Patipi oleh residen Ternate pada tanggal 15 Juni 1896, didasarkan pula atas nasihat dari Mohamad Tahir Alting Pangeran Tidore dan Raja Misool Abduhamijij. Walaupun terjadi perdebatan yang menegangkan melalui ingatan masyarakat teluk Patipi bagian dalam (Kampung Degen, Offie, Adora, Us, Puar), antara garis keluarga Kranggusi, dengan pihak ''Redi Muda'' Kamandimur (Kampung Degen) dan ''Redi Muda'' Mbanekin serta pimpinan kampung dalam (Kampung Puar, Adora, Tetar). Disebutkan bahwa ''Redi Muda'' Kamandimur lah yang berhak menentukan raja, apabila menolak akan terjadi peperangan ''hongi'', sehingga pihak Kranggusi/Koman mengalah.