Joseph Batista Sitanala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Angel Keleyan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Nama Maluku|[[Suku Ambon|Ambon ]]|Sitanala}}
'''Jacob''' '''Bernadus''' '''Sitanala''' ({{lahirmati|[[Kaiely, Teluk Kaiely, Buru]]|18|09|1889|[[Ambon]]|30|08|1958}}) merupakan dokter medis asal Indonesia kelahiran [[Kaiely, Teluk Kaiely, Buru|Negeri Kaiely]]. Kayeli adalah negeri yang terletak di pantai selatan Pulau Buru, pada 18 September 1889 ini mendapat gelar Indische Arts (dokter Hindia). Ia melanjutkan pendidikannya di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Kwitang dari 18 Januari 1904 hingga 30 Juli 1912.<ref>{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|title=Jacub Sitanala, Aktivis Pergerakan Nasional yang Pakar Kusta|url=https://tirto.id/jacub-sitanala-aktivis-pergerakan-nasional-yang-pakar-kusta-gmHU|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-08-25}}</ref> Tercatat berhasil menamatkan ijazah sebagai dokter medis pada tahun 1912. Dia memiliki dedikasi tinggi dalam dunia medis sebagai pelopor pemberantasan [[Penyakit Hansen|penyakit kusta]] selama Pemerintahan Hindia Belanda berlangsung. Dia memulai awal kariernya pada tahun 1920.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Jakarta : culture & heritage = budaya & warisan sejarah|url=https://www.worldcat.org/oclc/70850252|publisher=Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman|date=2005|location=[Jakarta]|isbn=9798682491|oclc=70850252|last=Yayasan Untuk Indonesia.|last2=Jakarta Raya (Indonesia). Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.}}</ref> Dia mendapat tugas terhormat untuk melanjutkan studi di [[Amerika]] oleh Pemerintah Hindia Belanda yang merupakan hal langka bagi orang pribumi di masa itu. Tak berhenti di situ saja, J.B. Sitanala melanjutkan penelitian khusus tentang penyakit kusta hingga ke Benua [[Eropa]], seperti [[Belanda]] ,[[Hamburg]] (1922-1923),[[Universitas Berlin]] (1924-1925) dan negara Eropa lainnya. Selama melanjutkan pendidikan di [[Eropa]], J.B. Sitanala banyak mendapatkan ilmu penting tentang penyakit kusta yang sangat ditakuti oleh penduduk dunia pada masa itu karena penularannya yang cepat dan sering menyerang korban di negara beriklim tropis.