Masjid Jami Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah informasi
k Perbaikan kalimat
Baris 27:
}}
'''Masjid Jami' Banjarmasin''' atau dikenal juga sebagai '''Masjid Jami' Sungai Jingah''' adalah sebuah masjid bersejarah di [[kota Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]].
Mesjid berarsitektur Banjar dan kolonial (''indish'') yang dibuat dengan bahan dasar kayu [[ulin]] ini dibangun pada tahun [[1777]].<ref name="RB"/> Walaupun termasukberada di lingkungandaerah Kelurahan Antasan Kecil Timur, masjid yang seluruh konstruksi bangunan didominasi kayu besi alias kayu ulin ini lebih identik dikenal Masjid Jami Sungai Jingah.<ref name="RB">[http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/50/4183 Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin]. ''Radar Banjarmasin''. Diakses 11 Agustus 2010</ref> Lokasi awal pembangunan masjid ialah di tepi [[Sungai Martapura]], setelahNamun, masjid ini dipindahkan ke lokasi sekarang yang berada di Jalan Masjid Jami kelurahan [[Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Antasan Kecil Timur]],<ref>[http://www.indosiar.com/video-ramadan/81733/masjid-jami-banjarmasin---kalimantan-selatan Video Ramadhan: Sejarah Masjid Indosiar - Masjid Jami' Banjarmasin]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> [[Kota Banjarmasin]] pada tahun [[1934]].<ref>[http://wisatasejarah.wordpress.com/2009/09/11/masjid-jami-kota-bajarmasin/ Wisata Sejarah - Masjid Jami' Kota Banjarmasin]</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Moskee te Bandjermasin.png|jmpl|240x240px|Masjid Jami Banjarmasin sekitar tahun 1870, yang masih berada di tepi Sungai Martapura.]]
Pada masa sebelumSebelum masjid ini terbangundibangun, masyarakat Banjar kesulitan beribadah karena tidak ada masjid yang cukup besar untuk menampung orang banyak. Pemerintah kolonial [[Belanda]] yang kehadirannya tidak disukai oleh masyarakat Banjar berusaha menggunakan kesempatan itu untuk mengambil hati orang Banjar. Mereka berniat menyumbangkan uang hasil pajak untuk pembangunan masjid., Kebetulan saat itudimana pendapatan pajak pemerintahptersebut Belandaberasal dari hasil memeras rakyat [[Kalimantan]] sedang berlimpah, terutama dari hasil hutan seperti karet dan damar. Namun masyarakat Banjar menolak mentah-mentah tawaran itu. Bagi orang Banjar yang beragama Islam adalah haram hukumnya menerima pemberian dari penjajah Belanda, apalagi untuk pembangunan masjid. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mereka secara swadaya dan bergotonggotong-royong membangun tempat ibadah tersebut. Tua-muda, laki-laki dan perempuan secara bahu-membahu mengumpulkan dana. Ada yang menyumbangkan tanah, perhiasan emas atau hasil pertanian, sehingga tidak lama kemudian di atas tanah seluas 2 hektare berdirilah sebuah masjid yang indah dan megah sebagai tempat beribadah dan kegiatan sosial lainnya hingga sekarang.<ref>[http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13385 Mesjid Jami Sei Jingah Bernilai Historis nan Heroik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305032846/http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=13385 |date=2016-03-05 }}. www.wikimu.com. Diakses 8 April 2010</ref>
 
== Lain-lain ==